Bagi sebagian besar orang, negara Kaledonia Baru mungkin masih rada asing di telinga. Negara ini terletak di sebelah timur Benua Australia dan utara Selandia Baru. Kalau dari Sydney, masih butuh waktu 3 jam untuk menempuh perjalanan pakai pesawat ke Kaledonia Baru. Negara dengan ibu kota Noumea ini kalah familiar dengan Suriname. Padahal di dua negara itu sama-sama banyak orang keturunan Jawa yang menetap sejak puluhan tahun lalu. Semua tak lepas dari kisah sejarah di masa lampau.
Hipwee sudah pernah membahas sedikit soal kehidupan orang-orang Jawa di Suriname. Kamu bisa membacanya di sini, dan di sini. Nah, sekarang, biar adil, yuk, kita cari tahu bareng gimana sih kisah orang-orang keturunan Jawa di negara yang berjarak sekitar 6600 kilometer dari Jakarta ini!
ADVERTISEMENTS
1. Pada tahun 1774, ada penjelajah Eropa bernama James Cook yang pertama kali menjejakkan kaki di wilayah Kaledonia. Nama Kaledonia juga merupakan pemberiannya
ADVERTISEMENTS
2. Lalu tahun 1853, pemerintah Prancis mengambil alih wilayah tersebut dan mendatangkan penduduk Eropa untuk mengambil sumber daya alam di sana. Sampai sekarang, Kaledonia baru masih berstatus wilayah dengan hak otonomi khusus dalam Republik Prancis
ADVERTISEMENTS
3. Selain dari Eropa, mereka juga mempekerjakan buruh dari Indonesia, khususnya dari Jawa. Dalam rentang waktu antara 1896-1949 ada setidaknya 19 ribu lebih orang Jawa yang dikirim ke sana. Iming-imingnya sangat klise: demi hidup yang lebih baik
ADVERTISEMENTS
4. Orang Jawa dipilih karena mereka dikenal punya sikap halus dan penurut. Mereka juga cukup “berkualitas” karena tahu cara mananam kopi, bisa disiplin, dan nggak banyak protes
ADVERTISEMENTS
5. Nah, pada 1952-1955, ternyata banyak banget orang Jawa yang memutuskan pulang ke Indonesia, sampai hanya menyisakan sekitar 2000 orang saja. Ini terjadi setelah Indonesia merdeka, sehingga sistem kontrak dan perburuhan berakhir
ADVERTISEMENTS
6. Mereka yang memilih pulang adalah orang-orang yang tidak tahan hidup di perantauan dan rindu kampung halaman
7. Perpindahan orang Jawa ke Kaledonia nggak berhenti sampai di situ aja. Waktu pertambangan dan pembangunan lagi marak –atau sekitar akhir 1969 sampai 1970, ada lebih dari 1000 orang Indonesia kembali ke sana khususnya untuk jadi pekerja membangun jembatan-jembatan
8. Sampai sekarang ada sekitar 7000 keturunan Jawa di Kaledonia. Tapi ternyata hanya sebagian aja yang mengaku keturunan Indonesia, sedangkan sisanya mengaku berasal dari Kaledonia
9. Di Kaledonia, bahasa ngoko atau bahasa Jawa kasar masih banyak dipakai jadi bahasa sehari-hari. Sejak tahun 70-an mereka juga diperkenalkan dengan Bahasa Indonesia, sampai banyak didirikan lembaga kursus
10. Keturunan Jawa atau Indonesia di Kaledonia punya komunitas bernama Persatuan Masyarakat Indonesia dan Keturunannya (PMIK). Fungsinya buat melestarikan dan mempromosikan budaya Indonesia di sana
Sampai saat ini, orang-orang Jawa di Kaledonia jadi “aset” penting negara untuk memperkuat hubungan diplomasi antara Indonesia dan Kaledonia Baru. Mereka menjadi media promosi sosial budaya, ekonomi, sampai memantau perkembangan politik setempat. Dalam beberapa tahun terakhir, kerja sama negara kita dan Kaledonia pun meningkat. Pemerintah memprediksi kalau nilai perdagangan antara dua negara ini akan terus meningkat hingga seterusnya.