Setelah menerbitkan kesepakatan kerja baru pada hari Selasa, (15/02), kaum pekerja di Belgia sekarang diperbolehkan bekerja selama empat hari dalam seminggu tanpa risiko pengurangan gaji. Kesepakatan tenaga kerja baru ini bertujuan membawa fleksibilitas baru ke pasar tenaga kerja yang selama ini kaku. Kabar ini sontak langsung mencuri perhatian banyak orang di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Dikutip dari laman Forbes Perdana Menteri Belgia, Alexander De Croo mengatakan dalam jumpa pers “Negara ini sudah mengalami masa-masa sulit dua tahun terakhir. Aturan terbaru mengenai durasi bekerja dapat mendorong perekonomian nasional menjadi lebih inovatif, berkelanjutan, serta lebih cepat terakselerasi ke era digital”.
Berdasar kebijakan baru ini, jam kerja maksimal setiap karyawan di Belgia adalah 38 jam dalam seminggu. Jika karyawan mengambil pilhan kerja empat hari dalam seminggu, maka perusahaan boleh mewajibkan mereka lembur sesuai kekurangan jam kerjanya.
Di balik perdebatan yang muncul, ternyata sudah ada beberapa negara lain yang menjalankan uji coba penerapan empat hari kerja dalam seminggu. Siapa saja negara tersebut? Sobat Hipwee, yuk simak artikel selengkapnya dibawah ini~
ADVERTISEMENTS
Skotlandia
Selain Belgia, Skotlandia juga melakukan uji coba empat hari kerja selama seminggu. Keputusan ini merupakan puncak dari janji kampanye yang dibuat oleh Partai Nasional Skotlandia yang berkuasa. Dalam program itu, pekerja akan dikurangi jam kerjanya sebesar 20%, tanpa adanya pemotongan gaji. Program ini akan didanai oleh SNP dengan dana £10 juta ($13,8 juta US). Nantinya, uang itu akan digunakan untuk bereksperimen dengan minggu kerja yang disingkat.
ADVERTISEMENTS
Jepang
Microsoft Jepang sebelumnya mencoba program minggu kerja yang lebih pendek yang disebut “Tantangan Pilihan Hidup-Kerja 2019 Musim Panas”. Perusahaan memberi kesempatan kepada 2.300 karyawannya untuk memilih berbagai gaya kerja yang fleksibel, sesuai dengan keadaan pekerjaan dan kehidupan.
Tujuan manajemen adalah untuk melihat apakah akan ada peningkatan yang sesuai dalam produktivitas dan moral ketika jam kerja dikurangi. Hasil percobaannya sangat positif, menunjukkan bahwa pekerja lebih bahagia dan 40% lebih produktif.
ADVERTISEMENTS
Islandia
Sebuah studi baru-baru ini terhadap 2.500 pekerja di Islandia, lebih dari 1% yang merupakan angkatan kerja, dilakukan untuk melihat apakah hari kerja yang dipersingkat menghasilkan lebih banyak produktivitas dan tenaga kerja yang lebih bahagia. Percobaan ini dilakukan di berbagai jenis tempat kerja.
Sepanjang tahun 2015 sampai 2019, Islandia melakukan uji kasus 35 hingga 36 jam kerja per minggu tanpa pemotongan gaji. Untuk memastikan kontrol kualitas, hasilnya dianalisis oleh Otonomi dan Asosiasi untuk Keberlanjutan dan Demokrasi. Karena hasilnya luar biasa, serikat pekerja Islandia merundingkan pengurangan jam kerja.
Studi ini juga menyebabkan perubahan signifikan di Islandia, hampir 90% dari populasi pekerja sekarang telah mengurangi jam atau akomodasi lainnya. Stres dan kelelahan pekerja menjadi berkurang. Terlihat ada peningkatan dalam keseimbangan kehidupan kerja mereka.
ADVERTISEMENTS
Uni Emirat Arab
UEA memulai tahun 2022 sebagai negara pertama di dunia yang menerapkan empat setengah hari kerja dalam seminggu. Semua entitas pemerintah federal di negara itu akan beroperasi empat setengah hari per minggu, dengan akhir pekan dimulai Jumat tengah hari dan berlangsung hingga Minggu. Jam kerjanya adalah 07:30 sampai 15:30 pada hari Senin sampai Kamis, dan 07:30 sampai siang pada hari Jumat.
Banyak yang menilai kebijakan baru ini baik untuk kesejahteraan pekerja karena mereka dapat menjalani keseimbangan anatara pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik. Namun, tidak sedikit juga yang mengkritik bahwa yang seharusnya didorong oleh pemerintah adalah pengurangan jam kerja secara total selama seminggu. Bukan malah melakukan pemendekkan hari kerja dengan cara memindahkan beban kerja.
Kalau menurut kamu sendiri bagaimana nih SoHip, dengan kebijakan baru seperti itu?