Tahun 2017 sudah di depan mata. Pastinya semua orang berharap semoga tahun depan bisa lebih baik daripada tahun 2016 ini. Tapi justru di akhir tahun ini kabar mengkhawatirkan datang dari perkembangan senjata nuklir Korea Utara. Kabar ini datang langsung dari petinggi kedutaan Korea Utara yang baru saja membelot dan melarikan diri ke Korea Selatan. Sebagaimana dilansir CNN, seorang diplomat Korea Utara bernama Thae Yong Ho berhasil kabur bersama keluarganya ketika sedang dalam perjalanan dinas ke London.
Thae berujar bahwa resolusi terbaru Kim Jong-Un adalah untuk memiliki senjata nuklir yang bisa berfungsi sebelum akhir 2017, dengan cara apapun. Meski ini bukan kali pertama Korea Utara melontarkan ancaman nuklir, namun sepertinya pemerintah dan masyarakat dunia perlu ekstra waspada dengan ancamannya kali ini.
ADVERTISEMENTS
1. Bocoran info dari diplomat yang membelot ini, bisa jadi pertanda bahwa mungkin sanksi atau embargo ekonomi sudah tak lagi bisa membendung program nuklir Korea Utara
Meski negaranya dalam keadaan terpojok, sebenarnya selama ini satu-satunya ‘senjata’ yang bisa digunakan masyarakat internasional terhadap Korea Utara hanyalah sanksi ekonomi. Membuka tutup jalur bantuan ekonomi internasional sebelumnya selalu digunakan untuk membeli komitmen Korea Utara untuk menghentikan program nuklirnya. Namun jika Kim Jong-Un memang bertekad untuk melakukan apapun demi memiliki senjata nuklir sebagaimana informasi dari Thae Yong Ho, maka embargo-embargo ekonomi tak akan lagi bisa berfungsi. Musuh bebuyutannya seperti Amerika Serikat dan Korea Selatan, harus mencari alternatif lain untuk membendung program nuklir Korea Utara di tahun 2017 nanti.
ADVERTISEMENTS
2. Kepercayaan diri Kim Jong-Un makin kuat dengan melihat kekacauan politik di Amerika Serikat dan Korea Selatan tahun ini. Ini dianggapnya sebagai kesempatan emas menguatkan diri
Seperti yang diketahui, Amerika baru aja menuntaskan pemilu mereka dengan Trump sebagai pemenangnya. Meski demikian, negeri Paman Sam masih dalam fase transisi kepemimpinan. Musuh bebuyutan Korea Utara lainnya, yakni Korea Selatan pun demikian. Negeri K-Pop lagi bergejolak pasca skandal presiden Park Geun-Hye yang bak drama. Dipastikan pula, Korsel bakal berganti Presiden di tahun depan. Nah, situasi ini kemudian dimanfaatkan oleh Kim Jong-Un untuk terus mengembangkan senjata nuklir milik negaranya. Jika kedua musuh bebuyutannya ini sibuk sendiri mengurus urusan dalam negeri, Kim yakin dua negara ini tidak akan bisa mengerahkan serangan balik untuk menghentikan pengembangan program nuklir negaranya.
ADVERTISEMENTS
3. Meski masih jauh dari kata mumpuni, program nuklir Korea Utara berkembang pesat akhir-akhir ini. Tes di bulan September 2016 kemarin adalah yang terbesar dan tersukses
Di tahun 2016 ini, Korea Utara sudah melakukan dua kali tes peluncuran misil yakni pada bulan Januari dan September. Tes terakhir sebelumnya dilakukan pada tahun 2013. Pada saat itu kekuatan maksimum ledakan yang dilaporkan berkisar 6-7 kilotons. Tes bulan September yang digadang sebagai yang terbesar, sudah mampu mencapai 10 kilotons. Bom nuklir yang dijatuhkan di kota Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945 memiliki kekuatan sebesar 15 kilotons. Meski masih jauh tertinggal baik dalam teknologi misil peluncuran maupun besaran ledakan, perkembangan Korea Utara ini tak bisa disepelekan. Terlebih lagi, Korea Utara adalah satu-satunya negara yang secara aktif masih menguji coba persenjataan nuklirnya. Karenanya dunia patut waspada.
Ternyata Kim Jong-Un belum mundur barang selangkah pun. Dengan ambisinya ia tetap optimis dengan nuklir milik negerinya. Kim begitu yakin bahwa nuklir-lah yang bisa menjadi simbol kekuatan Korea Utara. Jadi was-was juga ya mendengar berita ini. Berharap aja deh, negara adikuasa dan PBB mampu mengentikan proyek nuklir Kore Utara. Meski entah dengan cara apa.