Di tengah popularitas penggunaan gadget dan internet seperti sekarang ini, kita sebagai manusia perlu sadar kalau tidak semua hal yang ada di dalamnya bisa dimanfaatkan untuk hal-hal positif. Ada banyak hal yang perlu kita batasi agar tidak terjebak dalam dampak-dampak buruknya, misalnya persebaran hoaks, atau konten pornografi. Terlebih jika kita punya adik kecil yang sudah diperkenalkan dengan gadget sedari kecil. Apalagi banyak orang tua zaman sekarang yang memberi ponsel atau tablet kepada anaknya agar diam.
Belum lama ini sebuah video viral di media sosial dan jadi perbincangan sampai ke KPAI. Pasalnya seorang balita usia sekitar 5 tahun, terang-terangan menonton video porno lewat ponsel orang tuanya. Mirisnya lagi, padahal ada dua orang dewasa yang duduk di sampingnya. Mereka seolah tidak peduli dengan apa yang anak itu tonton lewat ponsel. Berikut Hipwee News & Feature sudah merangkum perkembangan terbaru kasus ini. Simak, agar kamu juga bisa lebih waspada.
Publik terkejut dengan video seorang balita yang menonton video porno terang-terangan saat ada di ruang tunggu Kantor Samsat, Jakarta Timur
Video berdurasi 1 menit itu kabarnya diambil di ruang tunggu Kantor Samsat, Jakarta Timur. Dalam video tersebut, tampak seorang bocah perempuan sedang menonton adegan porno lewat ponsel yang diduga milik ibu di sampingnya. Tidak jelas sudah berapa lama ia menonton video dewasa itu, tapi yang jelas dua orang dewasa yang mengapitnya sama sekali tidak peduli dengan apa yang ia tonton. Bisa jadi anak itu tidak sengaja menemukan video tersebut dan sebenarnya tidak mengerti apa yang sedang ditontonnya. Tapi bisa jadi juga anak itu sudah berkali-kali menonton konten yang sama ya, cuma yang ketahuan baru sekali. Entah mana kondisi yang benar, keduanya sama-sama menyedihkan~
Saat ini pihak kepolisian tengah menyelidiki kasus ini untuk mengetahui bagaimana video porno itu bisa ditonton anak di bawah umur. Persebaran konten porno memang sangat meresahkan
Beredar luasnya video tersebut membuat pihak kepolisian merasa perlu menindak kasus ini lebih lanjut. Dilansir detik.com, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, akan mencari tahu siapa gerangan anak yang menonton konten dewasa itu, siapa orang tuanya, dan dari mana ia mendapat video porno tersebut. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga turut menanggapi kejadian miris ini. Selain mengecam orang tua yang membiarkan anak menonton video porno, Ketua KPAI, Susanto, juga menyayangkan kenapa si perekam video tidak langsung menegur si ortu yang jelas-jelas ada di samping anak ini.
Memberi ponsel kepada anak, mirisnya sering jadi solusi kekinian para orangtua saat anak rewel. Tapi kebanyakan mereka tidak sadar akan bahaya mengintai di dalamnya
Mau di kota atau di daerah pinggiran, ponsel sudah jadi ‘makanan’ sehari-hari. Kamu tentu sering melihat orang tua yang meminjamkan ponsel kepada anaknya dengan tujuan agar anak itu tidak rewel. Atau mungkin ini sering terjadi di lingkungan keluargamu. Tapi alih-alih diawasi, malah mayoritas anak lepas dari pengawasan ortu. Mengenai hal ini, komisioner KPAI, Sitti Hikmawatty menambahkan bahwa fakta di lapangan kebanyakan ortu tidak sadar ada potensi bahaya di balik kebiasaan ini. Misalnya anak terbawa ke situs-situs pornografi atau konten berbahaya lainnya.
Selain membatasi penggunaan ponsel, sebaiknya ortu bisa lebih melek teknologi dengan menambahkan fitur-fitur untuk melindungi anak dari konten buruk
Banyak penyedia aplikasi yang sadar bahwa anak-anak rawan terjebak dalam konten negatif di internet. Untuk mengatasi hal ini biasanya mereka memperbarui pengaturan dengan menambahkan fitur pelindung dari pornografi, kekerasan, dan lain-lain. Contohnya Facebook, atau YouTube yang mengeluarkan versi khusus untuk anak-anak. Selain itu ada juga parental control yang disediakan penyedia sistem operasi macam Android, Mac OS, Windows, atau Linux. Tinggal googling saja bagaimana cara mengaktifkannya. Agar lebih terpercaya, kamu bisa juga mengunduh aplikasi atau software proteksi seperti Kakatu.
Banyak lagi cara lain yang bisa dilakukan orang tua terkait hal-hal teknis untuk melindungi anak dari sisi gelap internet. Intinya, jangan sampai anak lebih pintar dari orang tua. Karena jika orang tua masa bodoh dengan fakta ini, bukan tidak mungkin masa depan si anak bisa hancur…