Semua orang pasti tahu kalau anjing adalah salah satu hewan peliharaan paling favorit di dunia. Memiliki kecerdasaan lebih dibandingkan banyak hewan lain, anjing bisa dilatih dan bahkan jadi ‘sahabat’ manusia dengan keterikatan emosi yang tinggi. Maka dari itu, banyak orang bereaksi keras terhadap ide untuk memakan dan memperlakukan anjing layaknya hewan ternak. Tapi ternyata bukan cuma di Korea Utara yang tidak memiliki sumber protein lain, anjing masih diburu atau diternakkan untuk dagingnya di banyak tempat.
Salah satunya di Indonesia. Baru-baru saja, tim aktivis hewan dari Australia mengungkapkan betapa meresahkannya perdagangan daging anjing di Bali. Tapi ada yang jauh lebih parah. Tahukah kalian tiap tahunnya ada perayaan Festival Daging Anjing di Kota Yulin, Provinsi Guangxi, Cina? Dilansir dari CNN, festival yang dirayakan tiap tanggal 21 Juni ini merupakan selebrasi besar-besaran untuk menyembelih dan mengkonsumsi daging anjing. Jelas saja festival ini menuai kritikan keras, baik yang datang dari warga Cina sendiri maupun masyarakat internasional. Yuk simak bareng ulasan Hipwee News & Feature ini!
ADVERTISEMENTS
1. Festival Daging Anjing yang digelar tahunan sejak 2010 mengundang banyak sentimen negatif terkait konsumsi anjing yang masif
Sejak 2010 di kota Yulin setiap memasuki musim panas tepatnya tanggal 21 Juni pedagang di sana akan menggelar sebuah Festival Daging Anjing. Tahun lalu Festival Daging Anjing sangat populer, imbasnya mereka para pihak penyelenggara Festival ini harus menanggung protes dari kalangan pemerhati hewan peliharaan dan pejuang pembela hak anjing.
ADVERTISEMENTS
2. Aparat berjaga demi menghindari terjadinya konflik di sekitar lokasi festival berlangsung
Kemarin (21-06-2017) telah diadakan festival yang penuh kontroversi ini. Banyak sekali pesanan menu anjing, banyak pula anjing-anjing yang dibunuh dan dipanggang tak karuan bentuknya. Aparat yang bertugas mulai berjaga di dekat sebuah jalan masuk sebuah kawasan digelarnya festival itu. Hal ini untuk berjaga-jaga ada serangan dari pihak yang kontra akan konsumsi daging di Yulin.
ADVERTISEMENTS
3. Pihak yang tak setuju berasal dari kelompok pembela hak hewan. Mereka mengecam tindakan konsumsi daging anjing yang berlebihan
Bukan hanya dua atau tiga kali, beberapa media di luar negeri juga mewartakan mengenai polemik ini. Kaum pembela hak hewan menyatakan protesnya terhadap konsumsi daging anjing yang sangat mengerikan sampai dengan proses eksekusinya pun dinilai sangat nggak manusiawi. Festival Daging Anjing ini pun dikecam oleh banyak orang khususnya mereka yang kontra terhadap konsumsi daging anjing.
ADVERTISEMENTS
4. Pihak penyelenggara berdalih bahwa festival ini adalah bagian dari budaya. Jika dihentikan, akan banyak pedagang yang mengalami kesulitan ekonomi
Setelah dicermati, apa yang disampaikan oleh penggagas acara ini cukup masuk akal, pasalnya susah sekali menghilangkan tradisi dan budaya itu. Jika para pedagang berhenti jualan anjing, lalu bagaimana nasib mereka? Adakah pekerjaan lain yang akan mereka dapat? Masalah ini sungguh masalah yang mendasar, lagi-lagi motifnya ekonomi nan rumit.
ADVERTISEMENTS
5. Kedua belah pihak yang berseteru sebenarnya sudah membuat kesepakatan selepas festival serupa diadakan tahun lalu
Sebenarnya Festival Daging Anjing bukan tanpa respon. Mereka, dua pihak yang berseteru bahkan sudah membuat kesepakatan bahwa para pedagang boleh berjualan maksimal dua ekor anjing. Namun sangat disayangkan apa yang terjadi sebaliknya, daging anjing diperjualbelikan, bertumpuk-tumpuk dan jika dibayangkan, sungguh malang nian nasib si anjing.
ADVERTISEMENTS
6. Tidak ada aturan pasti mengenai konsumsi daging anjing di berbagai negara, akankah anjing jadi hewan ternak suatu saat nanti?
Di berbagai negara yang terdiri dari berbagai suku dan budaya. Konsumsi daging anjing selalu saja ada di setiap daerah tertentu. Bahkan menurut laporan di Indonesia sendiri konsumsi daging anjing masih tergolong banyak, belum menurun. Di Vietnam, Korsel dan Taiwan, ada saja penduduknya yang mengonsumsi daging anjing. Di Eropa, tepatnya orang-orang pengungan Alpen juga ditemui praktik serupa. Di Hawai, Amerika bahkan ada orang yang juga memakan daging kucing.
Berbeda dengan kebanyakan orang di dunia, warga Bali maupun Yulin pasti punya alasan sendiri-sendiri kenapa memakan hewan menggemaskan ini. Tapi polemik ini membuat kita berpikir, mungkin nggak sih suatu saat nanti hewan peliharaan seperti anjing lama-lama diterima sebagai daging konsumsi. Apalagi melihat dampak perubahan iklim yang membuat stok makanan kita makin menipis. Semoga saja peradaban tidak sebegitu rusaknya, sampai kita harus memakan hewan-hewan menggemaskan ini untuk bertahan hidup.