Bisa dibilang dunia saat ini masih trauma setelah kebocoran data Facebook yang merugikan sekitar 87 juta penggunanya beberapa waktu lalu. Banyak pemerintah negara jadi lebih serius menanggapi isu soal privasi data pengguna ini dengan menuntut perusahaan teknologi lebih transparan lagi. Di Indonesia, masalah pencurian data online ini sebetulnya kurang mendapat perhatian lebih, karena masyarakat di sini nggak begitu merasakan kerugian yang signifikan. Kecuali kalau sampai merugikan secara materi, baru mereka peduli.
Lain halnya di Eropa. Di sana mereka sudah punya undang-undang yang mengatur perlindungan data penduduknya, namanya General Data Protection Regulation (GDPR). Nah untuk memenuhi regulasi itu, kabarnya WhatsApp bakal mengubah usia minimum penggunanya di Eropa. Dari yang awalnya 13 tahun, dinaikkan menjadi 16 tahun. Kira-kira WhatsApp Indonesia bisa mengikuti langkah pemerintah Eropa nggak ya? Simak yuk ulasan spesial Hipwee News & Feature berikut ini~
ADVERTISEMENTS
Kalau dulu minimal usia pengguna WhatsApp di Eropa adalah 13 tahun, sekarang ditambah 3 tahun menjadi 16 tahun. Yang belum SMA berarti nggak boleh pakai dong ya…
Layanan pesan singkat WhatsApp di Eropa, mengubah aturan minimal usia penggunanya. Seperti dilansir CNBC, awalnya orang yang mau pakai aplikasi ini harus berusia minimal 13 tahun. Tapi sekarang aturan tersebut ditambah 3 tahun, menjadi 16 tahun. Itu artinya sebelum menginjak bangku sekolah menengah atas, mereka nggak diperbolehkan memakai aplikasi ini. Pilihannya ya harus pindah jalur ke jejaring sosial lain~
ADVERTISEMENTS
Aturan ini diterapkan dengan alasan memenuhi ketentuan kerahasiaan data pengguna WhatsApp sebagai buah akibat skandal kebocoran data Facebook kemarin
WhatsApp menerapkan aturan baru ini bukan tanpa alasan. Katanya kebijakan tersebut merupakan upaya perusahaan memenuhi ketentuan kerahasiaan data penggunanya. Aturan soal usia minimum ini kabarnya mulai diberlakukan tahun depan. WhatsApp yang notabene adalah milik Facebook, turut berada di tengah pengawasan pemerintah dunia. Hal ini terkait dengan kasus kebocoran data 87 juta pengguna Facebook yang digunakan tanpa izin oleh lembaga konsultasi politik Cambridge Analytica demi memenangkan Presiden AS, Donald Trump. Wajar sih kalau kemudian WhatsApp juga dituntut untuk lebih ketat lagi melindungi privasi penggunanya.
ADVERTISEMENTS
Katanya WhatsApp bakal minta penggunanya buat mengonfirmasi jika mereka telah berusia 16 tahun atau lebih saat diminta menyetujui ketentuan layanan dan kebijakan privasi
Soal aturan usia minimal ini katanya WhatsApp nanti akan meminta pengguna di Eropa mengonfirmasi apakah mereka sudah berusia 16 tahun atau lebih. Bentuk konfirmasinya sebatas mencentang boks yang sudah disediakan begitu, seperti yang sering kita temui di beberapa platform lain di internet. Boks itu bisa ditemukan pengguna di ketentuan layanan dan kebijakan privasi aplikasi WhatsApp.
ADVERTISEMENTS
Tapi kalau bentuk persetujuannya cuma main centang doang, pengguna bisa aja bohong ya… Soalnya nggak jelas juga apakah batasan usia itu benar-benar diperiksa
Sebenarnya kalau bentuk persetujuannya cuma boks yang dicentang gitu sih nggak bakal menutup kemungkinan pengguna yang belum 16 tahun berbohong ya. Bayangin aja, kalau mereka nggak jujur ‘kan bisa aja asal main centang. Jadinya meskipun belum 16 tahun mereka tetap bisa menggunakan WhatsApp. Lain halnya dengan si empunya WhatsApp, Facebook. Dalam memenuhi regulasi GDPR, jejaring sosial terbesar di dunia itu menuntut agar penggunanya yang masih di bawah 16 tahun menunjuk orang tua atau walinya untuk mengizinkan mereka membagi data di platform tersebut. Kalau nggak dipenuhi, mereka nggak bisa menikmati versi penuh media sosial itu.
Belum jelas apakah WhatsApp Indonesia bakal menerapkan hal yang sama. Soalnya sejauh ini pakai WhatsApp kok kayaknya nggak ada ketentuan batas umur yang jelas gitu ya. Tapi kalau memang alasannya untuk privasi, semoga aja WhatsApp bisa lebih tegas ya. Sebagai pengguna kita ‘kan juga pengen dilindungi~