Negeri kita Indonesia sangat kaya akan budaya serta adat istiadat yang berasal dari berbagai daerah. Keberagaman ini menjadi nilai plus Indonesia di mata dunia karena dapat menarik perhatian turis mancanegara berkunjung ke sini. Salah satu daerah yang terkenal karena sarat akan budayanya adalah Kabupaten Tana Toraja di Sulawesi Selatan.
Suku Toraja memiliki tradisi pemakaman unik yang telah dilakukan turun temurun; menyemayamkan jenazah di bukit-bukit, setelah sebelumnya diawetkan terlebih dahulu. Tak hanya itu, mereka juga punya satu ritual yang dilakukan setiap 3 tahun sekali, yaitu membersihkan dan menggantikan pakaian jenazah nenek moyang yang telah meninggal puluhan bahkan ratusan tahun silam! Kelihatannya sih horor, tapi ritual yang disebut Ma’nene ini sudah jadi semacam kebiasaan di sana. Seperti apa sih wujudnya?
ADVERTISEMENTS
1. Kuburan khas suku Toraja yang berisi ratusan jenazah dibuka kembali setiap ritual Ma’nene dilakukan. Walau sudah puluhan tahun dikubur, tapi mayat-mayat itu nggak rusak karena sebelumnya sudah diawetkan
ADVERTISEMENTS
2. Sebelum peti dibuka, ritual ini dibuka dulu oleh orang yang dituakan di suku tersebut, mirip imam di Islam dan pendeta di Kristen atau Katolik gitu
ADVERTISEMENTS
3. Selanjutnya proses Ma’nene dimulai, yaitu dengan membersihkan jenazah nenek moyang itu menggunakan kuas. Proses ini dilakukan oleh pihak keluarga
ADVERTISEMENTS
4. Setelah itu jenazah dipakaikan baju baru dan dijemur selama beberapa menit agar kering dan awet
Pakaian yang dipasangkan adalah pakaian kebanggaan atau kesayangan si jenazah semasa hidup. Misalnya dulu berprofesi sebagai polisi, ya yang dipakai seragam polisi.
ADVERTISEMENTS
5. Ritual ini sudah jadi agenda 3 tahunan. Tujuannya agar para anggota keluarga yang merantau bisa datang dan menjenguk orangtua atau moyang-moyang mereka. Dengan kata lain untuk mempererat tali silaturahmi
ADVERTISEMENTS
6. Ada suatu kisah yang dipercaya orang-orang Toraja soal awal mula tradisi Ma’nene ini
Katanya dulu ada seorang pemburu bernama Pong Rumasek. Suatu hari ia menemukan sosok jenazah di tengah jalan dengan kondisi memprihatinkan. Karena nggak tega, ia pun melepas bajunya untuk dikenakan ke jenazah yang sudah tinggal tulang belulang itu. Pong juga memindahkannya ke tempat yang lebih layak.
Saat pulang ke rumahnya, Pong kaget karena menemukan lahan taninya sudah siap panen sebelum waktunya. Setelahnya ia juga jadi banyak ditimpa keberuntungan. Kisah itulah yang kemudian melatarbelakangi tradisi Ma’nene hingga sekarang. Orang-orang Toraja percaya kalau merawat jenazah itu bisa mendatangkan keberuntungan.
7. Pantas aja kalau ritual Ma’nene ini umumnya dilakukan sebelum masa panen atau sebelum memulai masa tanam. Harapannya agar hasil panen sukses
8. Bisa dibilang Ma’nene ini bukan ritual biasa karena ternyata nggak semua orang bisa melakukannya, mengingat biaya yang dihabiskan nggak sedikit. Biasanya yang mampu secara finansial cuma keturunan bangsawan
9. Belum lagi ritual biasanya ditutup dengan acara makan-makan besar bersama keluarga. Semua berkumpul menyantap hidangan yang ada
10. Bagi suku Toraja, nggak ada yang benar-benar bisa memisahkan antara yang masih hidup dan yang sudah mati. Selalu ada harapan untuk bertemu orang-orang terkasih walau sudah berbeda dunia
Hmm.. ngeri-ngeri sedap ya kalau lihat foto-fotonya. Meski horor tapi kayak seru kalau bisa menonton langsung tradisi Ma’nene ini. Apalagi pelaksanaannya cuma 3 tahun sekali. Kalau kalian tertarik nggak?