Kepedihan tengah melingkupi keluarga pengemudi ojol atau ojek online di Bantul, Yogyakarta. Tak pernah muncul di pikiran Bandiman, kalau sang anak bungsu akan pergi selamanya malam itu, Minggu (25/4). Kejadian nahas yang berawal dari bungkusan sate nyatanya menjadi malapetaka bagi keluarga Bandiman. Insiden sate beracun yang merenggut nyawa anak dan melukai istrinya pun menjadi topik hangat di negeri ini selama sepekan belakangan.
Kasus tersebut langsung menuai protes dari publik. Setelah ditindaklanjuti oleh kepolisian, akhirnya pelaku yang dikecam lantaran perbuatannya itu berhasil ditangkap. Seperti apa kronologi kasus sate beracun sampai pelaku diringkus polisi?
ADVERTISEMENTS
Menerima bungkusan sate dari perempuan misterius, Bandiman diminta mengirimkannya ke sebuah rumah
Bandiman yang berprofesi sebagai pengemudi ojol bekerja seperti biasa pagi itu. Setelah seharian mengemudikan ojolnya, ia singgah sebentar ke sebuah masjid di sebelah barat stadion Mandala Krida Yogyakarta saat sore menjelang tiba. Usai menuanikan ibadah salat, seorang perempuan tak dikenal menghampirinya. Datang tanpa tangan kosong, perempuan itu membawa bungkusan berisi sate. Ia meminta Bandiman untuk mengantarkan bungkusan itu ke sebuah rumah yang ditempati oleh Tomy, seorang warga Bantul.
Dengan dalih tak punya aplikasi ojek online, si perempuan memberikan Bandiman upah sebesar 30 ribu rupiah untuk jasa pengiriman bungkusan itu. Menukil Kompas, upah tersebut nilainya lebih tinggi dari kesepakatan awal yang berjumlah 25 ribu rupiah. Meski sempat curiga, Bandiman akhirnya mengirimkan bungkusan itu tanpa proses pemesanan melalui aplikasi ojek online. Apalagi mengingat penghasilannya yang menurun selama pandemi, ia pun mengambil kesempatan itu demi menghidupi keluarganya.
“Sebenarnya nggak boleh (aplikasi offline). Kan saya panggilan hati. Ya saya nggak munafik juga butuh duit,” ujarnya.
ADVERTISEMENTS
Nggak mengenal si pengirim, Tomy pun menolak bungkusan itu. Ia meminta Bandiman membawanya pulang. Saat itulah, insiden memilukan itu bermula
Sesuai permintaan si perempuan misterius, Bandiman pergi ke rumah Tomy. Sesampainya di sana, Bandiman menelpon Tomy dan mengatakan ada kiriman takjil dari seseorang bernama Hamid yang tinggal di kawasan Pakualaman. Namun, Tomy dan istrinya tak mengenal sosok Hamid. Sehingga ia meminta Bandiman membwa pulang bungkusan itu saja untuk menu buka puasa.
Tanpa pikir panjang, Bandiman membawa bungkusan berisi sate itu ke rumah. Putranya yang berinisial NF (10 tahun) menyantap sate sebagai menu buka puasa sepulang dari mengaji di TPA. Bandiman sempat melahap beberapa tusuk sate. Pun sang istri memakan sisa sate yang dimakan oleh NF. Dalam hitungan detik, NF mengaku rasa satenya pahit dan panas. Ia langsung berlari ke kulkas. Ketika disusul Bandiman, NF sudah jatuh telungkup. Sementara sang istri muntah-muntah. Melihat kondisi kedua orang yang dikasihinya itu, Bandiman segera membawa mereka ke RSUD Yogyakarta. Sayangnya, nyawa NF tak bisa diselamatkan.
ADVERTISEMENTS
Dipastikan sate tersebut mengandung racun, polisi segera memburu pelaku yang mengirimkan sate pada Bandiman
Mendengar kejadian itu, Kapolsek Sewon Bantul segera turun tangan. Kompol Suyanto mendatangi tempat kejadian perkara dan mengambil bukti makanan. Setelah itu, sampel makanan dikirim ke Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan di Kemantren Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Dri hasil pemeriksaan, sate mengandung racun jenis C yang mudah didapatkan di pasaran. Biasanya racun itu berupa apotas dan obat tikus. Setelah kasus dilimpahkan ke Polres Bantul, Rabu (28/4), Kasat Reskrim AKP Ngadi menyusuri jejak pelaku melalui CCTV. Kemudian informasinya dicocokkan dengan kesaksian Bandiman.
ADVERTISEMENTS
Selama 4 hari dilakukan pencarian, polisi akhirnya menangkap pelaku pengirim sate beracun. Pelaku ungkap motifnya
Usai diselediki, seorang perempuan berinisial NA yang berasal dari Majalengka ditangkap polisi pada hari Jumat (30/4). Sebenarnya NA mengincar keluarga Tomy. Gara-gara ditinggal nikah oleh Tomy, NA pun ingin membalas rasa sakit hatinya. Ia mendapatkan ide itu dari seorang pria yang menjadi pelanggan di salonnya. Namun, rencananya gagal dan malah salah sasaran. Alhasil, anak Bandiman yang menjadi korban.
“Syukur Alhamdulillah, kami sudah konfirmasi, Pak Bandiman merasa lega. Karena istrinya selama ini waswas kalau pelakunya tidak tertangkap,” ungkap Chandra Siagian, kuasa hukum Bandiman.
Mendengar pelaku pengirim sate beracun yang menewaskan anaknya telah ditangkap, Bandiman mengaku lega. Sang istri yang dirawat di rumah sakit pun merasakan hal sama. Baik Bandiman maupun istrinya berharap pelaku dikenai hukuman semaksimal mungkin. Berdasarkan keterangan polisi, NA bakal dijerat pasal tentang pembunuhan berencana dengan hukuman maksimal penjara seumur hidup atau hukuman mati.