Sektor pertanian saat ini masih didominasi oleh para petani berusia lanjut. Padahal, sektor tersebut perlu terus dikembangkan untuk memastikan komoditas pangan Indonesia. Oleh karena itu, generasi milenial menjadi harapan besar sektor pertanian. Kehadiran petani milenial diharapkan tidak hanya untuk meningkatkan volume produktivitas, tetapi juga demi menciptakan petani yang maju dan modern.
Menyikapi pentingnya kehadiran petani milenial, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menjalankan Program Makmur yang mengajak para generasi muda di Jember, Jawa Timur untuk kembali bertani dan melirik pertanian sebagai sektor potensial. Di luar bayangan, antusias para petani milenial Jember untuk program tersebut cukup tinggi.
ADVERTISEMENTS
Berhasil tingkatkan produktivitas petani semangka hingga 117 persen, Program Makmur juga mendorong peningkatan penggunaan pupuk nonsubsidi
Program Makmur yang menggandeng para petani milenial di Jember telah berhasil meningkatkan produktivitas petani semangka dibuktikan lewat panen perdana di Desa Mayangan, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (20/10).
Panen yang dilakukan bersama Direksi dan Dewan Komisaris Pupuk Kaltim, KTNA Jawa Timur dan Pemkab Jember tersebut menunjukkan produktivitas semangka meningkat hingga 117 persen. Dijelaskan hasil panen tersebut mencapai 35-40 ton per hektare, dari yang sebelumnya maksimal hanya 30 ton per hektare dengan luasan lahan 25 hektare.
Selain mendorong peran petani milenial untuk mengembangkan sektor pertanian, Program Makmur juga mendorong peningkatan penggunaan pupuk nonsubsidi. Pupuk Kaltim ingin para petani mengurangi ketergantungan akan pupuk subsidi.
Adapun penggunaan pupuk nonsubsidi Pupuk Kaltim di antaranya NPK Pelangi, Urea Daun Buah dan pupuk hayati Ecofert. Lebih jelas, Direktur Keuangan dan Umum Pupuk Kaltim Qomaruzzaman mengatakan Program Makmur ingin meningkatkan produktivitas pertanian dan mendorong kesejahteraan petani.
“Program ini sebagai kesinambungan upaya Pupuk Kaltim bersama Pupuk Indonesia untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus mendorong kesejahteraan petani pada berbagai komoditas dengan memfasilitasi beragam kemudahan.” kata Qomaruzzaman melalui keterangan tertulis, Jumat (22/10).
ADVERTISEMENTS
Program makmur memberikan dampak signifikan terhadap pengembangan potensi pertanian masyarakat
Selama pandemi Covid-19, sektor pertanian tetap mampu tumbuh secara positif. Jumlah pelaku pertanian yang sebelumnya hanya berkisar 33 juta orang, meningkat menjadi 35 juta orang. Untuk itu, produktivitas hasil pertanian dan kesejahteraan petani menjadi fokus pengembangan Program Makmur. Program ini menjadi langkah awal mengembangkan korporasi pertanian supaya bisa memberikan manfaat untuk petani dalam menopang perekonomian nasional.
“Sektor pertanian kini juga bisa menjadi peluang bagi generasi muda untuk terus produktif dan lebih aktif berperan dalam mengembangkan sektor pertanian Indonesia,” ujar Komisaris Utama Pupuk Kaltim Momon Rusmono.
Sebelumnya, Program Makmur telah menunjukkan kontribusi terhadap peningkatan komoditas padi yang sekarang masih terus dikembangkan petani bersama Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Jember. Dampak yang signifikan juga dirasakan pada pengembangan potensi pertanian untuk berbagai komoditas, seperti jagung dan semangka.
Adapun Pupuk Kaltim telah merealisasikan Program Makmur di sekitar 13.000 hektare lebih lahan, di seluruh wilayah tanggung jawab perusahaan. Presentasenya mencapai 115 persen. Khusus di Jawa Timur, Program Makmur telah terealisasi seluas 2.800 hektare, dan di Jember sekira 1.500 hektare.
Pupuk Kaltim bersama Pupuk Indonesia diharapkan bisa terus membangun ekosistem pertanian yang terintegrasi di Jawa Timur sehingga korporasi pertanian dapat terealisasi dengan baik. Melalui Program Makmur, semoga cita-cita korporasi ini segera dijawab dengan dukungan kemitraan.