Di banyak kota besar, polusi jadi masalah yang hampir tak bisa dihindari. Di Indonesia aja polusi di beberapa kota seperti Jakarta atau Surabaya rasanya sudah cukup bikin kita muak. Entah dari kendaraan, asap pabrik, pembakaran, atau rokok sekalipun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Universitas Indonesia, seperti dilansir Vice, polusi di Jakarta dapat menimbulkan masalah saluran pernapasan bagi hampir 60 persen penduduknya, termasuk jantung koroner dan pneumonia. Mayoritas polusi berasal dari kendaraan bermotor.
Tapi ternyata Jakarta nggak ada apa-apanya jika dibandingkan New Delhi, ibukota negara India. Kualitas udara di sana sudah mencapai level yang sangat memprihatinkan, melebihi ambang batas yang ditetapkan WHO sebagai level berbahaya. Saking buruknya, aktivitas penduduk di sana sampai harus dibatasi. Banyak sekolah ditutup, transportasi tak bisa dijalankan, bahkan tak jarang kecelakaan terjadi karena asap terlalu tebal. Hipwee News & Feature telah merangkumnya dalam format picture based. Yuk disimak.
ADVERTISEMENTS
Beberapa faktor disinyalir jadi penyebab kualitas udara di New Delhi menurun, seperti pembakaran lahan dan sampah, asap buangan kendaraan, serta debu di jalanan
ADVERTISEMENTS
Saking bahayanya, bernapas di Delhi sampai bisa disamakan dengan menghisap rokok 44 batang per hari!
ADVERTISEMENTS
Buruknya kualitas udara di Delhi bisa dilihat dari angka angka Particulate Matter (PM) 2,5 yang mencapai 1000. Padahal menurut WHO, 300-500 aja sudah dianggap bahaya
ADVERTISEMENTS
Dengan kondisi jarak pandang yang pendek, transportasi jadi terganggu. Banyak pesawat dan kereta yang dibatalkan, kemacetan lalu lintas, dan banyak juga laporan kecelakaan terjadi di sejumlah titik
ADVERTISEMENTS
Pemerintah sampai meliburkan beberapa sekolah dan mengimbau masyarakat tetap di rumah mengingat kondisi asap sudah sangat berbahaya
ADVERTISEMENTS
Tak hanya itu, pembangunan pabrik konstruksi yang memakai batu bata sebagai sumber energi juga sampai dihentikan. Pemerintah juga melarang truk-truk berbahan diesel melintas sebelum jam 11 malam
Kabarnya tahun depan pemerintah juga bakal menerapkan sistem ganjil genap untuk kendaraan-kendaraan pribadi lho, plat genap cuma boleh keluar di tanggal genap. Begitupun sebaliknya
Upaya-upaya pemerintah banyak disambut baik. Tapi kebanyakan masyarakat India sendiri masih menganggap remeh masalah kesehatan. Buktinya banyak dari mereka yang memilih tidak memakai masker
Uniknya penjualan masker dan penyaring udara justru mengalami kenaikan, berdasarkan sebuah laporan yang dilansir CNN. Tapi masker yang mereka gunakan belum sesuai standar
Menurut ahli pulmonologis di RS Apollo bernama Deepak Rosha, seperti dilansir CNN, pasien dengan keluhan sesak, sakit di dada, dan sensasi mata terbakar di Delhi meningkat secara signifikan
Tapi ternyata New Delhi bukan satu-satunya kota di Asia yang polusinya sudah di tahap mengkhawatirkan. Meski Jakarta tidak termasuk, bukan berarti masalah pencemaran udara ini bisa dianggap remeh
Kondisi ini sampai membuat Delhi Half Marathon yang seharusnya digelar tanggal 19 November besok terpaksa harus dibatalkan
Masalah pencemaran udara memang nggak semenegangkan ancaman teroris, tapi kalau dibiarkan, masalah tersebut bisa memperpendek usia penduduk. Bukan nggak mungkin suatu hari bisa terjadi endemik yang disebabkan polusi udara. Pemerintah bukan jadi satu-satunya aktor yang bisa meredakan masalah ini. Polusi udara bisa diberantas dengan melibatkan seluruh komponen, termasuk warga wilayah itu sendiri.