Pernahkah kamu menekuk jari-jari hingga berbunyi ‘krek’? Atau mungkin nggak hanya di jari, tapi juga di bagian tubuh lainnya?
Bagi sebagian orang, aktivitas meregangkan sendi ini dianggap menyenangkan dan dipercaya dapat mengurangi rasa pegal dan kaku pada persendian. Efek yang dirasakan ketika membunyikan sendi ini sama halnya dengan melakukan pijatan kecil, yakni tubuh yang diregangkan menjadi lebih rileks. Nggak heran jika aktivitas membunyikan sendi ini menjadi kebiasaan beberapa orang.
Tidakkah kalian penasaran, kenapa sendi bisa berbunyi jika diregangkan atau bahkan tanpa digerakkan sama sekali? Nah, untuk memahami bagaimana suara ‘krek’ itu diproduksi, berikut penjelasan ilmiah yang telah Hipwee News & Feature rangkum dari Live Science untuk menjelaskan fenomena tersebut.
ADVERTISEMENTS
Sebenarnya sendi itu apa sih? Lalu bagaimana sendi bisa bekerja?
Sendi merupakan pertemuan antara 2 tulang atau lebih untuk mendukung adanya pergerakan. Sendi yang sehat terdiri atas tulang yang dikelilingi oleh tulang rawan yang halus dan dilindungi oleh sebuah kapsul yang dilapisi dengan cairan sinovial. Cairan ini berisi oksigen, nitrogen, dan gas karbondioksida serta berfungsi melumasi sendi untuk mencegah pergesekan antar tulang.
Nah, di dalam tubuh kita ada dua jenis sendi yang paling utama. Sendi yang pertama adalah sendi mati, yakni sendi yang nggak bisa digerakkan, contohnya adalah tulang tengkorak. Sendi yang kedua adalah sendi gerak yang berperan penting ketika melakukan pergerakan seperti buku-buku jari, sendi leher, lutut, pergelangan kaki, lengan, ataupun sendi pada tulang punggung. Sendi gerak inilah yang juga bisa berbunyi ketika diregangkan. Sendi sendiri terdiri dari tulang rawan (ligamen dan tendon) yang dilindungi oleh suatu kapsul yang dilapisi oleh cairan yang mengandung oksigen, nitrogen, serta karbondioksida.
ADVERTISEMENTS
Penyebab bunyi ‘krek’ yang dihasilkan saat meregangkan tulang adalah karena pelepasan gelembung-gelembung udara dalam cairan sendi
Saat meregangkan jari dengan cepat dan dengan gerakan menghentak, ruang dalam sendi akan membuka sehingga tekanan dalam sendi akan menurun. Tekanan yang berkurang ini menarik gas-gas yang kemudian terlarut dalam cairan sinovial. Ketika oksigen dan karbondioksida menjadi kurang larut, mereka membentuk gelembung. Suara ‘krek’ yang biasa kita dengar adalah suara gelembung yang terbentuk, seperti halnya ketika kita membuka kaleng soda yang menurunkan tekanan di dalam kaleng sehingga karbon dioksida terlarut dapat membentuk gelembung. Nah, pelepasan gas inilah yang menghasilkan bunyi.
Uniknya, setelah kita membunyikan sendi-sendi tulang, kita nggak bisa langsung meregangkan dan mendapatkan bunyi serupa lagi dalam jangka waktu dekat, karena kita perlu gas-gas terlarut untuk mendapatkan efek tersebut. Jika suara ‘krek’ itu muncul lagi dan bisa kita lakukan berulang-ulang kali, kemungkinan besar adalah karena ligamen kita bergerak kembali ke tempatnya.
ADVERTISEMENTS
Masih aman jika aktivitas peregangan sendi ini dilakukan sesekali saja. Tapi jika terlalu sering, nggak baik juga lho…
Sensasi rileks dan hilangnya pegal-pegal saat melakukan peregangan ini hanyalah sementara. Sekali dua kali melakukannya nggak akan memberi dampak yang besar. Namun jika dijadikan kebiasaan, maka hal ini akan melenceng dari aturan sendi yang sebenarnya. Terlebih tulang rawan kita bersifat elastis dan lentur. Aktivitas ini jika dilakukan dengan intensitas yang terlalu sering akan menyebabkan kekuatan persendian lemah, sendi tulang menjadi kaku, bahaya terjepitnya saraf di tulang belakang, dan berbagai risiko lainnya. Belum lagi jika kamu merasakan sakit atau nyeri saat meregangkan sendi. Jadi, tetap waspada, ya!
ADVERTISEMENTS
Sering-seringlah bergerak dan beraktivitas fisik tiap kali merasakan pegal-pegal, ketimbang membunyikan sendi yang berpotensi bahaya, ‘kan?
Para ahli menyarankan untuk lebih sering bergerak dan beraktivitas fisik tiap kali merasakan pegal-pegal. Jikapun aktivitas meregangkan sendi tersebut telah menjadi kebiasaan, sebaiknya lakukan dengan lembut, jangan terlalu menghentak dan jangan terlalu berlebihan, seperti terlalu memutar atau menekuk. Hal ini dapat memberikan beban ekstra pada sendi dan meningkatkan risiko terkena radang sendi. Perlu diperhatikan juga jika kamu mendengar suara yang bervolume kasar dan kencang saat meregangkan sendi hingga bunyi gemeretaknya cukup terdengar, bisa jadi itu merupakan salah satu gejala dari osteoarthritis, yakni suatu kelainan pada tulang rawan sendi yang menyebabkan sendi terasa kaku dan nyeri.
Jadi, mulai sekarang jika terdapat suara gemeratak pada sendi ketika diregangkan atau meregang dengan sendirinya, kamu nggak perlu khawatir lagi. Kecuali, suara gemeratak tersebut dibarengi dengan rasa nyeri, maka segera saja konsultasikan ke dokter, ya!