Menjaga keseimbangan ekosistem memang merupakan tanggung jawab manusia kepada alam. Manusia adalah mahluk yang bisa dikatakan paling berkuasa di bumi. Dengan kekuatan intelegensi yang paling baik, manusia dibebani tugas untuk menjaga apa yang sudah dianugrahkan alam. Namun hingga kini, masih ada saja manusia yang bertindak sebaliknya. Mengeksploitasi alam demi keuntungan pribadi semata dan cenderung merusak keseimbangan kehidupan mahluk lain.
Pada hari Jumat minggu lalu, sebuah potongan kepala manusia dan sisa organ tubuh lainnya ditemukan berceceran di dalam Taman Konservasi Ingwelala, Afrika Selatan. Kemungkinan terbesar, potongan tubuh tersebut adalah milik seorang pemburu liar yang diserang oleh kawanan singa. Ternyata masalah perburuan yang ilegal dan serangan hewan buas ini bukan masalah sepele di Afrika. Yuk simak penjelasan Hipwee News & Feature berikut ini!
ADVERTISEMENTS
Temuan potongan tubuh berupa kepala manusia dengan luka bekas cakaran menggegerkan dunia. Kasus ini kini tengah diselidiki polisi
Potongan kepala manusia tanpa tubuh ditemukan dalam Taman Konservasi Ingwelala, Afrika Selatan. Sebelumnya pemilik kepala tersebut berteriak minta tolong dan tampak diserang oleh kawanan singa. Ketika tim penyelamat melepaskan tembakan ke arah kawanan singa, mereka terlambat. Tubuh pria tersebut telah terkoyak habis bahkan hanya menyisakan kepalanya dan bagian tubuh lain dan ceceran darah. Dilansir melalui National Geographic, kepolisian Limpopo saat ini tengah kesulitan untuk mengidentifikasi potongan kepala pria tersebut karena minimnya barang bukti dan tidak adanya identitas yang ditemukan di sekitar korban.
ADVERTISEMENTS
Diduga kuat kepala tersebut milik seorang pemburu liar yang sengaja melakukan perburuan ilegal pada hewan yang dilindungi
Selain potongan kepala, polisi juga menemukan senjata tidak jauh dari ceceran tubuh tersebut. Taman Konservasi hewan liar di Afrika memang kerap jadi sasaran pemburu ilegal yang berniat membunuh hewan-hewan dilindungi untuk meraup keuntungan pribadi. Pihak berwenang bahkan mencatat bahwa tahun lalu sering ditemui kasus perburuan ilegal dimana singa-singa ditemukan mati akibat diracuni dengan keadaan kepala yang terpenggal. Selain singa, badak juga hewan yang jadi sasaran empuk para pemburu liar ilegal. Mereka terus berdatangan, mengingat daratan konservasi yang sangat luas sehingga sulit untuk memergoki para oknum pemburu dengan senjata yang memasuki kawasan konservasi dan mengancam keseimbangan ekosistem.
ADVERTISEMENTS
Tulang singa di Afrika memang punya harga mahal, di sisi lain perburuan liar bisa merusak keseimbangan ekosistem
Nggak heran, tulang singa memang dihargai dengan sangat mahal di daratan Afrika. Tulang belulang singa laku sebesar 7,000 Poundsterling atau sekitar Rp130 juta Rupiah. Sedangkan kulitnya bisa dihargai hingga Rp56 juta Rupiah. Bahkan satu buah gigi singa laku sebesar Rp9,5 juta. Belum lagi bagi mereka yang memanfaatkan bagian-bagian tubuh singa untuk pengobatan tradisional. Mirisnya pasar gelap jual beli bagian tubuh singa ini sudah bertaraf internasional lho. Banyak pesanan yang berasal dari negara-negara asia seperti China.
Padahal, berburu hewan liar di alam besar merupakan tindakan yang sangat berisiko. Nyawa jadi taruhannya manakala kawanan binatang ini mengamuk akibat habitatnya yang terganggu. Belum lagi, tindakan ini jelas-jelas akan mengurangi jumlah binatang dilindungi. Wah kebangetan juga ya.
ADVERTISEMENTS
Meski tentunya tragedi mengerikan yang memakan korban ini sangat disayangkan, namun di sisi lain perburuan ilegal jelas tidak dapat dibenarkan. Hewan liar yang sudah dalam area konservasi pun ternyata masih jadi target
Singa dan badak di Afrika memang sudah dilindungi dan dikonservasikan di suatu tempat khusus. Tujuannya tentu agar populasi mereka nggak punah. Akibat ulah pemburu liar,kini jumlah populasi singa hanya sebanyak 20,000 saja. Jika tidak dipertahankan jumlah ini akan terus menurun dan terancam punah. Jika salah satu populasi hewan punah, hal ini akan menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem. Jumlah populasi hewan yang dimangsa singa seperti antelop dan zebra akan meledak. Meledaknya populasi spesies berimbas pada krisis bahan pangan spesies tersebut. Rantau makanan pun semakin kacau.
Selamanya kita nggak akan bisa menyalahkan singa atau hewan lain akibat peristiwa tewasnya manusia seperti kejadian di Afrika Selatan ini. Bagaimana pun ini adalah kesalahan manusia yang mencoba mengusik habitat hewan-hewan tersebut. Bukankah hal yang wajar jika singa memangsa manusia, tapi jadi hal yang kelewatan jika manusia yang terus menerus memburu hewan tak bersalah untuk memperkaya diri mereka.
Alam sebenarnya memberikan banyak sekali hal untuk menyukupi kebutuhan manusia. Namun orang-orang yang tidak bersyukur justru terus merasa tidak cukup dan tidak menjaga keseimbangan alam sebagaimana mestinya. Peristiwa ini membuat kita berkaca bahwa seharusnya kita tidak egois untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri dengan mengorbankan hal-hal di sekitar kita. Bahkan singa pun akan sangat marah ketika habitatnya diusik.