“Jagalah LBH/YLBHI, Teruskan pemikiran dan perjuangan bagi si miskin dan tertindas”
Pesan yang ditulis di atas secarik kertas putih dengan spidol merah itu ditulis oleh mendiang Adnan Buyung Nasution pada 20 September 2015. Sambil berlinang air mata, alm. Adnan mengisyaratkan untuk meminta alat tulis karena dia tidak mampu bicara.
“Dia tidak bisa berbicara saat itu, jadi dia cuma bisa menangis, apalagi saat kita pegang tangan dia,” ujar Todung Mulya Lubis, seperti yang dilansir dari Kompas.com.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Adnan Buyung Nasution masih menangis saat menulis pesan tersebut. Namun cucuran air mata tersebut menandakan betapa kuatnya pesan yang ia tinggalkan.
Dilihat sekilas, tulisan tangan Adnan mungkin sulit dibaca. Sebab ia masih berlinang airmata saat menulisnya. Namun tangisan tersebut mengisyaratkan betapa kuatnya hasrat Adnan untuk menegakkan keadilan di Indonesia.
Sepak terjang Adnan Buyung Nasution untuk membela mereka yang miskin dan tertindas sudah lama terdengar, sekarang sudah menjadi tugas kita (terutama para penegak hukum) untuk meneruskan perjuangan Adnan.
Beristirahatlah dengan tenang, Bung Adnan. Terima kasih telah menjadi pembela bagi mereka yang lemah dan tertindas. Izinkan kami melanjutkan perjuanganmu!