Sebagian dari kita mungkin dibesarkan dalam lingkungan timur, yang menganggap keperawanan adalah hal yang agung dan menentukan segala-galanya. Keperawanan dalam konsepsi kita seringnya dikaitkan dengan selaput dara. Sebuah selaput tipis dan rentan dalam organ vital perempuan yang menjadi dasar apakah dia masih perawan atau tidak.
Sayangnya, sebagian besar dari yang kita percaya selama ini ternyata hanyalah mitos saja. Selaput dara yang dianggap sebagai penentu kesucian ini, hanyalah salah satu bagian tubuh perempuan. Yuk kita ketahui apa aja pemahaman kita yang salah tentang selaput dara atau hymen ini.
ADVERTISEMENTS
1. Selaput dara bukan ‘segel’ vagina. Bentuknya seperti donat, terbuka di bagian tengah. Itulah yang memungkinkan perempuan haid tiap bulan
Selama ini kita berpikir bahwa selaput dara adalah penutup dari vagina. Seperti saat kamu menutup cangkirmu dengan selembar tissue. Memang benar saat kamu baru lahir, selaput dara sangat tebal dan menutup mulut vagina. Tapi seiring perkembanganmu, selaput dara juga berubah menjadi semakin tipis dan terbuka di bagian tengah.
Bila kamu sulit membayangkannya, pikirkan sebuah donat. Seperti itulah selaput dara, yang ternyata tidak menutup vagina sepenuhnya. Karena itulah seorang perempuan bisa mengeluarkan darah haid. Kalau selaput dara dianggap sebagai penutup vagina dan hanya terbuka bila kamu melakukan hubungan seksual, lalu bagimana kamu bisa mengalami menstruasi setiap bulannya?
ADVERTISEMENTS
2. Setiap perempuan memiliki bentuk selaput dara yang berbeda-beda. Bahkan ada juga yang terlahir tanpa selaput dara
Mitos bahwa selaput dara menentukan keperawanan seorang perempuan juga diasumsikan bahwa setiap perempuan memiliki selaput dara yang sama. Yang membedakan hanyalah utuh atau tidak utuh. Robek atau tidak.
Padahal selaput dara setiap perempuan berbeda-beda. Ada yang lebar dan hampir menutupi seluruh vagina, ada yang hanya berupa selaput tipis di pinggir-pinggir vagina, dan ada pula yang selaputnya berlubang-lubang. Bahkan ada juga perempuan yang terlahir tanpa selaput dara. Jadi menilai keperawanan perempuan dari bentuk selaput dara adalah hal yang sulit dilakukan.
ADVERTISEMENTS
3. Orang bilang selaput dara robek ketika kamu melakukan seks untuk kali pertama. Padahal bisa juga karena berbagai hal seperti olahraga, kecelakaan, dan lainnya
Karena bentuknya yang tipis dan terbuat dari zat kolagen, selaput dara memang rapuh dan mudah rusak. Sejak kecil mungkin kita diajari bahwa selaput dara bisa robek bila kamu melakukan hubungan seksual saat pertama kali. Hubungan seksual di sini, artinya tentu terjadi penetrasi. Karena itulah, selaput dara adalah tanda kesucianmu dan hanya suamimu yang boleh merobeknya di malam pertama.
Padahal selaput dara bisa robek karena berbagai alasan. Bisa karena olahraga yang terlalu keras, kecelakaan, pemakaian tampon (pembalut), atau pemeriksaan medis. Jadi robeknya selaput dara bukan hanya karena sudah pernah berhubungan seksual semata.
ADVERTISEMENTS
4. Seringnya selaput dara memang robek saat melakukan hubungan seksual pertama kalinya. Tapi ini pun tidak selalu terjadi lho ya..
