Di Indonesia, WhatsApp mungkin adalah aplikasi pesan paling populer dan paling banyak penggunanya. Selain jadi tempat ngobrol online paling nyaman, WhatsApp juga kerap jadi tempat bertukar informasi atau berita penting, khususnya di grup-grup percakapan. Mulai dari imbauan bencana, info cegatan, sampai renungan kalbu, sering banget seliweran di grup WhatsApp. Sayangnya, kemudahan orang saling forward pesan ini membuat kemungkinan hoax tersebar makin tinggi. Apalagi orang-orang tua biasanya ‘kan mudah banget percaya sama info atau berita yang belum jelas kebenarannya.
Nah ternyata WhatsApp mulai aware lo sama isu satu ini. Apalagi sejak ada kasus persekusi di India, cuma gara-gara satu pesan hoax tersebar di masyarakat, seseorang harus meregang nyawa, terbunuh oleh massa yang mengamuk. Terhitung sejak siang ini, WhatsApp akan mulai membatasi forward pesan ke maksimal 5 grup atau individu dalam satu waktu. Kali ini Hipwee News & Feature sudah merangkum infonya buat kamu, yuk simak!
ADVERTISEMENTS
Terhitung sejak hari ini, WhatsApp akan mulai membatasi fitur penerusan pesan ke maksimal 5 grup atau individu aja. Katanya buat meminimalisir persebaran hoax
Aplikasi pesan WhatsApp baru mengeluarkan aturan baru soal pembatasan penerusan atau forward pesan ke kontak penggunanya, maksimal 5 grup atau individu saja dalam satu waktu. Meskipun masih kurang jelas “dalam satu waktu” itu perhitungannya gimana, tapi kebijakan ini disampaikan langsung oleh Victoria Grand, wakil presiden untuk kebijakan dan komunikasi WhatsApp, dalam sebuah acara di Jakarta, Senin 21 Januari kemarin. Pembatasan ini dilakukan demi mengurangi penyebaran hoax lewat aplikasi tersebut. Kata Menkominfo, Rudiantara, dilansir dari CNN, aturan ini akan efektif berlaku di Indonesia mulai hari ini, Selasa 22 Januari 2019, pukul 12.00 WIB.
ADVERTISEMENTS
Sebenarnya WhatsApp sudah menguji coba pembatasan pesan ini di India 6 bulan lalu. Soalnya tahun lalu pernah ada kasus persekusi cuma gara-gara termakan hoax di WhatsApp
Masih ingatkah kamu dengan kasus terbunuhnya pemuda di India karena disangka sebagai penculik anak? Massa yang mengamuk saat itu menghakimi pemuda ini setelah termakan kabar simpang siur soal penculikan anak yang memang lagi marak di India. Atas kasus ini, WhatsApp jadi kena getahnya. Perusahaan aplikasi itu dituduh gagal mengontrol informasi palsu yang tersebar di platformnya.
Akhirnya sekitar 6 bulan lalu, seperti diberitakan CNN, pihak WhatsApp berinisiatif memberlakukan pembatasan forward pesan di India. Orang jadi cuma bisa forward pesan ke maksimal 5 grup atau individu aja. Waktu itu negara-negara lain di luar India masih bisa forward sampai ke 20 pengguna. Tapi per 22 Januari ini, aturan pembatasan itu mulai berlaku di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENTS
Tapi meskipun sudah dibatasi, secara teori masih ada kemungkinan orang buat meneruskan pesan ke 1.280 pengguna lain. Kalau 1 orang aja bisa forward ke jumlah sebanyak itu, gimana dengan 2, 3, 4, atau 10 orang?
Teorinya begini, saat ini grup percakapan di WhatsApp bisa diisi sampai maksimal 256 orang. Kalau si A bergabung di sekian grup dan ingin meneruskan pesan ke 5 grup di antaranya, sementara jumlah anggota di kelima grup itu pas 256 orang, maka si A sama saja menyebarkan pesan ke 1.280 orang. Terlepas dari apakah mereka benar-benar membacanya atau tidak, tapi kalau tujuan kebijakan di atas buat membatasi penyebaran hoax, solusi itu tampaknya masih kurang signifikan ya… Itu baru si A aja, belum lagi kalau si B, C, D, dan seterusnya juga berinisiatif forward pesan ke 5 grup berbeda lainnya.
Apalagi konteks “waktu” yang dimaksud WhatsApp ini masih abu-abu. Apakah pembatasannya berlaku setiap sekali forward, setiap 10 menit forward, atau setiap hari? Kalau ternyata pembatasannya berlaku saat kita forward ke 5 chat room setiap 10 menit –dalam artian 10 menit kedua kita masih bisa forward lagi ke 5 chat room berbeda– ya sama saja dong ya… Hmm, tapi kalau kamu penasaran coba aja sendiri deh, hehehe…