Kecelakaan maut kembali terjadi di tol Cipularang, tol yang membentang dari Cikampek-Purwakarta sampai Padalarang, melewati Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Bandung Barat. Kecelakaan di KM 91 yang terjadi hari Senin (2/9) kemarin itu melibatkan 21 kendaraan dan telah menewaskan 9 orang serta belasan lainnya luka-luka, seperti dikutip dari Kompas.
Mendengar berita kecelakaan di tol Cipularang rasanya bukan sesuatu yang aneh lagi, sampai-sampai tol itu dijuluki tol maut, saking seringnya kecelakaan terjadi di sana. Lokasi yang rawan terjadi kecelakaan yaitu di sepanjang KM 90-100. Malah nggak sedikit yang menghubungkan banyaknya peristiwa kecelakaan di sana dengan kisah-kisah mistis. Sebelum buru-buru setuju, mending simak dulu deh alasan yang lebih masuk akal kenapa di tol Cipularang banyak terjadi kecelakaan.
ADVERTISEMENTS
1. Meski penyebab kecelakaan beruntun Senin kemarin masih diselidiki, tapi salah satu penyebab banyaknya kecelakaan di sana bisa jadi karena geometrik jalan di tol Cipularang yang nggak biasa
Kondisi jalan di tol Cipularang ini disebut-sebut tidak biasa. Dirjen Perhubungan Darat (Kemenhub) Budi Setiyadi, dilansir Detik, mengatakan kalau kemungkinan banyak kecelakaan di sana karena bentuk dan ukuran jalan raya, baik yang melintang, memanjang, maupun aspek lain yang terkait bentuk fisik jalan tol Cipularang terlihat “unik”. Mungkin karena tol ini ada di pegunungan, jadi jalannya agak menikung dan banyak tanjakan atau turunan
Dalam ruas jalan antara KM 90-100 itu dari arah Jakarta mengalami tanjakan panjang, sedangkan sebaliknya mengalami turunan panjang.
ADVERTISEMENTS
2. Selain itu faktor kendaraan juga seringkali jadi penyebab kecelakaan terjadi, seperti truk yang kelebihan muatan atau rem blong
Nggak cuma bentuk jalan aja, kemungkinan kecelakaan sering terjadi juga didukung dengan kondisi kendaraan yang tidak sempurna seperti rem blong atau masalah teknis lainnya. Kasubdit Pemantauan dan Evaluasi Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan, Ditjen Bina Marga Wahyudi, nggak sedikit juga ditemukan truk yang mengangkut muatan berlebih alias over capacity.
ADVERTISEMENTS
3. Human error juga mungkin banget jadi faktor pendorong terjadinya kecelakaan, contohnya pengemudi yang mengantuk dan tidak fokus membawa kendaraannya
Sudah kendaraannya kurang memenuhi aturan, pengemudinya juga sering tidak fokus atau hilang konsentrasi. Penyebab-penyebab kecelakaan karena human error ini sebetulnya bisa dihindari jika pengemudi tidak memaksa menyetir saat kondisi sedang kurang fit atau mengantuk. Masalahnya yang dirugikan nanti juga nggak cuma dia, kan…
ADVERTISEMENTS
4. Atau bisa juga karena pengemudi nggak menjaga jarak aman dengan baik. Peraturan soal ini nggak dibuat tanpa alasan sehingga bisa diabaikan lo, Guys
Menurut pengamat transportasi Budiyanto, dalam Kompas, kecelakaan beruntun kemarin bisa jadi karena pengemudi yang nggak menjaga jarak aman berkendara. Padahal jarak aman ini perlu dijaga agar pengemudi masih punya waktu buat menghindar atau membelokan, mengurangi kecepatan atau mengerem kendaraannya, jika terjadi sesuatu dengan kendaraan di depannya.
ADVERTISEMENTS
5. Selain jarak aman, batas kecepatan juga perlu diperhatikan. Kalau pengemudi nggak memenuhi batas maksimal kecepatannya, ya risiko kecelakaan akan semakin besar
Menjaga jarak aman juga perlu didukung dengan menjaga batas kecepatan maksimal. Peraturan yang berlaku bagi pengendara jalan tol ini sudah diukur berdasarkan kondisi jalan, kecepatan angin, dan lain-lain, sehingga kalau sampai ada kendaraan yang melaju melebihi batas kecepatan maksimal, akan ada kemungkinan ia mengalami kecelakaan, entah kendaraannya oleng, atau yang lain.
Sebenarnya nggak cuma di tol Cipularang saja, mau di tol atau jalan raya manapun kita sebagai pengguna jalan harus mematuhi setiap peraturan yang ada agar terhindar dari kecelakaan dan hal ngga dikehendaki lainnya.