Olimpiade Tokyo resmi dibuka pada Jumat, 23 Juli silam. Pesta olahraga dunia yang sempat tertunda karena pandemi Covid-19 ini akan berlangsung hingga 8 Agustus 2021. Setidaknya 11.238 atlet dari 205 negara berjuang memperebutkan 339 medali emas. Indonesia sendiri meloloskan 28 atlet berprestasi yang siap mengharumkan nama Tanah Air. Atlet tersebut tersebar dalam delapan cabor, yakni angkat besi, atletik, bulu tangkis, dayung, menembak, panahan, renang dan selancar.
Di hari pertama penyelenggaraan, kabar baik datang dari kontingen Indonesia. Windy Cantika Aisah sukses mempersembahkan medali pertama lewat cabang olahraga angkat besi di kelas 49 kg. Perempuan berusia 19 tahun ini mendapatkan medali perunggu usai menempati posisi ketiga dengan total angkatan 194 kg. Lantas bagaimana perjuangan Windy untuk bisa sampai ke ajang yang kerap menjadi mimpi tertinggi bagi atlet di seluruh dunia ini? Berikut Hipwee berikan ulasannya!
ADVERTISEMENTS
Sebelum dipastikan lolos ke Olimpiade Tokyo pada Desember 2020, Windy sempat terjangkit virus corona dan harus isolasi mandiri selama sebulan di hotel
Bebera bulan sebelum dinyatakan lolos ke Olimpiade Tokyo, Windy sempat dinyatakan positif Covid-19. Kondisi tersebut rupanya memengaruhi persiapan Windy Cantika yang kala itu tengah bersiap tampil pada Kejuaran Asia di Tashkent, Uzbekistan, Maret 2020. Namun, dengan tekad yang kuat ia mampu melewati rintangan dan bangkit hingga berhasil meraih perunggu di Kejuaraan Asia. Berkat pencapaiannya, ia pun berhak naik ke peringkat 5 ranking Federasi Angkat Besi Internasioanl (IWF) dan mengamankan tiket menuju Olimpiade Tokyo 2020.
Usai tampil di Tokyo International Forum, Jepang pada Sabtu, 24 Juli 2021. Windy mencatatkan total angktan 194 kg, gabungan dari raihan terbaik di angkatan snatch 84 kg dan clean & jerk 110 kg. Berkat perolehan tersebut ia berada di posisi ketiga, hanya tertinggal dari Hoi Zhihui, China dan Chanu Mirabai, India.
Bagi Windy angkat besi bukan hal yang asing. Ia sudah dikenalkan oleh Siti Aisah, ibunya yang merupakan mantan atlet angkat besi Indonesia di kejuaran dunia 1987. Cerita-cerita Siti Aisah membekas di benak Windy hingga ia memutuskan mengikuti jejak sang ibu menjadi seorang lifter.
ADVERTISEMENTS
Siti Aisah tak kuasa menahan air mata setelah mengetahui sang putri mengukir prestasi gemilang. Ia pun menceritakan tekad Windy yang ingin membuat bangga Indonesia
Prestasi Windy Cantika tentu patut diapresiasi, adapun kesaksian terkait perjuangan Windy meraih medali Olimpiade Tokyo 2020 ini diungkapkan langsung oleh sang ibu. Sambil menahan air mata, Siti Aisah menceritakan harapan sang anak untuk bisa mengukir sejarah bagi Indonesia.
“Saya terus berdoa selama Cantika tampil. Dada saya berdetak sangat kencang apalagi melihat Cantika sempat dua kali mengalami kegagalan di angkatan snatch. Begitu juga suami dan adik-adiknya yang sengaja berkumpul di rumah juga ikut meneteskan air mata kebahagian,” kata Siti Aisah dikutip dari pemberitan Kompas, Sabtu (24/7).
Setelah menyaksikan perjuangan anaknya, Siti Aisah pun berkesempatan menghubungi Windy melalui panggilan video. Ia mengutarakan rasa syukur dan terima kasih atas perjuangan sang anak selama bertahun-tahun untuk bisa berada di posisi sekarang.
“Alhamdulillah Neng bisa meraih perunggu di tengah pandemi Covid-19. Video call-nya nggak bisa lama karena Cantika ingin menjawab telepon dari Pak Menpora Zainuddin Amali,” sambungnya.
Sederet prestasi yang pernah diraih Windy lainnya ada emas SEA Games 2019, peraih Kejuaran Angkat Besi Junior 2019, medali emas POPNAS 2017 hingga perunggu Olimpiade Tokyo 2020. Sekali lagi selamat untuk Windy Cantika Aisah yang telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, semoga jejaknya bisa menjadi motivasi dan diikuti oleh atlet Indonesia lain di olimpiade tahun ini. Semangat!