Beberapa waktu terakhir, Tanah Air memang tengah dilanda bencana. Belum usai kesedihan kita tentang gempa di Palu beberapa waktu lalu, kabar duka kembali menyelimuti masyarakat Indonesia. Pesawat Lion Ait JT 610 dengan rute pernebangan Jakarta-Pangkal Pinang jatuh setelah 13 menit mengudara. Musibah tersebut diduga menewaskan seluruh penumpang karena hingga kini belum ada satupun korban yang ditemukan dengan selamat.
Musibah ini tentu saja meninggalkan duka yang mendalam bagi masyarakat, terutama keluarga dan orang-orang terdekat korban. Mereka kehilangan orang yang dicintai, disayangi dan dikagumi. Sebagian masih berharap ada keajaiban bagi para penumpang pesawat ini. Tentu banyak yang ingin menunjukkan empati mereka pada keluarga korban yang ditinggalkan. Apakah itu dengan perkataan ataupun sikap. Seorang pengguna Twitter yang merupakan dokter sekaligus Psychiatric Resident, bernama dr. Jiemi Ardian (@jiemiardian) menyatakan ada beberapa hal yang sebaiknya tidak diucapkan kepada keluarga korban. Karena keinginan kita untuk membantu pun kadang bisa melukai orang lain, bila kita tidak tahu apa yang perlu dilakukan. Misalnya beberapa kalimat di bawah ini.
ADVERTISEMENTS
1. Coba bayangin gimana perasaanmu mendengar hal ini saat ditimpa bencana?
Menurut dr. Jiemi, kalimat seperti ini lebih baik nggak kamu utarakan kepada mereka yang tengah ditimpa musibah atau bencana. Meskipun kamu mungkin percaya bahwa bencana ini datang sebagai “hukuman” dari Yang Maha Kuasa, tetapi melontarkannya kepada mereka, keluarga korban terutama, justru bakal menyakiti mereka. Cobaan yang udah cukup menyakiti mereka, akan semakin bertambah rasa sakitnya dengan kalimat tersebut. Mungkin malah nanti bisa memicu emosi atau kemarahan mereka.
ADVERTISEMENTS
2. Lebih baik mendengarkan dengan empati dibanding ngucapin hal ini
Kalimat satu ini mungkin seringkali kita dengar atau bahkan kita ucapkan kepada orang-orang yang sedang ditimpa bencana. Alih alih mengungkapkan empati, kalimat ini malah terkesan palsu. Karena sudah jelas kita tidak mengerti. Kita bukan di posisi mereka. Jadi menurut dr. Jiemi, kita tak perlu ungkapkan kalimat empati yang tidak empatik, cukup dengarkanlah dengan empati.
ADVERTISEMENTS
3. Belum saatnya kita ngomongin ini. Dia masih dalam kesedihan
Tipikal orang Indonesia memang seperti ini. Seperti apapun bencana yang menimpa, pasti tetap ada “untung”nya. Misalnya kecelakaan terus kaki atau tangan patah, pasti ada yang bilang ‘untung nggak parah-parah amat’. Atau misalnya rumah hangus terbakar, maka ‘untung pemiliknya nggak ikut terbakar’. Tapi menurut dr. Jiemi, hal ini sebaiknya juga nggak kamu ucapkan pada mereka yang sedang ditimpa bencana. Karena bukan saatnya untuk meminta seseorang bersyukur ketika dia baru saja terkena bencana. Kita begitu takut dengan emosi kesedihan, sampai kita perlu mengusirnya dengan menyuruh seseorang bersyukur.
ADVERTISEMENTS
4. Mungkin kalimat ini benar, tapi ini bukan cara yang tepat untuk menunjukkan empati
Setiap kejadian yang terjadi mungkin selalu ada hikmah di balik itu. Namun tentu hikmahnya nggak bisa dirasakan atau didapatkan saat itu juga. Seperti yang dibilang dr. Jiemi, mungkin kalimat ini benar, tapi jangan dulu memaksa seseorang yang baru saja kehilangan orang yang disayangi untuk mencari hikmah. Jangan takut dengan kesedihan, kesedihan itu baik. Mungkin para korban atau keluarga korban akan merasakan hikmah itu nanti dengan sendirinya, tanpa perlu kita ingatkan.
ADVERTISEMENTS
5. Mereka tengah merasakan kesedihan. Mengucapkan hal ini belum berarti apa-apa untuknya
Ketika kita merasakan kesedihan, tentu nggak ada keindahan yang bisa dirasakan di saat yang sama. Oleh karena itulah, kalimat “semua akan indah pada waktunya” nggak perlu kamu lontarkan pada mereka yang tengah ditimpa musibah. Sebaiknya kita tidak menyuruh seseorang yang sedang sedih untuk mencari keindahan di masa depan. Berempatilah sejenak, ijinkan dirinya merasakan kesedihan. Biarkan keindahan itu dirasakan dengna sendirinya, tanpa perlu diberitahu sekarang.
ADVERTISEMENTS
Dibandingkan mengucapkan hal-hal di atas, kamu bisa menunjukkan empatimu dengan cara seperti ini
Dibandingkan 5 kalimat di atas, akan lebih baik jika kamu menggantinya dengan kalimat-kalimat seperti “apa yang bisa aku lakukan untuk membantumu”, “kamu tidak sendiri, kami di sini bersama kamu” atau kalimat lain yang dijelaskan oleh dr. Jiemi. Kita masih bisa menunjukkan rasa empati dengan kalimat-kalimat ini, tanpa melukai atau menyinggung perasaan mereka. Dengan kalimat-kalimat ini, kamu udah menunjukkan kalau kamu peduli terhadap mereka.
Beberapa orang justru memilih untuk nggak menunjukkan empati mereka dengan omongan, tapi justru mendengarkan, memberikan pelukan erat, atau menyediakan bahu untuk bersandar. Karena orang-orang yang tengah dilanda bencana hanya butuh kehadiran kita di sisi mereka, bukan kata-kata yang kadang kita nggak tahu ternyata justru melukai mereka.