Selain Pengamen Ondel-ondel, Pengamen Boneka Mampang Juga Perlu Dibikin Regulasinya. Ini Alasannya

Pengamen boneka mampang

Hari Senin minggu ini dibuka dengan kabar Pemprov DKI yang berencana menertibkan pengamen ondel-ondel segede gaban yang sering ditemukan di jalanan ibukota. Biasanya ondel-ondel ini menampilkan goyangan kanan-kiri maju-mundur dengan diiringi musik biar lebih heboh dan menarik massa buat nyumbang. Bertahun-tahun pengamen ondel-ondel beraksi di Jakarta, kali ini keberadaannya akan diperketat atas alasan penyalahgunaan budaya.

Selain Pengamen Ondel-ondel, Pengamen Boneka Mampang Juga Perlu Dibikin Regulasinya. Ini Alasannya

Pengamen ondel-ondel via foto.kompas.com

Ondel-ondel memang jadi ciri khas kebudayaan khas Betawi. Menjadikannya alat buat mengamen di jalanan dianggap sebagai bentuk degradasi budaya. Intinya nggak pantas lah, ondel-ondel diajak cari duit dengan mengamen. Udah gitu pertunjukkan ondel-ondel seharusnya diiringi penabuh gendang, pemain tamborin, dan pemain silat. Tapi mungkin biar lebih ringkas, kebanyakan pengamen ondel-ondel malah pakai suara musik rekaman, Sehingga kalau kata Alwi Shahab , pencatat kebudayaan Betawi, citra seninya jadi hilang.

Nah, bagaimana dengan boneka mampang yang wujud kepalanya lebih besar dari badannya dan suka goyang-goyang nggak jelas itu? Walau nggak dikaitkan sama budaya apapun di Indonesia, tapi pengamen boneka mampang kayaknya juga perlu ditertibkan lewat regulasi tertentu.

ADVERTISEMENTS

1. Eksploitasi anak di balik “jubah” boneka mampang

Selain Pengamen Ondel-ondel, Pengamen Boneka Mampang Juga Perlu Dibikin Regulasinya. Ini Alasannya

Meskipun ada juga sih yang sosoknya orang dewasa, tapi anak-anak yang dieksploitasi juga nggak sedikit via cyberspaceandtime.com

Mungkin banyak orang yang nggak ngeh kalau biasanya sosok di balik kostum boneka mampang itu adalah anak kecil, yang pas jam ngamen itu harusnya dia lagi belajar di sekolah atau main sama temen-temennya di kampung. Jelas aja anak kecil itu mengamen bukan atas keinginannya sendiri. Bisa dipastikan selalu ada orang dewasa di baliknya, entah saudaranya, atau bahkan orangtuanya sendiri.

Alasannya? Ya, faktor ekonomi. Ini sering terjadi di kota-kota besar. Mereka terhimpit situasi sulit sehingga merasa harus melibatkan anaknya untuk cari duit dan memilih berhenti menyekolahkannya. Eksploitasi tipis-tipis ini tentu akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan si anak. Padahal seharusnya anak seusianya disibukkan dengan aktivitas belajar atau bermain.

ADVERTISEMENTS

2. Ukurannya yang besar, kadangkala justru mengganggu pengguna jalan. Bikin salah fokus!

Selain Pengamen Ondel-ondel, Pengamen Boneka Mampang Juga Perlu Dibikin Regulasinya. Ini Alasannya

Kadang bikin pengguna jalan nggak fokus via today.line.me

Boneka mampang memang unik. Bentuknya nggak biasa. Itulah yang jadi daya tarik tersendiri dan memang sengaja ditonjolkan pengamen biar orang pada tertarik buat nyumbang. Tapi ukurannya yang besar seringkali malah mengganggu pengguna jalan. Belum lagi kalau mereka datang berkelompok. Wujudnya yang nyentrik bikin orang salah fokus, harusnya konsentrasi di jalan, eh, malah keterusan mantengin boneka mampang. Kan ngeri kalau sampai bikin kecelakaan…

ADVERTISEMENTS

3. Unik sih unik, tapi kalau boleh jujur boneka mampang ini malah cenderung seram!

Selain Pengamen Ondel-ondel, Pengamen Boneka Mampang Juga Perlu Dibikin Regulasinya. Ini Alasannya

Bentuknya itu lo serem! via palembang.tribunnews.com

Tolong yang bilang boneka mampang ini lucu minggir dulu. Kalau boleh jujur, boneka mampang ini justru punya perawakan yang serem abis! Apalagi kalau kepalanya udah goyang-goyang, duh, bikin kebawa mimpi. Coba bayangin malem-malem nyetir sendirian terus ketemu boneka ini goyang-goyangin kepala di pinggir jalan. Bisa-bisa bikin kaget terus lagi-lagi jadi nggak fokus!

Itulah kira-kira alasan kenapa pengamen boneka mampang perlu ditertibkan juga, jangan cuma pengamen ondel-ondel aja. Menurutmu ada alasan lainnya nggak? Coba share di kolom komentar ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

Editor

An amateur writer.

CLOSE