Akhir-akhir ini bencana alam malah sering dimanfaatkan oleh orang-orang nggak bertanggung jawab buat menyebarkan berita yang nggak benar. Di tengah-tengah kondisi masyarakat yang lagi panik, berita hoaks sayangnya jadi lebih cepat menyebar. Beruntunglah, masyarakat Indonesia masih memiliki sosok seperti Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB. Di samping memberi informasi terbaru tentang bencana dan segala upaya penanganannya, beliau juga selalu rajin meluruskan berita-berita hoaks yang beredar di luar sana lewat akun Twitter @Sutopo_PN. Seperti bagaimana Pak Sutopo mengklarifikasi kabar hoaks yang menghebohkan tentang korban Palu yang kabarnya ditemukan selamat setelah 2 minggu terkubur.
Atas jasanya tersebut, Pak Sutopo baru saja mendapatkan penghargaan ‘Tokoh Teladan Anti Hoaks Indonesia’ dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo). Pak Sutopo juga mendapat predikat sebagai ‘Tokoh Komunikasi Kemanusiaan’ dan ‘Communicator of the Year 2018’ dari Kominfo serta Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia. Yuk baca lebih lengkap hoaks apa saja yang baru-baru ini diluruskan oleh Pak Sutopo bersama Hipwee News & Feature~
1. Pak Sutopo mengklarifikasi bahwa keterangan video yang menyatakan korban di Palu masih hidup setelah terkubur dalam lumpur selama 2 minggu itu nggak benar
Tidak benar video yang mengabarkan "Korban Palu, Sudah 2 Minggu Terkubur Lumpur Masih Selamat" https://t.co/1ifVJYTa2W
Video tersebut diambil relawan yang menyelamatkan Ibu dan bayinya yang terseret likuifaksi di Jono Oge di Desa Langaleso pada 28/9/2018 malam setelah kejadian. pic.twitter.com/yHPpbCjqLk— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) October 18, 2018
Video yang beredar di Youtube memang benar merupakan video penyelamatan seorang ibu dan bayinya yang dilakukan seorang relawan di Jono Oge, Langaleso. Penyelamatan itu dilakukan di Jono Oge, Desa Langaleso malam setelah gempa terjadi. Mereka diselamatkan setelah terseret likuifaksi. Tetapi, nggak benar kalau ibu dan bayinya tersebut sudah terkubur dalam lumpur selama dua minggu lamanya. Setelah ketahuan hoaks, pengunggah video pun langsung mengganti deskripsi videonya deh.
2. Ada juga video puting beliung di Pemalang yang terjadi akhir tahun 2017 lalu, disebarkan kembali. Di keterangan video, disebutkan kalau hal itu baru terjadi
Selalu saja Hoax disebarkan. Video ini memang terjadi di Pemalang pada 31/12/2017. Video ini disebarkan lagi di medsos yang mengatakan bawa sedang terjadi puting beliung di Pemalang, Pandeglang, atau daerah lain dengan fenomena seperti ini. Abaikan. Jangan disebarkan di medsos. pic.twitter.com/d2K9Zabp0Z
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) October 19, 2018
Jangan mudah percaya kalau ada video puting beliung yang dinyatakan baru terjadi di Pemalang, Pandeglang, dan daerah lain. Videonya sih benar-benar video puting beliung di Pemalang, tetapi kejadiaannya sudah lama sekali yaitu akhir tahun 2017 lalu. Pak Sutopo bahkan menghimbau untuk nggak menyebarkan berita nggak benar itu di media sosial.
3. Selain itu, ada juga video manusia tergeletak di tepi pantai yang diklaim sebagai video tsunami Palu. Menurut Pak Sutopo, video tersebut bukan terjadi di Indonesia
Jika anda menerima video ini dan menyebutkan ini video tsunami Palu. Itu adalah HOAX. Ini bukan tsunami di Palu tetapi kejadian di luar negeri. Kondisi laut, pantai, korban dan petugas menunjukkan bukan terjadi di Palu atau Indonesia. Abaikan jika anda menerimanya. pic.twitter.com/eGgZZiqUAP
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) October 18, 2018
Setelah ada kejadian bencana, biasanya memang banyak video-video yang beredar dari kamera amatir ataupun jurnalis. Sayangnya, nggak semuanya disertai pemberitaan yang benar. Contohnya adalah video orang-orang tergeletak di tepi pantai ini ditulis sebagai tsunami di Palu. Padahal, dilihat dari jenis pantai dan orang-orang yang ada di video tersebut, kejadian yang direkam video itu bukan terjadi di Indonesia.
Cara Pak Sutopo memerangi hoaks melalui media sosialnya ini memang patut diapresiasi. Berita nggak benar yang tersebar dengan cepat lalu dengan mudah dipercaya oleh orang-orang bisa jadi bahaya lho. Semoga semakin banyak sosok mirip Pak Sutopo yang bisa membantu mengklarifikasi berita hoaks. Biar masyarakat tahu kemana harus bertanya dan mencari jawaban apakah berita itu benar atau nggak.