Selama ini kita mengenal demam berdarah, malaria, dan cikungunya sebagai penyakit yang dibawa dan ditularkan oleh nyamuk. Tapi Zika sedikit berbeda. Sama seperti demam berdarah dan Cikungunya, virus Zika juga dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti. Meskipun baru terdengar sejak tahun 2015, virus ini sebenarnya sudah ditemukan lebih dari setengah abad yang lalu lho.
Tahun 2015 lalu pemerintah dan WHO menyalakan alarm bahaya setelah Brazil merilis data ribuan bayi terlahir dengan ukuran kepala tidak normal yang diduga berkaitan dengan Zika. Kembali merebaknya wabah Zika tahun ini dikhawatirkan akan menambah jumlah bayi yang lahir dengan mikrosefali juga. Untung saja dampaknya tidak separah sebelumnya. Tapi ancaman zika maupun virus pandemik lain tidak bisa dipandang sebelah mata. Yuk simak ulasan Hipwee News & Feature ini.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
1. Gejalanya mirip dengan demam berdarah, yaitu: sakit kepala hebat, meriang, sakit tulang belakang, bercak merah pada kulit, dan peradangan ringan di mata
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
2. Pada penderita Zika, yang turun hanya jumlah sel darah putih. Obatnya pun tidak spesifik, ada yang cukup dengan istirahat cukup dan minum penurun demam
ADVERTISEMENTS
3. Banyak orang yang tak sadar terjangkit virus Zika. Tanda-tandanya yang cenderung ringan itu membuat ilmuwan mengabaikan virus ini
4. Hingga akhirnya di tahun 2015, Zika mulai menjadi wabah di belasan negara Amerika Selatan. Yang terparah adalah Brazil dan Kolumbia
5. Virus Zika jadi fatal dan berbahaya, karena bisa diduga menyebabkan bayi mengalami mikrosefali bila sang ibu terjangkit virus Zika semasa kehamilan
6. Pada bayi yang mengalami mikrosefali, bukan hanya ukuran kepalanya yang lebih kecil, tapi juga membawa ancaman kerusakan otak, kelumpuhan, bahkan kematian
7. Yang lebih gawat, nggak semua kasus mikrosefali ini langsung terlihat setelah bayi dilahirkan. Ada juga yang prosesnya baru terjadi belakangan dan terlambat ketahuan
8. 1 dari 10 ibu yang terjangkit Zika akan melahirkan bayi dengan mikrosefali. Tahun 2015 di Brazil terjadi lebih dari 4000 kasus mikrosefali, 50 diantaranya berujung kematian
9. Ketika virus ini menjadi wabah, beberapa negara melarang warga negaranya yang sedang hamil untuk pergi ke negara-negara yang terinfeksi.
10. Di Kolombia, bahkan sempat ada himbauan pada warga negaranya untuk tidak dulu punya keturunan. Setidaknya sampai wabah ini bisa diredam
11. Tak hanya itu berdampak fatal pada proses kehamilan ibu, Zika juga diduga berkaitan dengan Guillain-Barre Syndrome. Penyakit langka yang merusak syaraf dan bisa berakibat kelumpuhan
12. Saat ini Zika belum ada vaksinnya. Hingga April 2017, WHO masih terus berusaha menciptakan vaksin untuk meredam wabah ini
Musim penghujan barangkali jadi momen paling gawat dari penyakit-penyakit yang berasal dari nyamuk semacam ini. Nyamuk Aedes Aegepty adalah nyamuk traveler, artinya bisa berkelana hingga ke lain dunia. Meski saat ini belum terdengar ada kasus di Indonesia, nggak ada salahnya kita ikut waspada. Apalagi Indonesia termasuk salah satu tempat yang “nyaman” ditinggali oleh nyamuk Aedes Aegypti. Karena vaksinnya belum ada, yang bisa kita lakukan adalah mengingat kembali semboyan 3M: Menguras, Menutup, dan Mengubur barang bekas.