Saat ini seluruh pemimpin negara di dunia dihadapkan pada situasi yang menuntut mereka untuk bergerak cepat. Ibarat main kejar-kejaran sama sesuatu yang tidak terlihat, selain butuh strategi yang tepat, setiap negara juga butuh penanganan yang cepat dan tanggap agar “sesuatu” yang kita sebut sebagai virus corona itu nggak menyebar lebih luas. Tentunya, hal ini jadi tantangan tersendiri bagi setiap pemimpin dunia. Ada negara yang dinilai gagal dan lamban menanganinya, ada juga yang dianggap berhasil.
Salah satu persamaan yang bisa ditemukan di antara negara-negara yang jago menangani wabah itu adalah mereka dipimpin oleh seorang wanita! Para pemimpin wanita ini punya cara dan pendekatan yang mengutamakan empati dan kepedulian, layaknya seorang ibu. Tak sedikit negara yang dipimpin pria, justru malah kelihatan saling menyalahkan, menyepelekan, hingga menutup-nutupi kasus di negaranya. Siapa saja sih pemimpin-pemimpin wanita yang dinilai berhasil menangani wabah corona?
ADVERTISEMENTS
1. Angela Merkel — Kanselir Jerman
Strategi:
- Sejak awal wabah muncul, Angela sudah menunjukkan keseriusannya
- Ia selalu berusaha jujur ke warga, nggak ada yang ditutup-tutupi
- Angela segera melakukan tes secara luas di awal (350.000 tes per minggu, terbesar di Eropa)
Keberhasilan:
- Angka kematian rendah (dibandingkan kebanyakan negara di Eropa)
- Punya intensive care beds terbanyak di Eropa
- Skala tes corona terluas di Eropa
- Angka pasien corona terus menurun
ADVERTISEMENTS
2. Sanna Marin — Perdana Menteri Finlandia
Strategi:
- Endorse influencer untuk mengedukasi warganya tentang virus corona, termasuk langkah-langkah pencegahan. Biar warga gercep dan melakukan proteksi dini
Keberhasilan:
- Angka kematian rendah, hanya 59 dari 5,5 juta populasi
ADVERTISEMENTS
3. Tsai Ing Wen — Presiden Taiwan
Strategi:
- Di awal wabah, langsung membatasi penerbangan dari luar negeri
- Penerbangan dari Wuhan sangat diteliti
- Melakukan 124 macam langkah pencegahan tanpa harus lockdown
- Mendirikan Pusat Komando Epidemi
- Meningkatkan produksi APD dan masker
Keberhasilan:
- Jumlah kasus cuma 393
- Angka kematian minim (cuma 6!), padahal jarak Taiwan dekat banget sama Cina
- Mampu mengirim bantuan masker ke Amerika dan Eropa
ADVERTISEMENTS
4. Erna Solberg — Perdana Menteri Norwegia
Strategi:
- Menggelar konferensi pers khusus untuk penonton anak-anak. Tujuannya mengedukasi mereka soal wabah virus corona. Anak-anak dianggap bisa membantu “menyederhanakan” informasi soal corona lewat pertanyaan-pertanyaan yang mereka lontarkan. Jadi yang dewasa bisa ikutan belajar dan nggak perlu pusing baca jurnal atau istilah medis yang njelimet
Keberhasilan:
- Angka kematian minim (dari 6.798 kasus –saat artikel ini ditulis, hanya ada 150 kematian)
ADVERTISEMENTS
5. Jacinda Ardern — Perdana Menteri Selandia Baru
Strategi:
- Melakukan tes besar-besaran
- Selalu merespon kasus dengan jelas dan menunjukkan kasih sayang
- Menerapkan lockdown sejak awal kasus berkembang
- Melarang turis asing masuk
Keberhasilan:
- Dari lebih dari 1.300 kasus, hanya 9 orang yang dilaporkan meninggal
ADVERTISEMENTS
6. Katrin Jakobsdóttir — Perdana Menteri Islandia
Strategi:
- Tes massal dan gratis untuk semua warganya
- Melakukan intervensi kesehatan dini, melacak persebaran secara agresif, dan karantina pasien-pasien suspect
Keberhasilan:
- Angka kematian minim (dari 1.727 kasus –saat artikel ini ditulis, hanya ada 8 kematian)
Walaupun pemimpin-pemimpin wanita dunia banyak yang dinilai berhasil menangani virus corona, bukan berarti mereka yang pria tidak memiliki kapabilitas lo ya. Buktinya juga banyak kok pemimpin pria yang sukses dengan strateginya memerangi virus corona dan membuat angka persebaran di negaranya menjadi melambat bahkan berhenti. Contohnya kayak Korea Selatan yang dipimpin Moon Jae In. Tapi biasanya memang pendekatan pemimpin wanita itu agak berbeda, Guys. Mungkin karena naluri keibuannya ya, dan mereka menganggap warganya tuh kayak anak-anaknya sendiri gitu~
Jadi, mana pemimpin wanita favoritmu?