Saat ini Indonesia seperti banyak negara lainnya di dunia menghadapi ujian berat karena pandemi. Ujian dari pandemi ini secara langsung menambah persoalan bagi Indonesia yang masih harus berjuang sekuat tenaga untuk keluar dari keterpurukan ekonomi hingga kemiskinan. Seperti diketahui, pandemi telah mengakibatkan krisis ekonomi yang memperdalam jurang kemiskinan.
Kendati demikian, vaksinasi Covid-19 yang terus digencarkan pemerintah jadi salah satu hal yang dapat memicu Kebangkitan Nasional. Per bulan Desember 2021, sebanyak lebih 99 juta orang tercatat sudah menerima vaksin Covid-19 dosis kedua. Hanya saja, untuk mencapai Kebangkitan Nasional sepenuhnya, kunci selanjutnya yang harus dimiliki bangsa ini adalah pengetahuan dan informasi.
ADVERTISEMENTS
Pengetahuan dan teknologi informasi memainkan peran signifikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa
Perlu diketahui, teknologi informasi memainkan peran yang sangat signifikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus mempertebal jiwa nasionalisme. Bukan saja di masa pandemi ini, teknologi informasi sejak dulu sudah jadi pemantik munculnya sejumlah gerakan perubahan.
Dijelaskan oleh General Manager Enciety Business Consult Don Rozano, Kebangkitan Nasional dalam perspektif teknologi informasi dapat dimaknai sebagai upaya membangun kesadaran masyarakat untuk keluar dari kebodohan, keterbelakangan, dan kemiskinan.
Namun, yang jadi persoalan kemudian adalah masih banyak anak bangsa yang belum dapat mengakses teknologi, seperti mereka di daerah-daerah pedesaan yang sampai saat ini masih kesulitan mengakses internet sebagai bagian dari teknologi informasi kiwari. Diperkirakan hingga 10 tahun ke depan, akan masih ada 100 juta penduduk Indonesia yang hidup di pedesaan.
“Padahal, di masa pandemi sekarang, masyarakat sangat bergantung hidup pada layanan internet. Semua aktivitas harian hanya bisa dilakukan dengan bantuan internet. Sekolah dari rumah, bekerja dari rumah, belanja online, dan berburu pengetahuan serta informasi,” kata Don Rozano.
ADVERTISEMENTS
Internet sebagai bagian dari teknologi informasi jadi salah satu jalan bagi Kebangkitan Nasional Indonesia
Lebih lanjut dijelaskan, saat ini disparitas pengguna internet di perkotaan dan pedesaan masih cukup besar. Demikian pula dengan capaian Indeks Pembangunan Teknologi, Informasi (IP-TIK) di seluruh provinsi di Indonesia.
Merujuk survei Badan Pusat Statistik (BPS) tentang perbandingan rumah tangga perkotaan dan pedesaan yang pernah mengakses internet, disparitas pengguna internet pada tahun 2016 di perkotaan tercatat 61,88 persen dan pedesaan 31,79 persen. Sementara pada tahun 2017, perkotaan mencatatkan angka 70,89 persen dan pedesaan 41,99 persen. Sedangkan pada tahun 2018, perkotaan berada di angka 78,08 persen dan pedesaan 51,9 persen. Di tahun 2019, perkotaan mencatatkan angka 83,57 persen dan pedesaan 61,24 persen.
Berkaca dari disparitas tersebut, Don Rozano mengatakan perlu upaya kreatif dan inovatif yang mendorong percepatan pemerataan pembangunan, pengentasan kemiskinan dan menciptakan daya saing di seluruh Tanah Air.
“Hal ini akan menjadi tantangan bagi Kebangkitan Nasional Indonesia kedua. Pandemi bisa jadi menjadi momentumnya, dan internet menjadi salah satu jalannya,” lanjut Don Rozano.
Salah satu upaya kreatif dan inovatif yang dimaksud telah dilakukan Telkom melalui layanan fixed broadband IndiHome, yang terus menggelar jaringan internet dari Sabang hingga Merauke. Selama perjalanannya hingga saat ini, IndiHome telah melakukan pemasangan fiber optic sepanjang 166.343 kilometer.
Selain itu, hingga kuartal ketiga 2021 (Q3 2021), IndiHome tercatat telah menjangkau 96,5 persen kabupaten/kota, atau sebanyak 496 dari 514 kabupaten/kota di Indonesia. Angka tersebut mencakup jangkauan IndiHome ke sejumlah pulau terluar Indonesia, seperti Bintan, Karimun, Kei, Alor, Simeulue, Weh, Sebatik, Rote, Sabu dan Nusa Penida.
Langkah konkret yang dilakukan IndiHome di atas diharapkan dapat mendorong provider lain untuk melakukan hal serupa, demi akses internet yang merata untuk Kebangkitan Nasional.