Nggak bisa dimungkiri, dampak corona tampaknya terus meluas ke berbagai sektor dan aspek kehidupan manusia. Mulai yang awalnya “cuma” berdampak ke kesehatan, sekarang imbasnya mulai bisa dirasakan di setiap bidang, ekonomi, sosial, budaya, dan banyak lainnya. Ribuan bisnis atau perusahaan tak sanggup lagi membayar karyawannya, akibat sepinya penjualan. Akibatnya mereka pun terpaksa mem-PHK para karyawan tersebut.
Imbas PHK massal itu juga tak kalah bikin miris. Sebelum Jokowi akhirnya menetapkan larangan mudik, banyak orang korban PHK yang akhirnya terpaksa pulang ke kampung halamannya karena udah nggak punya penghasilan di ibu kota. Tapi sebagian juga ada yang masih menetap di tanah rantaunya, entah karena masih berusaha cari kerjaan baru, atau memang tak ada lagi keluarga yang dituju. Kini, semakin hari, kondisi mereka makin memilukan. Karena tak punya penghasilan, mereka jadi nggak bisa lagi bayar kos-kosan. Alhasil, mereka terpaksa tidur di jalanan.
Emperan Tanah Abang kini jadi tempat tidur bagi mereka yang kehilangan pekerjaan. Mereka adalah korban dari PHK massal yang terpaksa dilakukan sebagai imbas dari corona
Di Jakarta, beberapa warga yang terpukul ekonominya kini terpaksa tinggal di kaki lima karena tak mampu membayar tempat indekos atau rumah kontrakan.https://t.co/uDzMIq3M0e pic.twitter.com/jIxLiCxxvs
— KOMPAS TV (@KompasTV) April 23, 2020
Sebuah video eksklusif dari Kompas TV menunjukkan betapa terpuruknya kehidupan para korban PHK corona. Mereka memenuhi jalanan atau emperan toko beralaskan seadanya hanya untuk tidur. Itu semua terpaksa dilakukan karena kini mereka tak lagi punya penghasilan. Alhasil, bayar kos pun juga tak mampu. Untuk makan, mereka cuma bisa mengandalkan bantuan dari relawan atau warga sekitar.
Potret di atas hanya sekelumit cerita dari para korban PHK. Yang senasib atau lebih parah sebetulnya juga banyak sekali. Di Jombang, ada korban PHK yang sampai bunuh diri karena depresi
Seorang buruh di Jombang, Jawa Timur, mengakhiri hidupnya setelah sebulanan kena PHK dari tempatnya kerja. Anang Junaedi, pemuda 23 tahun, memutuskan gantung diri di dapur rumahnya menggunakan sebuah tali. Dugaan dari pihak kepolisian memang korban melakukan bunuh diri, karena dari hasil visum nggak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau pembunuhan. Dari penuturan keluarganya, Anang memang jadi lebih sering mengurung diri di kamar sejak di-PHK. Sedih banget 🙁
Sejauh ini berdasarkan data sudah ada sekitar 1,2 juta orang yang dirumahkan akibat imbas corona. Namun ternyata, seorang ekonom memprediksi kalau gelombang PHK ini justru baru memuncak pada bulan Juni
Beberapa waktu lalu, media sosial sempat diramaikan dengan video para karyawan Ramayana di City Plaza, Depok, yang menangis berjamaah setelah pihak perusahaan mengumumkan penjualan yang menurun drastis. Akibatnya, sebanyak 87 orang pegawai terpaksa harus di-PHK. Mereka adalah sebagian kecil dari jutaan pegawai yang kena PHK akibat corona. Walaupun sudah sebanyak itu yang di-PHK, tapi ekonom dari Institute for Development, Economic and Finance (INDEF), Andry Satrio Nugroho justru memprediksi kalau puncak gelombang PHK bakal berlangsung Juni mendatang, dengan catatan jika nggak segera ditangani. Menurutnya, pekerja di sektor pariwisata dan jasa adalah yang paling terdampak.
Sedihnya lagi, nggak semua pekerja yang di-PHK itu dapat pesangon dari perusahaan. Ya bayangin aja yang awalnya punya penghasilan tetap, tiba-tiba jadi diputus begitu aja. Sakit banget pasti rasanya…
Aryo, salah satu korban PHK dari perusahaan swasta di Jakarta, mengaku pada Kompas kalau ia nggak diberi pesangon atau kompensasi apapun. Aryo juga mengatakan kalau perusahaannya sempat meminta mereka yang diberhentikan untuk mengirim CV dan lamaran, untuk disalurkan ke badan usaha lain yang membutuhkan. Tapi Aryo skeptis karena di masa pandemi gini, pasti nggak banyak juga perusahaan yang berani buka lowongan.
Sedih sekali setiap mendengar atau membaca kisah orang saat harus berjuang di tengah wabah seperti ini. Buat kita yang punya rezeki lebih, bisa bantu mereka untuk menyambung hidup lo, bisa dengan membagi-bagikan makanan atau uang tunai. Yuk, sisihkan sedikit uangmu!