Fenomena Polisi Cepek: Beragam Alasan Kenapa Kita Malah Sebaiknya Nggak Perlu Ngasih Mereka Receh

Polisi cepek

Bagi banyak orang, pemandangan polisi cepek atau Pak Ogah yang lagi mengatur lalu lintas di perempatan, pertigaan, atau jalur putar balik mungkin bukan pemandangan yang aneh lagi. Apalagi kalau setiap hari mereka berkutat di jalanan, entah untuk berangkat sekolah, kuliah, atau bekerja. Dengan rompi warna neon dan peluit nyaringnya, Pak Ogah dengan sigap mengatur jalannya setiap kendaraan yang melintas.

Sebagai pengguna jalan, mungkin ada orang yang merasa terbantu dengan adanya Pak Ogah, karena dengan begitu kendaraan dari berbagai arah bisa lewat secara bergantian. Tapi ternyata nggak semua orang berpikiran sama, ada juga yang merasa keberadaan polisi cepek ini malah mengundang kemacetan –termasuk saya. Nggak cuma itu aja sih, berikut alasan-alasan lain kenapa kita sebaiknya nggak usah ngasih receh ke mereka. Bukan mau pelit ya, tapi demi kemaslahatan bersama. Simak!

ADVERTISEMENTS

1. Awalnya, tujuan polisi cepek turun ke jalan sih mungkin buat menghindari kemacetan. Tapi pada kenyataannya, seringkali keberadaan mereka malah berhasil bikin macet panjang

Fenomena Polisi Cepek: Beragam Alasan Kenapa Kita Malah Sebaiknya Nggak Perlu Ngasih Mereka Receh

Nggaj jarang malah bikin macet via rovinida.wordpress.com

Kita memang nggak bisa menampik tujuan mulia dari polisi cepek, yaitu mengatur lalu lintas di persimpangan supaya terhindar dari macet. Biasanya kalau nggak ada lampu merah, kendaraan-kendaraan memang akan berebut lewat duluan. Saat sudah saling bertumpuk, macet pun nggak bisa dihindari, orang akan saling mengumpat dengan suara klakson saling bersahutan.

Tapi seringkali keadaan justru berkata sebaliknya. Di sepanjang cabang jalan yang bermuara ke pertigaan atau perempatan di mana Pak Ogah beraksi, justru terjadi kemacetan parah. Mungkin karena setiap kendaraan harus antri buat lewat, atau Pak Ogahnya kurang bisa bersikap tegas pada kendaraan yang ngotot lewat padahal bukan gilirannya. Soalnya memang nggak semua bisa patuh sama mereka sih. Coba kalau polisi beneran yang ngatur, pasti pada takut.

ADVERTISEMENTS

2. Di sejumlah ruas jalan yang ada Pak Ogahnya, kadang juga ada yang sudah dipasang rambu-rambu resmi, seperti di jalur putar balik. Jadi kayak keberadaan mereka tuh malah kurang berfaedah

Fenomena Polisi Cepek: Beragam Alasan Kenapa Kita Malah Sebaiknya Nggak Perlu Ngasih Mereka Receh

Kadang sudah ada rambu resmi via smartf41z.com

Sebetulnya, sudah banyak persimpangan yang punya rambu atau plang resmi, contohnya seperti jalur putar balik (U-turn). Fungsinya tentu saja untuk dipatuhi bukan untuk dipajang aja. Tapi di persimpangan tersebut kadang masih ada satu bahkan dua polisi cepek yang mengatur. Kalau jatuhnya malah nggak berfaedah atau malah tambah bikin macet, bukannya lebih baik nggak usah ada aja sekalian?

ADVERTISEMENTS

3. Yang paling bikin bete tuh kalau ada polisi cepek yang marah-marah jika kita nggak memberi uang. Atau yang nyolot kalau cuma dikasih seratus-dua ratus

Fenomena Polisi Cepek: Beragam Alasan Kenapa Kita Malah Sebaiknya Nggak Perlu Ngasih Mereka Receh

Paling males kalau ada yang maksa via hello-pet.com

Nggak sedikit lo Pak Ogah yang marah-marah kalau kita nggak ngasih duit, atau yang ngomel saat tahu kita cuma ngasih koin seratusan. Mungkin niatnya “turun ke jalan” memang biar dapat ceperan aja ya. Lebih parahnya lagi, katanya sempat ada kejadian pengendara motor perempuan yang mengalami pelecehan oleh oknum yang diduga Pak Ogah ini lo! Duh, kok serem ya…

ADVERTISEMENTS

4. Kalau nyatanya keberadaan Pak Ogah nggak gitu-gitu efektif, atau malah merugikan bagi sebagian orang, sudah jadi tugas pemerintah buat menertibkan mereka. Karena sebenarnya ilegal juga nggak sih keberadaan polisi cepek ini~

Fenomena Polisi Cepek: Beragam Alasan Kenapa Kita Malah Sebaiknya Nggak Perlu Ngasih Mereka Receh

Sebaiknya ditertibkan aja nggak sih… via id.wikipedia.org

Nggak tahu juga sih gimana awalnya jadi banyak orang tiba-tiba menjelma jadi polisi cepek. Yang jelas mereka tidak terafiliasi dengan organisasi resmi pemerintah. Makanya kalau nyatanya malah bikin macet, sering mengintimidasi pengendara yang nggak ngasih duit, atau parahnya melecehkan orang yang melintas, ya sudah jadi kewajiban pemerintah untuk menertibkan dan memberi edukasi.

Bukan buat menghalangi mereka mencari nafkah, justru supaya mereka bisa terpacu memiliki pekerjaan yang lebih layak. Nah, sebagai pengendara, hal termudah yang bisa kita lakukan untuk “menertibkan” keberadaan Pak Ogah ini adalah dengan berhenti memberikan uang~ Menurut kamu gimana nih?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

Editor

An amateur writer.

CLOSE