“Eh ada anjing tuh, lemparin batu aja deh biar dia gak deket-deket. Kan najis!”
“Warnanya item tuh, siram air panas aja sekalian. Biar mampus!”
Melihat atau mendengar anjing disakiti, nampaknya sudah jadi santapan sehari-hari. Saking biasanya, kita pun menganggap hal itu remeh dan sah-sah saja. Anjing memang dekat dengan kehidupan manusia. Hewan ini bisa ditemui hampir di mana saja. Selain menjadi hewan peliharaan, anjing juga telah banyak berjasa bagi umat manusia. Mulai dari misi peluncuran ke luar angkasa, membantu tim kepolisian, hingga jadi sahabat bermain sehari-hari.
Namun, belum semua manusia menganggap makhluk manis ini layak disayangi. Banyak dari kita yang sampai hati menyiksa atau bahkan membunuhnya. Gak hanya agama yang dijadikan tameng, “tak suka” atau “takut digigit” pun dijadikan alasan utama. Dianggap sebagai suatu pembenaran untuk menghilangkan nyawa makhluk ciptaanNya. Sekeji itukah manusia? Dimana moral kita ketika melihat anjing disiksa dan kita diam saja?
ADVERTISEMENTS
Mungkin hewan satu ini diharamkan karena ada alasan tertentu di baliknya. Namun bukankah dia tetap makhluk ciptaanNya?
Ada salah satu agama yang menajiskan anjing. Entah itu karena liur, bulu, maupun bagian tubuh anjing lainnya. Hal ini tentu saja beralasan. Liur anjing dipercaya mengandung bakteri dan virus. Namun tanah juga dipercaya memiliki kandungan yang ampuh membunuh bakteri, sehingga mencuci bagian yang terkena liur anjing dengan menggunakan tanah pun bisa dijadikan solusi.
Tentu saja adanya aturan menajiskan anjing membuat hewan ini dihindari oleh beberapa manusia. Namun, pada prakteknya banyak yang tak menghindari secara baik-baik tapi justru menyiksa secara sengaja. Entah melemparinya dengan batu supaya dia segera berlalu, memberinya tendangan bertubi-tubi supaya dia segera pergi, atau menyiram dengan air panas supaya nyawanya segera lenyap.
Bukankah seharusnya tak perlu seperti ini? Toh, jika memang dia dinajiskan maka menghindarinya saja sudah cukup ‘kan? Kita makhluk yang lebih berakal, kita pun dituntut untuk lebih bijaksana.
Coba dipikir-pikir lagi, kira-kira lebih dosa mana antara terkena liurnya atau menyiksa bahkan menghilangkan nyawa salah satu makhluk ciptaan Tuhan dengan sengaja?
ADVERTISEMENTS
Ada berbagai tujuan baik mengapa dia diciptakan. Dia tidak berfungsi sebagai samsak tendangan, namun berhak juga mendapatkan kasih sayang!
Meski ada agama yang mengharamkan, namun tentu anjing diciptakan bukan untuk dijadikan pelampiasan. Banyak yang membawa-bawa nama agama demi melegalkan aksi mereka menyiksa hingga membunuh anjing. Namun, pernahkah terlintas dipikiranmu, jika selalu ada tujuan baik sesuatu hal itu diciptakan? Ya, anjing diciptakan bukan untuk difungsikan sebagai samsak tendangan hidup. Namun, dia juga berhak untuk mendapatkan kasih sayang.
Banyak juga yang meyakini bahwa anjing hitam diperbolehkan dibunuh. Namun, setelah dikaji ulang tentu saja hal itu diperbolehkan JIKA anjing tersebut liar, buas, dan membahayakan nyawa kita. Kita membunuhnya karena demi membela diri. Beda cerita jika ada anjing kampung (yang kebetulan berwarna hitam) kemudian sengaja disiksa hingga mati karena mengacu pada salah satu keyakinan tersebut.
Pernahkah kamu berpikir bahwa dia juga tak meminta untuk diciptakan berwarna hitam? Lalu mengapa dia pantas untuk menerima perlakuan sekeji itu dari manusia?
Apakah kamu jadi merasa lebih baik setelah melemparinya atau menyiramnya dengan air panas hanya karena label haram yang tersemat padanya?
ADVERTISEMENTS
Makhluk penuh cinta ini sudah begitu baik terhadap manusia. Di akhir hari, pantaskah kamu membalas mereka dengan menyakitinya?
Anjing, seberapa kejinya mereka diperlakukan oleh manusia mereka tidak pernah membalas dendam. Mereka selalu menyimpan cinta yang utuh untuk manusia. Kamu tentu sudah akrab dengan banyak cerita mengenai kesetiaan anjing pada majikannya. Hachiko yang tersohor di Jepang hingga dibuatkan monumen khusus demi mengenangnya.
Belum lagi para anjing yang berjasa bagi kehidupan banyak umat manusia lainnya. Sebut saja Laika, anjing jalanan yang dipilih pemerintah Rusia untuk menjalankan misi ke luar angkasa pada tahun 1957. Dan yang baru-baru saja ini menjadi trending dunia adalah Diesel, seekor anjing ras German Shepherd yang membantu penggebrekan tersangka ISIS di Prancis. Diesel mati ditembak oleh salah satu tersangka ketika sedang menjalankan tugasnya. Dia rela mengorbankan nyawanya demi melindungi manusia.
Anjing memang hewan, namun jangan lantas membuatmu beranggapan bahwa dia tidak memiliki emosi seperti hewan lainnya. Kamu perlu tahu bahwa mereka memiliki karakter unik, kecerdasan, serta emosi yang hampir sama dengan manusia. Anjing tahu ketika akan dijagal secara keji. Anjing merasakan takut luar biasa ketika dia sedang disiksa oleh anak-anak lugu yang telah didoktrin sebelumnya. Anjing merasakan kengerian yang tak terkira ketika bagian tubuhnya dianaya oleh manusia tak bermoral. Permohonan ampunnya ditunjukkan dengan bagaimana dia melenguh, menyalak, hingga terbaring pasrah tak berdaya.
Adakah hewan lain yang lebih berjasa bagi manusia?
Adakah hewan lain yang memiliki tingkat emosi selevel dengan manusia?
Adakah hewan selain anjing yang bisa menjadi sahabat manusia?
Jika tidak, lalu mengapa hingga kini masih ada manusia yang masih kerap menyiksa makhluk manis ini?