Selama ini mungkin kita cuma tahu proses kremasi itu hanya diperuntukkan bagi manusia yang sudah meninggal aja. Bagi pemeluk agama dan keyakinan tertentu, kremasi jadi prosesi yang nggak kalah sakral kayak pemakaman pada umumnya. Tubuh orang yang sudah meninggal dibakar, kemudian abunya disimpan oleh keluarga atau dihanyutkan ke laut. Tapi sebelum itu, biasanya juga ada ritual khusus yang dilakukan untuk “mengantar” jenazah sebelum akhirnya dikremasi.
Nah, selain pada manusia, ternyata ada juga proses kremasi yang dilakukan pada hewan lo, khususnya hewan peliharaan yang dianggap berharga bagi pemiliknya. Kremasi pada hewan memang bukan hal yang baru. Tapi mungkin masih banyak di antara kita yang nggak ngeh kalau hewan pun juga bisa dikremasi ketika sudah mati. Bagaimana sih prosesnya? Apakah sama dengan proses kremasi yang biasa dilakukan pada tubuh manusia yang sudah mati?
ADVERTISEMENTS
1. Seperti proses kremasi pada manusia, kremasi pada hewan pun dilakukan di tempat khusus, bukan asal-asalan dibakar gitu aja di pinggir jalan. Baik di Indonesia maupun luar negeri, sudah banyak krematorium khusus hewan
ADVERTISEMENTS
2. Jasad hewan yang sudah tak bernyawa dimasukkan ke mesin pembakaran. Menurut Kevin, pemilik krematorium hewan di Inggris, kremasi bukan tentang nyala apinya, tapi tentang panasnya. Iya, mesin harus panas banget. Paling nggak suhunya mesti berkisar antara 800-900 derajat celsius!
Kevin bercerita pada Vice, kalau ia biasa menerima jasad berbagai macam hewan, mulai dari anjing, kucing, tikus, hamster, ular, iguana, sampai kadal. Yang paling epic, dia juga pernah mengkremasi seekor babi lucu dan kambing tentara yang punya pangkat!
ADVERTISEMENTS
3. Proses pembakaran bisa berlangsung beberapa menit sampai satu jam lebih, tergantung besar dan beratnya jasad hewan
ADVERTISEMENTS
4. Nantinya, proses pembakaran akan menyisakan serpihan tulang dan sedikit debu. Tulang-tulang itu akan lanjut diproses pakai alat khusus buat menghancurkannya sampai jadi abu
ADVERTISEMENTS
5. Abu hasil kremasi umumnya berwarna putih pucat. Namun, warnanya bisa jadi berbeda kalau hewan itu ternyata punya masalah kesehatan tertentu
ADVERTISEMENTS
6. Abu dari jasad hewan akan ditaruh wadah khusus dan dikembalikan ke pemiliknya. Keputusan setelahnya, apakah mau dihanyutkan, disimpan, atau dikubur, diserahkan sepenuhnya ke pemilik hewan
7. Di Indonesia, salah satu krematorium hewan yang cukup populer adalah Pondok Pengayom Satwa di Ragunan, Jakarta. Tempat itu mulanya adalah pemakaman khusus hewan yang didirikan 1987 oleh Soeprapti, istri mantan Gubernur DKI Jakarta, R Soeprapto
8. Pemilik hewan harus membayar Rp300.000 jika ingin mengkremasi peliharaannya di sana. Namun, tarifnya bisa lebih kalau hewan berbobot lebih dari 5 kg
9. Setelah jadi abu, pemilik bebas memilih, akan membawa abunya pulang atau dikubur sekalian di krematorium tersebut. Nanti juga ada batu nisannya
10. Jika ingin menguburkan abu peliharaannya di sana, pemilik juga diharuskan membayar minimal Rp400.000 plus biaya perawatan makam sebesar Rp75.000 per tahun
Oh ya, kalau di luar negeri, ada beberapa krematorium yang bersedia menguburkan abu hewan sekaligus pemiliknya di satu liang lahat lo! Ini karena ternyata banyak orang pengin bersemayam bareng hewan kesayangannya. Tapi bukan berarti krematorum itu menerima kremasi jasad manusia juga. Mereka hanya menerima abunya aja, terus tinggal dikubur bareng gitu.