Suasana mencekam sedang benar-benar menyelimuti Surabaya dan sekitarnya. Setelah kemarin ada bom dilaporkan meledak di 3 gereja berdekatan, malamnya ledakan serupa juga terjadi di sebuah Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo. Seolah tidak cukup hanya di situ, tadi (14/5) pagi sekitar pukul 08.50, bom susulan dikabarkan meledak di gerbang masuk Polrestabes Surabaya. Belum jelas berapa jumlah korban dalam insiden itu.
Riuhnya situasi di sekitar lokasi kejadian membuat banyak orang di sana jadi sibuk mengabadikan foto atau video yang mengekspos kerusakan yang ditimbulkan sampai bahkan jasad korban yang bergelimpangan, untuk kemudian dibagikan lewat media sosial.  Maksudnya jelas baik, yakni untuk berbagi info dan perkembangan terbaru tentang kondisi darurat di Surabaya. Tapi menurut Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), tindakan ini justru bisa berbahaya. Terutama di saat-saat genting seperti ini. Kenapa? Yuk simak info selengkapnya bareng Hipwee News & Feature!
Persebaran foto & video yang tidak disensor justru akan memperluas teror dan rasa ketakutan. Jadi Kominfo tidak hanya akan men-take down konten tersebut tapi juga menindak penyebarnya
Dilansir CNN, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), lewat Plt Humasnya, Noor Iza, menyatakan kalau saat ini Kominfo sedang mengusut 42 video di YouTube yang memuat jenazah korban bom Surabaya. Dirjen APTIKA, Semuel Abrijani, juga sepakat mengatakan kalau tindakan menyebarkan foto potongan tubuh korban itu sangatlah tidak etis. Tidak hanya berlaku untuk korban bom aja, tapi juga secara umum, seperti pembunuhan, kecelakaan, atau korban perang.
Penyebaran konten-konten tersebut justru akan memperluas teror dan rasa ketakutan di lingkungan masyarakat. Apalagi jika diikuti dengan persebaran selentingan info-info yang masih ‘kata-katanya’ atau ‘dapat bocoran dari grup sebelah’, situasi teror justru akan semakin mencekam. Biar tidak memperkeruh suasas, aliran informasi di saat darurat ini harus bisa terjaga. Jadi ya ikutin aja update resmi dari pemerintah dan kepolisian guys. Lihat press conference-nya aja, jangan sebar info-info yang masih belum terkonfirmasi.
Yang lebih berbahaya, persebaran teror lewat konten-konten online itu bisa diartikan oleh para teroris sebagai kemenangan tersendiri. Jadi, jangan membuat mereka merasa menang ya guysÂ
Dimana-mana, teroris itu tujuannya ya untuk menyebarkan teror, ketakutan, dan perasaan terancam di masyarakat. Logikanya semakin kita rajin menyebarkan foto atau video yang menggambarkan ricuhnya suasana saat bom, semakin mereka merasa menang. Mereka jadi merasa tujuan atau goal-nya tercapai. Jadi, jangan sok-sokan biar dapat perhatian publik, kalian jadi tega secara tidak langsung membantu teroris menumbuhkan perasaan takut di hati seluruh lapisan masyarakat.
Panik tidak akan menghentikan aksi para teroris biadab. Sebaliknya, yang harus kita lakukan adalah bersama-sama menunjukkan kalau kita tidak takut
Rasa takut dan terancam adalah hal yang diinginkan teroris dari kita. Sebagai bangsa satu negara, yang bisa kita lakukan adalah tetap tenang dan tidak panik. Ini juga berlaku di setiap unggahan kita di media sosial. Selain jangan menyebarkan foto dan video korban, kita sebagai pengguna juga jangan sampai terlihat takut lewat unggahan kita. Mengungkap kedukaan boleh saja, tapi tunjukkan dan buktikan juga kalau kita kuat.
Percaya aja bahwa badai pasti berlalu. Tidak peduli asal kita dari mana atau apa agama kita, terorisme ini adalah kejahatan kemanusiaan yang harus dilalui bersama. #JanganBantuTeroris dengan turut menyebar teror dan ketakutan. Di situasi genting seperti ini, kita juga harus pintar memilah informasi. Cukup percaya dengan berita dari sumber-sumber terpercaya, seperti konferensi pers atau pernyataan resmi. Tetap waspada dan saling bantu menenangkan satu sama lain. Buktikan kalau kita, bangsa Indonesia, adalah bangsa yang kuat! Stay safe!