Potensi Cuaca Ekstrem Terjadi di Indonesia hingga 9 Desember 2021, BMKG Peringatkan Potensi Banjir

Peringatan cuaca ekstrem

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan potensi cuaca ekstrem di Indonesia yang akan berlangsung hingga 9 Desember 2021. Hal ini disampaikan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Ia menyatakan bahwa akan ada peningkatan dinamika atmosfer selama sepekan kedepan.

Peningkatan inamika atmosfer turut meningkatkan potensi cuaca ekstrem, begitu pula dengan potensi bencana. Sehubungan dengan itu, Dwikorina meminta masyarakat dan pemerintah untuk tetap waspada.

Keadaan cuaca yang ekstrem ditambah dengan indikasi aktifnya La Nina berpotensi menimbulkan berbagai bencana bagi Indonesia

“Waspada bencana hidrometeorologi yang kemungkinan menyertainya. Mulai dari banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan sebagainya,” kata Dwikorita seperti dilansir dari siaran pers melalui laman Isntagram resmi BMKG.

Selanjutnya Dwikorita turut menyatakan bahwa memang sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki periode musim hujan. Keadaan curah hujan diprediksi akan semakin tinggi dengan indikasi aktifnya La Nina.

Potensi pertumbuhan awan hujan juga dipengaruhi oleh menjauhnya Siklon Tropis Nyatoh dan bibit siklon 94W dari wilayah Indonesia. Ditambah aktifnya MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin

Dilansir dari bmkg.go.id, siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Disebutkan bahwa menjauhnya Siklon Tropis Nyatoh dan bibit siklon 94W dari wilayah Indonesia membuka peluang terjadinya peningkatan dinamika atmosfer lain. Hal tersebut karena meningkatnya aliran massa udara yang cukup intens dari wilayah Laut China Selatan ke arah selatan memasuki wilayah atmosfer Indonesia.

Meskipun begitu, Dwikorina menjelaskan bahwa Siklon Tropis Nyatoh dan bibit Siklon 94W tidak berdampak signifikan terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia.”Sistem Siklon Nyatoh dan Bibit 94W ini posisinya semakin menjauhi wilayah Indonesia, sehingga dampak terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia menjadi tidak signifikan.” tuturnya.

Selain itu, Deputi Bidang Meteorologi Guswanto menambahkan bahwa peningkatan curah hujan bisa terjadi karena aktifnya MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin. Hal tersebut adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah fase aktif yang dilewatinya.

Tak berdampak signifikan pada cuaca, Siklon Nyatoh dan Bibit 94W tetap berpengaruh terhadap potensi gelombang tinggi di beberapa perairan di Indonesia

“Meskipun begitu, dampak terhadap potensi gelombang dengan tinggi 2,5 sampai empat meter masih perlu diwaspadai di beberapa wilayah perairan,” ujar Dwikorita.

Siklon dan bibit siklon tersebut, menurut unggahan Intagram @infobmkg berpotensi menimbulkan gelombang dengan tinggi hingga empat meter di perairan utara Kepulauan Anambas, perairan barat Kepulauan Natuna, perairan Kepulauan Subi Serasan, perairan utara Kepulauan Sangihe, perairan utara Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian utara, perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, serta Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua.

Selain itu, ia melanjutkan, siklon dan bibit siklon berpotensi menimbulkan gelombang dengan tinggi empat sampai enam meter di wilayah perairan Laut Natuna Utara dan perairan utara Natuna.

Bagi SoHip yang bepergian, jangan sampai lupa membawa payung ya. Selain itu kita perlu waspada sembari berdoa semoga selalu diberikan keselamatan,

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Penikmat jatuh cinta, penyuka anime dan fans Liverpool asal Jombang yang terkadang menulis karena hobi.

CLOSE