Masalah korupsi ternyata nggak cuma dihadapi Indonesia saja. Di berbagai belahan dunia lain, korupsi juga kerap jadi kebiasaan nggak sehat para pejabat negeri. Salah satu negara yang juga lagi memerangi korupsi secara serius adalah Filipina. Belum lama ini Presiden Rodrigo Duterte sampai menghancurkan kendaraan-kendaraan mewah hasil selundupan di negaranya. Lihat videonya, kok kayak sayang banget mobil mahal-mahal dihancurkan gitu aja.
Duterte sendiri memang dikenal sebagai pemimpin negara ya “tega” sama pelaku kejahatan atau tindak kriminal di Filipina. Di awal masa jabatannya 2 tahun lalu, ia malah dikenal karena ketegasannya memerangi kasus-kasus narkoba yang menjangkit negaranya. Bahkan Duterte banyak melakukan cara-cara brutal untuk menghapus obat-obatan terlarang di sana. Kali ini Hipwee News & Feature udah merangkum informasi soal kebijakan Duterte yang sering mengundang kontroversi. Mari simak bersama!
ADVERTISEMENTS
Duterte baru saja menghancurkan total 76 mobil dan motor mewah yang kalau dijumlah nilainya mencapai 5,6 juta dolar!
Hari Senin (31/7) kemarin, Duterte memimpin penghancuran 68 mobil dan 8 motor mewah hasil selundupan di negaranya. Aksi yang dilakukan dalam sebuah upacara bertajuk “Condemnation and Public Destruction of Contraband Vehicles” di Provinsi Cagayan, Filipina ini, katanya jadi bagian dari kampanye Duterte memerangi korupsi. Dalam video di atas, terlihat mobil-mobil berharga miliaran dilindas bulldozer seperti tanpa ampun. Total nilai kendaraan-kendaraan mewah itu kabarnya mencapai $5.6 juta atau sekitar Rp81 miliar lebih.
Sebenarnya ini kali kedua Duterte melakukan hal yang sama. Yang pertama dilakukan di bulan Maret kemarin. Sebanyak 30 mobil mewah, termasuk Jaguar, Mercedes, Porsche, dan Corvettes, dihancurkan di upacara serupa.
ADVERTISEMENTS
Perlawanan Duterte terhadap korupsi ini nggak cuma baru-baru ini aja dilakukan. Dulu dia juga pernah memecat 21 pegawai korup di pemerintahan
Sejak 2 tahun masa jabatannya, Duterte dilaporkan memecat 21 pegawai pemerintahan korup. Meski 7 diantaranya sudah ditarik kembali, tapi langkah Duterte itu dianggap rada ‘ngawur’.
“Jika Anda bekerja di pemerintah nasional hanya untuk mencari peluang mendapatkan uang, carilah pekerjaan lain. Aku akan benar-benar memecatmu,” katanya seperti dilansir Bloomberg.
Pernyataannya itu benar-benar menunjukkan keseriusannya memerangi korupsi di Filipina. Bahkan Duterte juga pernah bilang, dia siap diturunkan jabatannya kalau korupsi di negaranya tidak berkurang. Padahal indek korupsi di Filipina terbilang rendah kalau dibandingkan negara-negara tetangganya termasuk Indonesia lho.
ADVERTISEMENTS
Duterte memang dikenal dengan kebijakan-kebijakannya yang brutal. Sejak awal menjabat, dia memang komitmen memberantas narkoba, korupsi, dan kejahatan
Narkoba, korupsi, dan kejahatan, memang jadi fokus utama Duterte setelah ia terpilih jadi presiden Filipina 2016 lalu. Atas nama “drug war”, pria 73 tahun ini kabarnya sampai tega membunuh lebih dari 12.000 pengguna dan bandar narkoba. Bahkan masalah pemberitaan palsu di media aja, Duterte sampai nggak segan mendakwa jurnalis yang ada di baliknya. Dia juga membenarkan pembunuhan pada pers. Ada juga 10.000 orang termasuk wanita dan anak-anak yang nggak luput dari sergapannya karena ketahuan jadi gelandangan di jalanan.
ADVERTISEMENTS
Meski terlihat tegas dan berani, nggak sedikit orang di seluruh dunia yang mengecamnya. Apalagi Duterte kerap menghalalkan pembunuhan di luar hukum
Kebanyakan yang jadi korban Duterte ini adalah mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan. Tindakan ini jadi kecaman berbagai pihak, termasuk lembaga-lembaga yang membela hak-hak manusia, seperti Human Rights Watch misalnya. Bahkan para pembela HAM ini ada yang berakhir di penjara, gara-gara mengecam kampanye anti-narkoba yang dipelopori Duterte. Tidak cuma menahan, Duterte sering juga dilaporkan menyiksa dan mengancam pengkritik pemerintah serta aktivis HAM. Ngeri juga, ya??
Ini lho yang sering jadi pertanyaan banyak orang, kenapa koruptor di Indonesia nggak “dimusnahkan” sekalian aja sih? Jawabannya, cara itu tidak semudah kelihatannya. Soalnya pasti akan berbenturan dengan hak asasi manusia. Bukan berarti membela koruptor, tapi sebaiknya pemberantasan korupsi ini dilakukan dengan cara yang sekiranya paling adil.