Masakan Padang jadi salah satu kuliner paling nikmat di Indonesia. Banyak orang menyukainya karena rata-rata masakan padang punya bumbu yang kental, kaya, dan bersantan. Jenis makanan yang termasuk dalam masakan minang ini lumayan banyak, beberapa yang populer seperti ayam pop, tongkol balado, gulai kepala ikan, dan telur dadar yang tebal. Bahkan saking lezatnya, rendang daging sapinya masuk dalam deretan makanan terlezat di dunia lo! Duh, jadi ngiler nih~
Kalau ingin menikmati masakan padang, kita bisa datang ke berbagai rumah makan padang yang tersebar di mana-mana. Kita juga bisa membungkusnya untuk dimakan di rumah. Nah, biasanya nasi padang yang dibungkus bakal mempunyai porsi yang lebih banyak. Kenapa begitu ya? Ternyata ada sejumlah alasan di baliknya lo. Yuk, simak!
ADVERTISEMENTS
1. Di daerah asalnya, nasi padang yang dibungkus bakal dinikmati lebih dari satu orang di rumah. Karena itulah porsinya ditambah
Orang-orang Minang berpikir kalau nasi padang yang dibungkus nggak hanya disantap sendirian. Mungkin bakal dibagi dengan orang tua, saudara, atau anggota keluarga lainnya. Jadi mereka sengaja menambahkan porsinya agar cukup. Perbuatan ini udah jadi tradisi yang turun-temurun. Kebanyakan rumah makan padang melakukannya, tetapi sebagian lagi tidak.
ADVERTISEMENTS
2. Porsi nasi padang yang dibungkus juga ditambah dengan alasan estetika. Kalau isinya terlalu sedikit, rasanya ada yang kurang
“Entah kenapa, memang sudah ada patokan banyaknya nasi untuk dibungkus. Besarnya akan lebih bagus jika nasinya sekian centong. Jadi memikirkan estetikanya juga,” kata Reno Andam Suri selaku ahli kuliner Minang, seperti dikutip dari Kompas.
Karena alasan itulah, sang penjual bakal menambah porsi nasi untuk pesanan yang dibungkus. Mereka juga bisa memberi tambahan lauk sebagai bonus. Sebab kalau nasinya banyak dan lauknya hanya satu, rasanya ada yang kurang. Jadi mereka menambahkan sayur nangka, daun singkong rebus, saus kari, dan sambal hijau.
ADVERTISEMENTS
3. Kalau minta pesanannya dibungkus, berarti pelanggan mengurangi kerepotan pemilik rumah makan. Jadi porsi nasi padangnya ditambah supaya adil
“Kalau dibungkus itu pekerjaan saudagar berkurang, tidak perlu cuci piring, tidak makan tempat. Sebagai bonus bagi orang yang membeli, maka dilebihkan (nasinya),” kata sejarawan Minangkabau Gusti Asnan, seperti dikutip dari BBC.
Saat kita memilih untuk makan langsung di rumah makan padang, berarti karyawannya bakal mengeluarkan tenaga lebih banyak. Mulai dari mencatat menu, mengantar makanan ke meja, sampai mencuci piring yang sudah kotor. Semua kerepotan itu bisa berkurang kalau kita memilih agar makanannya dibungkus. Maka, sang penjual bakal menambah porsi makanannya agar nggak merugikan pelanggan.
Jumlah penambahan itu tergantung pada kebijakan setiap rumah makan. Salah satu rumah makan padang tertua di Jakarta, RM Sepakat, bakal menambah porsi nasi sebesar Rp1.000 kalau dibungkus. Wah, kebijakan ini sangat adil bagi pelanggan maupun penjualnya ya~
ADVERTISEMENTS
4. Orang-orang Minang juga berusaha menunjukkan kesan royal dengan menambahkan porsi nasi padang yang dibungkus
Supaya pelanggan betah makan di tempatnya terus, para penjual berusaha menciptakan kesan yang baik. Mereka pun memberikan pelayanan ekstra agar kelihatan royal. Salah satunya adalah melebihkan porsi nasi padang yang dibungkus. Menurut sejarawan kuliner, Fadly Rahman, orang-orang Minang juga ingin terkesan royal dalam bumbu masakan maupun penyajian makanan. Nggak heran kalau masakan padang mempunyai bumbu yang pekat dan dipamerkan di etalase kaca. Bahkan kalau mau, pelanggan juga bisa meminta agar semua lauk ditata di mejanya.
Unik juga ya berbagai tradisi yang berhubungan dengan nasi padang. Sekarang terjawab deh kenapa porsinya jadi lebih banyak kalau dibungkus. Walaupun kita suka menyantapnya karena rasanya yang lezat, sebaiknya jangan berlebihan ya. Sebab masakan padang bisa meningkatkan kolesterol karena mengandung banyak santan. Jadi makanlah secukupnya aja.