Satu per satu negara di dunia mulai kena imbas virus corona atau disebut juga Covid-2019. Setidaknya udah 30 wilayah dilaporkan terjangkit virus yang persebarannya gila-gilaan itu. Dalam satu bulan terakhir, total kasusnya di seluruh dunia membengkak jadi 75 ribu lebih kasus. Sementara ini, Korea Selatan jadi negara dengan jumlah pasien corona tertinggi yang terjadi di luar Cina.
Di saat mulai banyak negara terjangkit Covid-19, Indonesia masih dinyatakan bersih dari virus tersebut. Entah harus senang atau justru khawatir saat mengetahui “fakta” ini, senang karena tempat tinggal kita masih belum tersentuh corona, khawatir karena ternyata banyak pihak yang justru menyangsikan. Dibilang kita nggak punya alat deteksi memadai lah, pemerintah terlalu meremehkan lah, dan lain sebagainya. Tapi belum lama ini kita sempet dibuat panik gara-gara ada pasien suspect virus corona yang meninggal di RS Kariadi, Semarang. Pihak RS sampai menteri pada sibuk ngasih klarifikasi. Emang gimana sih fakta-fakta selengkapnya?
ADVERTISEMENTS
Seorang pasien laki-laki umur 37 tahun diketahui meninggal dunia di RS Kariadi, Semarang. Menurut laporan perjalanannya, ia baru saja berkunjung ke Spanyol dan sempat transit di Dubai
Hari Minggu, 23 Februari kemarin, seorang pasien yang dirawat di RS Kariadi, Semarang, meninggal dunia. Pasien itu berusia 37 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Sebelum masuk rumah sakit, ia sempat melakukan perjalanan ke Madrid, Spanyol, dan transit di Dubai. Kalau ditotal ia berada di luar negeri selama 14 hari. Di saat yang bersamaan, kasus positif corona di Spanyol ada 1, sedangkan di UAE ada 11 kasus. Karena pasien punya riwayat bepergian ke luar negeri dalam waktu yang cukup lama, akhirnya pihak RS mengategorikan pasien dalam pengawasan khusus dan harus diisolasi.
ADVERTISEMENTS
Muncul dugaan kalau pasien ini kena virus corona. Tapi kalau dari pemeriksaan lab dan berdasarkan pengakuan pihak RS sih si hasilnya negatif, walau gejalanya mirip banget
Waktu pertama kali masuk RS, pasien mengeluhkan gejala demam, batuk, dan sesak napas. Karena gejalanya cukup mirip sama pasien Covid-19, ditambah ada riwayat habis pergi ke luar negeri, akhirnya pihak RS memutuskan mengisolasi pasien. Pasien itu juga diambil sampel dahaknya untuk kemudian dibawa ke Puslitbangkes Kemenkes di Jakarta. Namun sayangnya, di hari ke-5 ia dirawat, nyawanya tak tertolong.
Dari hasil pemeriksaan lab, diketahui pasien negatif corona, seperti yang disampaikan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) RSUP dr Kariadi, dr Fathur Nur Kholis. Menurutnya, pasien meninggal karena penyakit bronkopneumonia atau kerusakan (peradangan) karena infeksi paru-paru dan saluran pernapasan. Penyakit itu memang bisa disebabkan karena virus, bakteri, atau jamur. Cuma katanya sih penyebabnya bukan Covid-19~
ADVERTISEMENTS
Pihak terkait juga ngasih penjelasan soal perlakuan yang dilakukan RS kepada jenazah, soalnya dari kabar yang beredar jenazah dibungkus plastik gitu baru dimasukkan peti mati dan dimakamkan
Nah kemarin juga sempat geger soal cara rumah sakit memperlakukan pasien yang meninggal itu. Pasien dibungkus plastik dan dimasukkan peti mati, seolah-olah emang beneran terinfeksi virus corona.
Terus kalau bukan karena corona kenapa perlakuannya sebegitunya??
Berdasarkan penjelasan pihak RS, waktu pasien meninggal hasil labnya belum keluar. Maka dari itu dokter memutuskan pasien ditangani seolah-olah beneran sebagai pasien positif corona, untuk meminimalisir persebaran virus. Jenazah juga dimakamkan sesuai prosedur penanganan jenazah suspect virus corona.
Kasus kematian pasien di atas tentu bikin publik bertanya-tanya, mengarah ke negative thinking sih sebenarnya, masa iya sih ada yang pemerintah tutup-tutupi? Tapi Menko PMK, Muhadjir Effendy membantah pihaknya berusaha menutup-nutupi penyakit pasien. Ia sendiri katanya sudah cross check langsung ke direktur RS hingga Kepala Dinas Kesehatan dan pusat Litbang yang meneliti sampel pasien. Hasilnya memang negatif.
Ya, syukur lah kalau memang negatif. Semoga aja segala pemeriksaan yang dilakukan tenaga medis dan pihak terkait di Indonesia kepada pasien suspect virus corona beneran valid dan bisa dipertanggungjawabkan ya~
HOTLINE CORONAVIRUS
KBRI TIONGKOK
Tel. 001-86-(10) 6532 5489
Fax: 001- 86- (10) 65325368
Email: set.beijing.kbri@kemlu.go.id
PUSAT KRISIS KEMENTERIAN KESEHATAN
021-5210411 dan 081212123119
POSKO KLB DINAS KESEHATAN DKI JAKARTA
081388376955 (Telepon/WhatsApp)