Potret Menyedihkan di Kawatuna Palu: Ribuan Sapi Dibiarkan Makan Sampah Karena Pakan Ternak Mahal

Sapi di Kawatuna, Palu, Sulawesi Tengah makan sampah

Siapapun mungkin setuju kalau tumpukan sampah bisa jadi sumber penyakit bagi makhluk hidup termasuk hewan. Penduduk yang bermukim di dekat Tempat Pembuangan Akhir (TPA), akan rentan terserang penyakit seperti diare dan gatal-gatal, biasanya karena sumber airnya tercemar sampah. Belum lagi bila sampahnya berbentuk logam berat atau timbal, kena kulit saja mungkin bisa bahaya, apalagi kalau sampai termakan.

Mirisnya di Kawatuna, Palu, Sulawesi Tengah, ribuan sapi ternak justru terbiasa makan sampah setiap hari lo! Makin sedih lagi, para pemiliknya itu katanya sengaja membiarkan hewan ternaknya mengais-ngais sampah karena harga pakannya mahal! Duh, sungguh ironi. Buat kamu yang penasaran potret menyedihkan ini, simak dulu yuk ulasan Hipwee News & Feature kali ini.

ADVERTISEMENTS

Layaknya pemulung, ribuan ternak sapi di Kawatuna harus berjibaku dengan tumpukan sampah hanya demi makanan!

Potret Menyedihkan di Kawatuna Palu: Ribuan Sapi Dibiarkan Makan Sampah Karena Pakan Ternak Mahal

Sapi-sapi di TPA Kawatuna via www.instagram.com

Potret miris ini terjadi di TPA Kawatuna, Palu, Sulawesi Tengah. Seperti dikutip dari Antara , foto itu diambil pada Selasa 29 Januari 2019. Bukannya makan rumput seperti sapi pada umumnya, ribuan sapi ternak di sana justru mengais-ngais tumpukan sampah untuk mencari makanan guna dikonsumsi. Tubuh mereka juga kelihatan kurus-kurus, menandakan kalau kesehatannya memang patut dipertanyakan. Di sekeliling mereka ada beberapa pemulung yang juga mencari sisa-sisa sampah untuk diuangkan.

ADVERTISEMENTS

Kabarnya, sapi-sapi itu sengaja dibiarkan pemiliknya untuk mencari makan sendiri di antara tumpukan sampah. Alasannya karena harga pakan ternak terlampau mahal!

Potret Menyedihkan di Kawatuna Palu: Ribuan Sapi Dibiarkan Makan Sampah Karena Pakan Ternak Mahal

Sengaja dibiarkan mencari makan sendiri via www.instagram.com

Harga pakan ternak yang mencapai 70% dari ongkos pemeliharaan sapi ini jadi alasan kenapa para peternak di sekitaran Kawatuna, membiarkan sapi-sapinya mencari makan sendiri di tumpukan sampah. Mungkin biar mereka juga nggak perlu repot-repot mencari rumput ya. Tapi please dong, cara seperti itu jelas-jelas nggak bisa dibenarkan, karena selain berbahaya buat kesehatan sapi, keselamatan manusia yang nantinya memakan daging mereka juga perlu dikhawatirkan!

Para pemilik sapi nggak mungkin bisa memastikan kalau hewan-hewan ternaknya cuma akan makan sisa-sisa makanan manusia aja. Gimana kalau sapi-sapi itu nggak sengaja makan plastik, limbah-limbah rumah sakit, atau menelan logam berbahaya?? Tentu manusia bisa terkontaminasi juga!

ADVERTISEMENTS

Pemerintah setempat katanya sudah mengimbau para peternak sapi ini buat mengandangi hewan-hewan ternaknya. Tapi sayang, imbauan itu nggak dihiraukan

Potret Menyedihkan di Kawatuna Palu: Ribuan Sapi Dibiarkan Makan Sampah Karena Pakan Ternak Mahal

Imbauan pemerintah nggak dihiraukan lo 🙁 via www.instagram.com

Pemerintah setempat bukannya mau diam saja. Pasalnya, menurut yang diwartakan BBC , mereka sudah kerap mengimbau para peternak di sana buat mengandangi sapinya dan nggak dilepaskan begitu saja untuk mencari makan di antara tumpukan sampah. Pemda juga menjelaskan kalau keputusan membiarkan sapi makan sampah itu sangat membahayakan karena sama sekali nggak sehat. Tapi sayangnya, imbauan itu nggak digubris. Buktinya sampai sekarang masih bisa ditemukan pemandangan kumpulan sapi mengais-ngais sampah.

ADVERTISEMENTS

Ternyata langkah “curang” peternak sapi ini juga pernah ditemui di Semarang lo. Tepatnya di TPA Jatibarang, Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Ngaliyan

Potret Menyedihkan di Kawatuna Palu: Ribuan Sapi Dibiarkan Makan Sampah Karena Pakan Ternak Mahal

Sapi-sapi di Semarang yang bernasib sama via jateng.tribunnews.com

Langkah “curang” peternak sapi memberi makan sampah sapi-sapinya ini ternyata pernah ditemui di Semarang, tepatnya di TPA Jatibarang. Ribuan sapi dilepaskan begitu saja untuk mencari makan sendiri di tumpukan sampah. Kepala Unit Pelaksana Tugas Dinas, TPA Jatibarang, Suhadi, dikutip Tempo , mengaku pihaknya sudah bekerjasama dengan dinas kesehatan, pertanian, dan badan lingkungan hidup untuk memberi sosialisasi terkait hal ini ke masyarakat setempat. Tapi ya sama saja, nggak mempan. Alasannya pun senada, karena ongkos pemeliharaan sapi yang mahal.

Selain sosialisasi, Suhadi juga meminta para peternak supaya mengandangi sapinya ketika hendak dijual atau dipotong dan diberi pakan rerumputan sehat. Paling nggak selama 3 bulan untuk menghilangkan racun-racun yang mungkin masuk ke tubuh sapi. Soalnya bahaya banget sih kalau dagingnya sampai beredar di pasar-pasar atau pusat-pusat perbelanjaan…

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

CLOSE