*Kamis mistis kembali membawakan cerita misteri untukmu. Kali ini cerita datang dari makhluk mitologi yang paling ditakuti di Bali, yakni leak. Sosok mistis yang menganut ilmu hitam ini tak jarang dijumpai manusia dalam beragam bentuknya.
Nasi sudah menjadi bubur. Itulah yang paling tepat menggambarkan penyesalan Marsidi (nama samaran). Datang dari pulau seberang menuju Bali, ia punya harapan besar untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih banyak menghasilkan uang. Maklum, peluang kerja di desanya cuma mentok jadi buruh tani saja.
Ajakan Ruslan untuk merantau ke Bali memang diakuinya sebagai jawaban atas keresahannya selama ini. Namun, Marsidi mulai mempertanyakan keputusan itu. Soalnya, ia justru sampai pada kesimpulan kalau itu adalah keputusan ternekat dan terbodoh dalam hidupnya.
Seharusnya, semua berjalan lancar; merantau ke Bali, bekerja jadi pegawai restoran, dan mendapat gaji per bulan yang cukup bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan. Sayangnya, kejadian yang terjadi beberapa hari membuat Marsidi ketakutan setengah mati sampai-sampai ia memilih pulang kampung saja.
Jadi, begini….. Tetangga kontrakan Marsidi sebenarnya orang yang baik meski terkesan nggak banyak omong. Marsidi berani bertaruh kalau tetangganya sangat baik dan murah hati. Beberapa kali Marsidi diberi makanan. Katanya sih, masakan perempuan yang umurnya paruh baya itu selalu tak habis saat dimakan sendirian. Alhasil, si nenek memberikannya pada Marsidi yang sudah dianggap cucu sendiri.
Nah, ketakutan Marsidi muncul ketika ia mulai mengenal tetangga-tetangga yang lain.
“Jangan dekat-dekat dengan wanita itu!” Seorang tetangga yang rumahnya di ujung gang memperingatkan dengan suara yang amat samar, nyaris berbisik. “Dia jelmaan leak. Nanti, kamu malah dijadikan mangsa.”
Awalnya, Marsidi nggak percaya omongan orang-orang di sekitarnya. Takut fitnah, katanya. Namun, suatu malam, Marsidi melihat keganjilan yang bikin bulu kuduknya berdiri. Dengan mata kepalanya sendiri, ia melihat tanda-tanda yang menunjukkan kabar burung itu benar.
Apa yang dilihat Marsidi sampai berpikiran seperti itu?
Ini dia ceritanya….
ADVERTISEMENTS
Tengah malam, Marsidi menyaksikan satu dari tiga perwujudan leak. Hiii….
Bagi orang Bali, mitologi ini turun-temurun diceritakan sekaligus ditakuti. Leak sendiri memiliki wujud yang beragam. Biasanya sih, leak digambarkan mempunyai mata besar, gigi bertaring, lidah menjulur panjang, perawakan tinggi, dan organ tubuh bagian dalamnya terurai.
Konon katanya, leak memiliki tiga perwujudan, yakni kera, babi, atau bola api. Inilah yang menyebabkan Marsidi gemetar sepanjang malam sampai pagi menjelang. Suatu malam, Marsidi nggak bisa tidur tenang. Lantaran sudah putus asa dengan beragam cara agar tidur terlelap, ia memutuskan keluar ke emperan. Maksudnya sih, cari udara sebentar.
Setengah jam duduk di kursi, Marsidi tiba-tiba membelalakkan mata dan segera masuk ke dalam rumah. Dengan jelas di penglihatannya, bola api terbang masuk ke rumah si nenek. Esok paginya, nenek yang tinggal sendirian itu menyapa Marsidi yang hendak berangkat kerja. Sebisa mungkin Marsidi bersikap ramah, tapi ia nggak bisa mengusir kengerian yang menghinggapinya. Apakah benar nenek itu jelmaan leak? pikirnya.
Dari saat itulah, Marsidi memutuskan untuk kembali pulang ke kampung halaman daripada harus menanggung keresahan tak berkesudahan karena tinggal bersebelahan dengan makhluk mengerikan.
Ragam wujud leak | Illustration by Hipwee
ADVERTISEMENTS
Leak dipercaya sebagai makhluk jelmaan yang mempelajari ilmu hitam dan mengincar organ tubuh manusia
Dalam keseharian, leak berwujud manusia biasa. Namun, saat di malam hari, ia berubah menjadi leak yang berburu organ tubuh manusia. Leak harus mencari organ manusia sebagai ramuan untuk memperkuat ilmu hitamnya. Bukan cuma mengincar organ tubuh manusia yang telah meninggal, leak juga mengincar manusia yang masih hidup, lo. Selain itu, wanita hamil tak jarang jadi korban juga sebab leak suka menghisap darah bayi dalam kandungan. Ngeri~
Percaya atau tidak, leak masih diyakini dalam kebudayaan Bali, entah sebagai hantu atau sebagai ilmu hitam. Beberapa orang dipercaya masih menjalani ritual menjadi leak. Bahkan, menurut beberapa cerita, ada orang yang menyaksikan pertarungan antar leak yang biasanya dalam bentuk dua bola api.
Pertempuran leak diduga kerap terjadi di malam hari, di tempat yang gelap tanpa penerangan seperti kuburan. Pertempuran leak sendiri kadang diyakini terjadi antara leak yang ingin mencelakakan dan leak yang mencoba melindungi sesorang yang hendak dicelakai tersebut.
ADVERTISEMENTS
Misteri asal-usul leak nggak bisa dipisahkan dari legenda Calon Arang
Bicara soal leak, cerita Calon Arang pasti mengikuti. Soalnya, asal-muasal leak diyakini berkaitan erat dengan wanita sakti pemuja Dewi Durga ini. Bahkan, sampai detik ini, leak selalu ditampilkan dalam pertunjukan kesenian Tari Barong.
Di zaman Kerajaan Daha, Kediri, dengan Raja Airlangga yang berkuasa, Calon Arang dikenal sebagai penyihir sakti mandraguna. Ia memiliki anak perempuan yang bernama Ratna Manggali. Meski mempunyai paras yang ayu, Ratna masih melajang. Pasalnya, banyak lelaki yang takut menikahi putri dari seorang perempuan yang bisa berubah menjadi leak.
Jadi, Calon Arang ini konon mempelajari ilmu hitam demi membalas kematian sang suami. Suatu hari, Calon Arang sadar tak ada lelaki yang mau malamar putrinya. Didorong kemarahan yang besar, ia menyebarkan wabah di Kerajaan Kediri dan menyuruh muridnya untuk berubah menjadi leak. Pertumpahan darah pun terjadi sehingga memaksa Raja Airlangga turun tangan. Sang Raja menyuruh Empu Bahula untuk menikahi anak Calon Arang.
Pernikahan itu justru membuka konflik baru yang lebih besar. Gara-gara Empu Bahula mencuri kitab sihir, Calon Arang pun murka dan kembali menyebarkan wabah. Bahkan, ia menantang guru Empu Bahula, yakni Empu Baradah untuk adu kesaktian satu lawan satu.
Pertarungan ini berlangsung sengit hingga pada akhirnya Empu Baradah muncul sebagai pemenang. Sementara itu, Calon Arang tews dengan masih menganut ilmu hitam yang dipelajarinya. Ilmu hitam inilah yang terus dipelajari orang dengan berbagai tujuan, memiliki kekebalan tubuh, misalnya.