Tak harus jadi fashionista untuk bisa tahu ‘Payless‘. Seperti namanya, peritel berbagai model sepatu ini memang menjual produknya dengan harga yang terjangkau sehingga pasarnya pun lebih merata. Baru-baru ini, gencar diberitakan bahwa Payless telah mengeluarkan sepatu bermerek ‘Palessi’ yang lebih mahal dan berkelas lengkap dengan toko fisik, situs, dan akun media sosial – tapi palsu. Bukannya ingin menipu konsumennya, Payless melakukan hal ini untuk penjajakan pasar sekaligus promosi dengan cara yang bisa dibilang agak ‘lancang’.
Uniknya, muncul temuan menarik dari eksperimen yang dilakukan oleh manajemen Payless, khususnya tentang perilaku konsumen. Kamu, kamu, dan kamu yang getol banget belanja barang-barang bermerek dan cenderung mahal, mesti tahu apa yang bakal Hipwee News & Feature usut di artikel ini.
ADVERTISEMENTS
Payless sengaja membuat kampanye iklan dengan merancang merek mewah ‘palsu’ dan mengundang puluhan influencer untuk hadir di acara grand opening
Selama ini, konsumen punya persepsi bahwa harga produk menentukan kualitas. Dalam hal ini, sepatu-sepatu yang dijual dengan harga terjangkau di Payless kerap luput dari minat konsumen, terutama mereka yang mengejar prestise dengan membeli barang bermerek mewah. Menanggapi hal ini, Payless, lewat agensi periklanannya, DCX Growth Accelerator, mengambil alih toko Armani tua di California dan mengubah namanya menjadi ‘Palessi’. Lantas mengundang 60 orang influencer untuk menghadiri acara peluncuran merek yang telah dirancang sejak sebulan yang lalu di Los Angeles, California, seperti dilansir dari Inside Edition.
Promosi ini nggak hanya menarik perhatian influencer, mereka bahkan bersedia membayar dengan harga yang berkali-kali lipat lebih mahal dari harga sepatu yang dijual di Payless
Tak disangka, rupanya sepatu-sepatu Payless yang dilabeli merek eksklusif ‘Palessi’ laku terjual. Dilansir CBS News, salah satu influencer berani membayar $ 645 untuk sepatu yang biasa dijual seharga $ 19,99 dan $ 39,99. Ketika diwawancara, mereka memuji kualitas sepatu yang mereka beli, bahkan memposting video ke media sosialnya. Dalam waktu beberapa jam, acara tersebut menjaring total pembelian senilai $ 3000. Usai acara, pihak Payless mengumumkan bahwa sepatu-sepatu yang ditawarkan adalah sepatu Payless yang dibungkus dalam merek palsu ‘Palessi’. Lantas mengembalikan semua uang pembelian dan memberikan sepatu itu gratis. Nah lo, kecele ‘kan?
Konsumen yang tadinya sudah prestise karena telah membeli sepatu bermerek dan mahal, hanya bisa gigit jari. Makanya jangan impulsif~
Kampanye ini berhasil mengalihkan persepsi konsumen terhadap merek. Seperti kata CEO Sarah Couch yang dilansir dari CNN bahwa eksperimen ini bertujuan untuk mengingatkan para konsumen bahwa meski harganya terjangkau, Payless punya sepatu-sepatu yang modis dan berkualitas. Kampanye ini pun mengundang reaksi yang beragam dari warganet. Kebanyakan dari mereka memuji dan mendukung ide cemerlang dari strategi pemasaran yang dilakukan oleh Payless. Namun nggak sedikit juga yang kemudian mengkritik bahkan mencela influencer dengan tindakannya yang cenderung impulsif dan hanya menilai suatu produk dari harganya saja. Yah, warganet mah bebas mau komentar apa juga~
Terlepas dari bagaimana reaksi warganet terhadap kampanye semi brutal yang diterapkan oleh Payless, berita ini harusnya juga mengingatkan kita agar menjadi konsumen yang cerdas dan nggak melihat nilai suatu barang dari harganya saja. Nyatanya masih banyak produk-produk berkualitas yang dijual di pasaran dengan nggak mematok harga selangit. Tentu, asalkan kita mau teliti untuk menyurvei terlebih dahulu sebelum membeli barang. So, jadilah konsumen yang cerdas, jangan cuma lapar mata dan mementingkan prestise saja, ya!