Berkaitan dengan poin sebelumnya, selaput dara memang bisa robek saat melakukan hubungan seksual. Tapi ini tidak selalu terjadi. Bila dilakukan dengan hati-hati, selaput dara bisa saja tidak robek saat kamu melakukan hubungan seksual. Foreplay yang benar, yang membuat vagina dalam kondisi siap, bisa membuat selaput dara aman meski terjadi penetrasi.
Selain bisa robek dengan berbagai alasan lain, selaput dara juga bisa saja tidak robek saat kamu melakukan seksual. Jadi, selaput dara tidak selalu berarti sama dengan keperawanan kan?
ADVERTISEMENTS
5. Pendarahan dan rasa sakit saat malam pertama tidak selalu membuktikan keperawanan. Itu terjadi karena vagina belum siap menerima penetrasi
Satu lagi yang identik dengan pembuktian keperawanan adalah rasa sakit saat melakukan hubungan seksual di malam pertama. Ditambah lagi, harus terjadi pertumpahan darah, karena saat itulah terjadi perobekan selaput dara oleh suami sahnya. Bila tidak berdarah, dan tidak merasakan sakit, barangkali sang istri sudah pernah melakukan hubungan seksual sebelumnya dan sudah tidak perawan. Ini jelas menyesatkan.
Umumnya, berdarah dan sakit memang terjadi di saat melakukan hubungan seksual kali pertama. Tapi hal ini berkaitan dengan kondisi psikologis perempuan yang sering gugup dan merasa tidak yakin saat akan melakukan hubungan seksual pertama kali. Rasa tak yakin ini membuat kondisi vagina menjadi ‘tak siap’. Sehingga selaput dara tidak menjadi elastis secara maksimal. Karena itulah pendarahan dan rasa sakit terjadi.
ADVERTISEMENTS
6. Keperawanan seorang perempuan tidak bisa ditentukan dari kondisi selaput dara. Karena selaput dara tidak pernah punya kondisi yang standar dan mutlak
Karena selaput dara bisa saja robek karena hal-hal lain di luar hubungan seksual, juga karena kondisi selaput dara setiap perempuan berbeda-beda, tidak ada standar yang jelas untuk menetukan kondisi suatu selaput dara. Apakah masih sempurna atau sudah tidak sempurna.
Selaput dara bisa tetap utuh meski sudah pernah melakukan hubungan seksual, dan sebaliknya, selaput dara juga bisa robek meski belum pernah melakukan hubungan seksual. Karena itu, tes keperawanan untuk anak sekolah yang dulu sempat membuat resah kita, rasa-rasanya sedikit kurang relevan.
7. Sekarang sudah tersedia operasi selaput dara. Bukankah terasa picik kalau kita masih menilai perawan atau tidak dari selaput dara saja?
Yang terpenting, sekarang sudah ada teknologi untuk melakukan operasi selaput dara atau hymenoplasty, seperti yang dulu heboh saat dilakukan oleh pedangdut Dewi Persik. Hymenoplasty atau operasi selaput dara adalah metode rekonstruksi selaput dara, untuk mengembalikan kemampuan untuk berdarah saat malam pertama.
Sebegitu pentingnya pendarahan di malam pertama membuat seseorang rela melakukan operasi ini. Walaupun begitu, walaupun selaput dara sudah tumbuh dengan sempurna dan berdarah di malam pertama, tetap tidak menghilangkan fakta bahwa seseorang sudah pernah melakukan hubungan seksual bila memang sudah pernah, bukan?
Karena selaput dara adalah fenomena biologis, yang bisa dimiliki atau bisa juga tidak dimiliki oleh seorang perempuan, rasanya kurang tepat bila selaput ini dijadikan penentu dari moral perempuan. Tidak berdarah di malam pertama, selaput dara sudah robek sebelum melakukan hubungan seks dengan suami, tidak selalu berarti bahwa dia sudah tidak perawan. Dan, tentu, tidak berarti juga dia tidak bermoral dan tidak ada harganya lagi. Nilai seorang perempuan jauh lebih tinggi untuk ditentukan oleh selaput tipis ini saja.