[tonjoo_spb]Kabar duka datang dari berita mancanegara. Muhammad Ali, mantan juara tinju kelas berat dunia, baru saja tutup usia pada hari Sabtu (4/6/2016) WIB. Setelah mendapatkan perawatan intensif di RS Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, Muhammad Ali akhirnya meninggal pada usia 74 tahun.
Petinju legendaris yang kisah hidupnya banyak menginspirasi orang di seluruh dunia ini mengalami gangguan pernapasan. Diduga gangguan ini merupakan komplikasi penyakit Parkinson yang telah dideritanya sejak 32 tahun belakangan.
Dilansir dari CNN, Bob Gunnel yang merupakan juru bicara keluarga Ali menyatakan bahwa pemakaman Ali direncanakan akan bertempat di Louisville.
“Keluarga Ali ingin berterima kasih kepada semua orang atas perhatian mereka, doa, dan dukungan serta meminta privasi untuk saat ini”
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Selamat jalan Muhammad Ali, sang juara tak terkalahkan yang punya prinsip hidup kuat
Ali dilahirkan dengan nama Cassius Marcellus Clay Jr. Ia memutuskan untuk mengganti nama menjadi Muhammad Ali ketika ia memeluk agama Islam di tahun 1975. Prinsip hidupnya yang kuat menggerakkannya untuk berjuang terhadap hak-hak sipil dan gerakan anti perang. Ia bahkan pernah dipenjara dan dicabut gelar juaranya karena menolak wajib militer Amerika untuk perang Vietnam.
Selama berkarir di dunia tinju, Ali adalah satu-satunya orang yang pernah menjadi juara liga kelas berat berturut-turut. Ia memenangkan kejuaraan di tahun 1964, 1974, dan 1978. Julukan “The Greatest” untuknya muncul karena kisah kemenangannya yang gemilang ini.
Sejak pensiun dari dunia tinju yang membesarkan namanya pada tahun 1981, Ali masih sering tampil dalam berbagai acara. Bulan April lalu, Ali masih terlihat dalam acara amal Celebrity Fight Night yang mengumpulkan dana untuk membantu perawatan pasien-pasien Parkinson.
Muhammad Ali juga pernah menginjakkan kaki ke tanah Indonesia di tahun 1973. Ali meraih kemenangan melawan Lubbers dalam pertandingan kelas berat di Istora Senayan Jakarta. Dalam kunjungan ini, Ali menggambarkan Indonesia dalam kalimat ini:
“Sebuah negara yang unik, di mana penduduknya sangat bersahabat, dan selalu tersenyum kepada siapapun.”
ADVERTISEMENTS
Di mata keluarga, Ali adalah sosok yang sempurna. Selama hidupnya, ia dikelilingi dengan cinta
Beberapa waktu sebelum meninggal, Laila Ali yang merupakan puteri Muhammad Ali mengunggah foto ayahnya dan anaknya ke media sosial.
“Saya suka foto ayah saya dan anak saya Sydney ini ketika ia masih bayi!
Terima kasih atas semua doa dan cinta yang telah diberikan. Saya bisa merasakan cinta itu dan sangat menghargainya!” – Laila Ali
Sementara itu, puteri Muhammad Ali yang lain, Hana Ali, juga mengungkapkan perasaannya atas kepergian sang ayah lewat media Twitter.
“Ayah kami adalah seorang “Gunung yang Rendah Hati!” dan sekarang ia telah pulang kepada Tuhan. Tuhan menyayangimu, Ayah. AYAH ADALAH CINTA DALAM HIDUPKU!
Kabar meninggalnya petinju legendaris ini juga disiarkan lewat akun Twitter resminya, @MuhammadAli. Foto dari masa muda Ali yang sedang tersenyum tenang menghiasi laman utamanya, dengan tulisan nama dan tahun di bawahnya. Doa dan ucapan bela sungkawa dari netizen hingga saat ini masih terus mengalir untuknya.