Brondong jagung atau yang lebih akrab dikenal dengan nama popcorn adalah makanan ringan berbahan dasar jagung. Ia dibuat menggunakan suatu alat yang mampu mengubah biji-biji jagung menjadi gumpalan-gumpalan keriting berwarna putih yang empuk dan lembut. Mendengar nama popcorn, kerap mengingatkan kita pada bioskop. Makanan ini hampir tidak pernah absen dari daftar menu yang disediakan. Iya, kalau bisa diumpamakan, popcorn dan bioskop ini bagaikan amplop dan prangko yang saling “menempel” satu sama lain.
Namun siapa sangka, sebelum popcorn dikenal sebagai camilan wajib nonton bioskop, makanan ini justru sempat ditolak pihak teater karena dianggap sebagai makanan murah. Bisa dibilang, perjalanan popcorn sampai akhirnya bisa diterima dan malah lekat dengan kebiasaan nonton bioskop ini sangat panjang dan unik. Kali ini Hipwee News & Feature sudah menyiapkan ulasannya untuk kamu. Yuk, simak bersama!
ADVERTISEMENTS
1. Popcorn pertama kali dikenal luas sekitar pertengahan 1800-an. Waktu itu, popcorn kerap dijual pedagang-pedagang kaki lima di pameran-pameran atau karnaval
ADVERTISEMENTS
2. Saat itu, nggak ada yang ada yang kepikiran buat membawa popcorn ke bioskop. Iya, soalnya saat film masih berupa film bisu, orang menghindari membawa makanan yang bisa menimbulkan suara karena nggak mau mengganggu yang lain
ADVERTISEMENTS
3. Selain itu dulu popcorn dikenal sebagai makanan yang murah, sedangkan penonton di bioskop adalah orang-orang kalangan menengah ke atas yang berpendidikan tinggi. Mungkin mereka juga malu kalau ketahuan bawa popcorn
ADVERTISEMENTS
4. Belum lagi kemungkinannya mengotori lantai bioskop. Menurut Andres Smith, penulis buku Popped Culture: A Social History of Popcorn, bioskop dulu dihiasi dengan karpet dan permadani cantik
ADVERTISEMENTS
5. Nah, memasuki tahun 1927, film mulai hadir dalam format audio-visual. Bioskop juga mulai menyasar kalangan menengah ke bawah. Akhirnya pada 1930-an peminat bioskop kian melonjak
ADVERTISEMENTS
6. Ditambah tahun 1929, dunia dilanda krisis ekonomi yang populer disebut ‘great depression‘. Waktu itu banyak orang butuh hiburan murah yang bisa mengalihkan mereka dari kenyataan sulit
7. Momen itu dimanfaatkan penjual popcorn dengan menggelar lapaknya di depan teater. Mereka menawarkan popcorn dengan harga murah
8. Popcorn makin populer saat Perang Dunia II berlangsung. Saat itu pasokan gula yang diperoleh dari Filipina, diberikan ke seluruh tentara yang bertugas di luar negeri. Hal ini jadi menurunkan produksi permen dan soda yang waktu itu populer sebagai makanan ringan di AS
9. Namun layaknya sebuah percintaan, hubungan popcorn dan bioskop juga tak selalu berjalan mulus. Cobaan lain muncul saat televisi mulai ramai digunakan. Pengunjung bioskop jadi berkurang
10. Dan seiring berjalannya waktu, popcorn bisa kembali tenar. Makanan ini pun nggak cuma identik di bioskop-bioskop AS aja tapi juga di seluruh dunia termasuk Indonesia
Itulah perjalanan bagaimana popcorn akhirnya melegenda dan dikenal sebagai camilan wajib nonton bioskop. Bahkan nggak cuma dikonsumsi di dalam bioskop aja lo, kadang kalau nonton filmnya di rumah, camilannya juga tetap popcorn ya~