Media sosial belakangan ramai dengan wisatawan yang merasa ‘dijebak’ dan harus membayar mahal ketika makan di satu tempat pariwisata. Para pedagang di Malioboro mungkin baru saja lega setelah urusan nuthuk pecel lele selesai pekan lalu. Diungkap jika warung tersebut sebenarnya bukan berada di dalam Malioboro melainkan Jalan Perwakilan. Tiga warung terindikasi akhirnya ditindak dengan ditutup sementara oleh pemerintah kota Yogya.
Namun, peristiwa serupa justru kembali viral. Kali ini bukan harga makanan melainkan tarif parkir yang dipatok tinggi. Hal ini pertama kali dibagikan oleh pengguna Facebook dengan akun Rena Deska Physio di sebuah grup info cegatan Jogja. Ia kaget dengan harga parkir yang mencapai Rp20 ribu, padahal biasanya hanya Rp5 ribu. Lantas bagaimana kronologi dan tanggapan pihak Pemkot Yogya. Simak ulasannya di bawah ini.
ADVERTISEMENTS
Pengguna yang merupakan warga Yogya asli mengaku prihatin dengan tarif yang dipatok. Ia pun sempat berpikir apa karena kondisi saat itu yang ramai
Diceritakan pada Minggu (30/5/2021) jam 23.30 WIB si pengunggah akan pulang usai bertemu saudaranya di titik 0 Km Yogyakarta. Saat merogoh saku ia syok melihat nominal yang tertera pada kertas parkir untuk mobil yang biasanya Rp5 ribu kini jadi Rp20 ribu.
Ia pun heran dengan tarif yang mahal, apalagi mobil yang ia kendarai bukan terparkir di Malioboro melainkan lahan kosong di Jalan Ahmad Dahlan, sisi barat dari titik 0 Km, tepatnya di dekat Museum Sonobudoyo. Diketahui plat mobil yang digunakan pengunggah adalah AB, yang berarti warga Jogja asli. Dalam curhatan, ia mengaku prihatin dan merasa malu kepada wisatawan jika harus dikenakan tarif yang tak lazim itu.
“Dan pasti nanti ada saja yang ujung-ujungnya ‘namanya juga kota wisata’. Tapi bagiku yang orang Jogja asli sungguh malu melihat nominal karcis ini. Itu saya parkir tepat di dekat museum Sonobudoyo yang barat kantor Bank BNI. Terima kasih,” pungkasnya.
ADVERTISEMENTS
Unggahan tersebut langsung mendapat reaksi warganet. Banyak yang menyayangkan oknum tempat parkir yang terkesan memanfaatkan keadaan, tanpa peduli perkembangan wisata ke depannya
Banyak yang menyayangkan perilaku oknum di Yogyakarta yang mematok harga tak wajar. Meski demikian pengunggah juga diingatkan jangan mempercayai tempat parkir liar yang biasanya mematok harga tinggi. Untuk itu perlu dipastikan dari awal sebelum menyesal.
“Malioboro jaman dulu awal tahun baru kl ga salah 25k sekali parkir bayangin tuh kalau posisi kerjanya disana. Emang begitu, kukira setelah covid udah berubah tatanannya ternyata sama aja cyin,” kata akun @rayi***
“Emang pelaku pariwisata Jogja kebanyakan suka aji mumpung. Dari tukang parkir di kawasan wisata, jeep, lesehan Malioboro podo wae. Jangan kaget kalau dalam jangka panjang wisatawan ke Jogja makin menyusut,” yang lain menambahkan.
ADVERTISEMENTS
Tak berapa lama usai viral, Pemerintah Kota langsung mengambil tindakan tegas demi menjaga citra Yogyakarta sebagai kawasan pariwisata
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta tak tinggal diam, mereka langsung mengambil tindakan tegas mengenai polemik tarif parkir yang tinggi. Dinas Perhubungan Kota Gudeg ini juga turun tangan menelusuri keluhan warga dan wisatawan Malioboro. Hasil pengecekan tersebut berakhir dengan pengembalian pembayaran di Jalan KH Ahmad Dahlan serta pemanggilan kepada oknum terkait.
“Penelusuran keluhan parkir di jalan KH Ahmad Dahlan serta pengembalian pembayaran parkir oleh pelaku. Karcis yang digunakan di Jalan KHA Dahlan serta pemanggilan ke kantor Perhubungan Kota Yogyakarta,” tulis keterangan pada unggahan @dishubkotayogya.
Peristiwa seperti ini tanpa disadari memang kerap kali ditemukan. Ramainya pengunjung membuat sebagian oknum aji mumpung. Namun, akan lebih bijak jika tarif yang dikeluarkan sesuai dengan peraturan daerah setempat. Tentunya supaya hubungan baik terus berjalan antara wisatawan dan pekerja setempat. Semoga tak terulang lagi, ya!