Prambanan Jazz telah menginjak pada hari kedua. Event yang diadakan setiap tahun sekali di pelataran Candi Prambanan ini selalu saja sukses memukau penontonnya. Bukan hanya karena latar belakang pangggung yang menggambarkan gagahnya Candi Hindu terbesar di Indonesia tersebut, namun juga karena susunan bintang tamu yang berbeda setiap tahunnya mulai dari dalam hingga luar negeri.
Selain Yanni yang tampil pada panggung Special Show, beberapa deretan bintang tamu dari dalam negeri juga tak luput dari kedatangan para penggemarnya. Salah satunya adalah Pusakata, band yang digawangi oleh mas Is sebagai vokalis yang merupakan mantan anggota Payung Teduh tersebut berhasil taampil memukau di bawah redup dan gemerlap panggung festival.
ADVERTISEMENTS
Kental dengan nuansa melankolis, mas Is bikin galau para penonton dengan lagu-lagu sendunya
Bukan mas Is lagi namanya kalau nggak bisa bikin orang lain jadi galau dan terbius dengan nada-nada melankolis lagunya. Ya, pria berambut keriting yang merupakan mantan vokalis band Payung Teduh itu sejak dulu memang dikenal memiliki citra yang kalem dan pandai dalam meracik susunan lagu galau, mulai dari lirik hingga instrumen-instrumennya. Dalam penampilannya bersama Pusakata di hari kedua Prambanan Jazz ini pun dia juga sukses mengalunkan nada-nada sendu untuk para penggemarnya.
Tak cukup sampai di situ, ia juga melakukan interaksi dengan para penonton sampai membiarkan mereka turut serta untuk menyanyikan lagu-lagunya. Alhasil momen itu disambut dengan begitu antusias oleh para penonton yang didominasi oleh anak-anak muda ini.
Tak cukup bikin galau, mas Is bahkan sukses membuat menangis beberapa penonton yang hadir. Dia juga sempat membocorkan album baru Pusakata
Ribuan penonton yang hadir beberapa telah menunggu penampilan Pusakata sejak sore harinya. Alhasil, ketika mas Is telah menaiki panggung, antusias para penggemarnya begitu tinggi. Banyak dari penonton Pusakata yang berkerumun di depan panggung adalah anak-anak muda. Mereka rata-rata datang bersama dengan pasangannya masing-masing, meskipun ada juga yang terlihat sendiri maupun bersama dengan keluarganya.
Suasana depan panggung tiba-tiba berubah ketika Pusakata membawakan lagu “Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan”. Dari yang semula riuh kemudian sesaat menjadi hening dan haru. Bahkan di tengah-tengah para kerumunan, nampak juga beberapa orang penonton yang menangis sambil berangkulan satu sama lain sepanjang lagu ini dimainkan dari awal hingga selesai. Lagu ini memang memiliki daya magis tersendiri sejak dibawakan mas Is ketika ia masih berada di Payung Teduh.
Selain itu, mas Is juga membocorkan terkait album baru yang akan diluncurkan oleh Pusakata pada 30 Juli mendatang. Album yang diberi nama Dua Buku itu sendiri nantinya akan berisi sebanyak 12 lagu baru Pusakata. Ia juga menambahkan pada album barunya tersebut, akan sedikit berbeda dengan materi lagu yang selama ini ia tulis. Wah semakin nggak sabar ya!
Prambanan Jazz setiap tahunnya selalu memiliki daya tarik tersendiri, bahkan banyak pengunjung yang juga datang dari luar negeri
Acara “jazz-jazz an” yang diadakan setiap tahun di pelataran Candi Prambanan ini selalu sukses dengan konsep yang dibuat. Meskipun jazz memang selalu identik dengan hiburan musik mahal, namun pihak penyelenggara berhasil membuat acara ini bisa dinikmati oleh siapapun. Hal itu dikarenakan adanya pilihan tiket yang tersedia mulai dari festival hingga spesial sehingga para pengunjung dapat menyesuaikan sendiri-sendiri.
Pungunjungnya sendiri pun tak hanya berdatangan dari kota Jogja, ada pula yang beramai-ramai datang bersama rombongannya dari luar Jogja beberapa hari sebelum acara dimulai. Bahkan tak sedikit juga pengunjung yang berasal dari luar negeri. Bagi pengunjung yang menyaksikan Prambanan Jazz, mereka akan dibius dengan para bintang tamu spesial dan juga setting tempat yang memukau.
Tak hanya itu, manajemen acara ini dari tahun ke tahun selalu dikelola dengan baik. Mulai dari sistem penjualan tiket, pelayanan informasi, keamanan dan juga layanan kesehatan semuanya tersedia dengan baik. Selain itu untuk para media juga diberikan tempat khusus berupa media lounge dengan berbagai fasilitas yang menunjang kegiatan. Jika lapar, penonton juga dapat berjalan sebentar ke area booth makanan yang juga telah disediakan oleh pihak panitia tak jauh dari panggung utama. Hari ini Prambanan Jazz telah memasuki pada hari ketiga alias hari terakhirnya. Jangan sampai kelewatan hingga tahun depan ya!