Mencari tempat berteduh mungkin merupakan hal pertama yang kita pikirkan ketika tiba-tiba hujan lebat. Begitu pula sekerumunan orang-orang Mumbai yang ingin segera berteduh di jembatan penyeberangan ketika hujan badai datang. Namun entah bagaimana, kejadian ‘sehari-hari’ yang biasanya tidak berbahaya itu, bisa berakhir fatal dan sangat mengerikan. Terburu-buru berlarian menuju jembatan, orang-orang banyak yang jadi panik, bersenggolan satu sama lain hingga ada yang terinjak-injak. Akibatnya, 22 orang tewas tergencet di bagian tengah tangga jembatan.
Peristiwa nahas ini terjadi di India pada 29 September lalu di sebuah jembatan penyeberangan yang menghubungkan dua stasiun komuter itu akhirnya jadi pembicaraan dunia. Ternyata peristiwa yang hampir serupa dan menimbulkan korban jiwa karena terinjak-injak bukanlah yang sekali ini terjadi di India lho, bahkan sudah jadi peristiwa lumrah. Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Yuk kita bahas bareng Hipwee News and Feature!
ADVERTISEMENTS
Peristiwa terjadi di jembatan penyeberangan di antara dua stasiun Ephinstone dan Parel di saat jam sibuk.
Sebuah jembatan penyeberangan menjadi akses utama dua stasiun kereta api yang hampir berdekatan di Mumbai. Pada pagi hari, jembatan ini ramai oleh pejalan kaki yang berlalu lalang untuk berangkat beraktivitas dan berpindah dari satu stasiun ke stasiun lainnya. Hujan lebat disertai petir tiba-tiba terjadi di Mumbai termasuk di dua stasiun tersebut. Orang-orang yang hendak beraktivitas pun panik dan mencari tempat berteduh sesegera mungkin. Salah satu tempat berteduh terdekat hanyalah jembatan yang menghubungkan dua stasiun tersebut.
ADVERTISEMENTS
Kepanikan terjadi akibat banyaknya orang yang berteduh dan menyeberang ke stasiun lain. Hujan lebat menyebabkan lantai jembatan licin
Terjadinya hujan tepat saat jam sibuk dan turunnya penumpang dari kedua stasiun untuk menuju stasiun lain. Banyaknya orang yang terburu-buru dan saling doring, ditambah kondisi jembatan yang licin membuat keadaan semakin kacau. Beberapa orang kehilangan tas, sandal, dan barang-barang pribadinya. Namun yang paling buruk, 22 orang kehilangan nyawanya karena terinjak-injak.
“Jembatan tidak cukup besar untuk menampung orang-orang. Beberapa orang terjebak, leher seseorang di suatu tempat, kepala orang di tempat lain, kemudian ada kaki seseorang, dan banyak lagi. Ada tempat di sekitar tangga jembatan, tetapi banyak juga orang yang terjebak disitu.” ujar Shyam Doijade, salah seorang warga yang ikut membantu evakuasi. Seperti dilansir melalui Wahington Post.
Banyak juga yang menduga ini akibat infrastruktur India yang kurang memadai, jembatan yang sudah tidak layak untuk ratusan orang yang melaluinya. Namun penyebab terjadinya insiden ini masih ditangani polisi untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
ADVERTISEMENTS
Tewas karena terinjak jadi sesuatu yang sering terjadi di India. Mulai dari faktor budaya hingga fasilitas umum jadi penyebabnya
Menurut penelitian yang dilakukan oleh NCRB (National Crime Records Bureau), tercatat hampir 2 ribu orang tewas akibat terinjak di India pada jangka waktu tahun 2000-2013. Sehingga peristiwa semacam ini sudah tidak jadi hal baru bagi masyarakat. Penyebabnya pun bisa beragam.
Salah satu pengamat sosial, Dr. Shibu K. Mani mengatakan bahwa alasan budaya bisa jadi penyebabnya. Bagi orang India, rata-rata jarak antar orang di publik sangatlah minim. Misalnya dalam satu meter persegi kita tidak akan menemumukan 10 orang berkumpul disana, sedangkan di India, tidak masalah berdekatan dengan orang dari jarak dekat. Jarak antara dua orang pun tergolong sangat ‘dekat’. Pada saat terjadi kerumunan yang saling berdesakan, hal ini jadi sangat buruk.
Selain itu, reporter Mumbai untuk BBC, Yogita Limaye mengatakan bahwa penyebabnya bisa juga karena infrastruktur. Bangunan-bangunan dan fasilitas yang terdapat di tempat umum seperti di dekat stasiun seringnya sudah tua dan nampak tidak layak untuk dilewati jutaan orang setiap harinya.
ADVERTISEMENTS
Kereta komuter di India jadi alat transportasi yang identik dengan bahaya, saking ramai dan padat penumpang
Peristiwa mengerikan yang terjadi di sekitar komuter seringkali terjadi. Komuter yang menjadi alat transportasi andalan di India memang seringnya memuat terlalu banyak penumpang. Padahal setiap harinya ada 7 juta komuter yang menggunakan rel setiap harinya. Namun tiap kendaraan memuat 2,6 kali kapasitas, penumpang yang tidak mendapat tempat terpaksa bergantung di luar kendaraan. Saking banyaknya insiden yang terjadi di sekitar stasiun komuter akibat berdesakan, masyarakat India sedang melakukan protes besar-besaran kepada pemerintah melalui sosial media. Mereka menuntut pemerintah untuk menghabiskan dana besar demi memperbaiki permasalahan infrastruktur dan transportasi umum.
Berada di tempat umum memang seringkali jadi sumber bahaya. Mulai dari kriminalitas hingga berdesakan seperti ini. Indonesia pernah mengalami masa yang hampir sama ketika KRL selalu dipadati penumpang yang bergelantung di jendela hingga duduk di atap kereta. Bersyukur, pemerintah kita secara bertahap menertibkan hal ini. Semoga permasalahn ini bisa cepat teratasi ya disana.