Beberapa waktu yang lalu, netizen sempat dihebohkan dengan pemberitaan tentang para pendaki yang menyalahi aturan karena memetik bunga edelweiss tanpa seizin pihak berwenang. Sontak dunia media sosial langsung viral dengan postingan-postingan yang menimbulkan banyak pro dan kontra. Belum lagi tanggapan nyinyir mengenai kabar bahwa para pelaku yang dijadikan duta pelestarian edelweiss. Hmm, ada-ada saja Indonesia ini.
Namun, kali ini Hipwee nggak akan membahas (lagi) mengenai kasus tersebut. Masih nggak melompat jauh dari isu ini, Hipwee akan menyajikan fakta-fakta menarik di balik bunga edelweiss. Mengingat bunga ini kerap kali disebut-sebut bahkan dijadikan nama jalan, bangunan tertentu ataupun nama orang, terlebih di negeri kita tercinta. Nggak ada salahnya jika kita kenali lebih jauh mengenai ‘bunga abadi’ yang justru hampir punah ini. Yuk, simak bareng ulasan Hipwee News & Feature ini!
ADVERTISEMENTS
1. Indonesia sebenarnya harus bangga! Bunga langka yang dipuja-puja dunia dan sering jadi judul lagu klasik ini, bisa tumbuh di sini
“Edelweiss, edelweiss….every morning you greet me. Small and white, clean and bright. You look happy to meet me”
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
2. Nggak tanggung-tanggung, ada dua jenis bunga Edelweiss yang bisa ditemukan di Indonesia. Itu spesial lho! Soalnya bunga yang hanya tumbuh di daerah pegunungan itu langka abis
Selain ditemukan di sepanjang pegunungan Alpen di Eropa sana, uniknya bunga Edelweiss (Leontopodium alpinum) hanya bisa ditemukan di Indonesia. Tepatnya di Gunung Semeru. Jadi ya emang harus dilindungi banget! Nah kalau Anaphalis javanica atau Edelweiss Jawa yang juga disebut bunga Senduro, ada di banyak daerah pegunungan di Indonesia. Kekayaan alam ini harus kita jaga bersama ya!
ADVERTISEMENTS
3. Bunga Edelweiss Jawa ini pertama kali ditemukan oleh ilmuwan asal Jerman bernama Georg Carl Reinwardt pada tahun 1819 silam di lereng Gunung Gede, Jawa Barat
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
4. Nama ‘Edelweiss’ sendiri berasal dari bahasa Jerman. ‘Edel‘ berarti mulia dan ‘Weiss‘ berarti putih, sesuai dengan warna bunganya yang putih
5. Edelweiss biasanya tumbuh di tempat dengan ketinggian sekitar 2000 mpdl ke atas, tergantung dengan suhu udara dan kelembapan pada ketinggian tersebut
6. Biasanya berbunga saat musim hujan telah berakhir, dimana pancaran matahari sedang intensif. Jika sesuai dengan perhitungan musim di Indonesia, berarti antara bulan April hingga September
7. Dijuluki sebagai bunga abadi karena mengandung hormon etilen yang bisa mencegah kerontokan kelopak bunga. Dengan hormon ini, Edelweiss dapat mekar sampai 10 tahun lamanya
8. Nggak hanya indah dipandang, Edelweiss juga punya khasiat sebagai obat karena kandungan antioksidannya yang tinggi. Tapi jelas nggak boleh dipetik sembarangan!
Ekstrak Bunga ini dikenal sebagai penyembuh berbagai penyakit seperti difteri, TBC, batuk, bahkan kanker payudara.
9. Selain langka dan punya nilai romantisme sendiri, bunga Eldeweiss sampai dianggap sebagai simbol kepahlawanan & kelompok anti-Nazi di Jerman
10. Bunga ini juga menjadi bunga nasional di negara Austria dan Swiss, simbol kemurnian yang tidak terjangkau
11. Untuk mendedikasikan keindahannya, Austria dan Romania telah menaruh lambang bunga ini sebagai motif dalam mata uang mereka
12. Di Indonesia sendiri, bunga Edelweiss pernah dijadikan gambar pada perangko oleh Pos Indonesia pada tahun 2003
13. Edelweis dilindungi oleh undang-undang di Indonesia. Mencabut Edelweiss tanpa izin bisa terancam hukuman sesuai UU Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistem pasal 33 ayat 1
14. Berbeda dengan Edelweiss yang banyak dijual di tempat wisata yang merupakan hasil budidaya petani
15. Biasanya dibudidayakan dengan cara menanam anakan yang tumbuh dari biji dan tersebar di sekitar pohon induknya. Lantas ditanam di media tanah liat berkapur atau berpasir dengan tingkat keasaman tertentu
16. Dahulu pernah diberlakukan razia tas carrier bagi para pendaki gunung di beberapa pos pendakian guna mencegah pengambilan edelweis secara ilegal
17. Terdapat 636 batang yang tercatat telah diambil dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango — salah satu tempat perlindungan terakhir bunga Edelweiss pada tahun 1988. Sementara itu di daerah Bromo, Edelweiss dikabarkan telah punah
18. Tegal Alun Gunung Papandayan disinyalir sebagai tempat terbaik untuk melihat bunga Edelweiss. Alun-alun Suryakencana dan Lembah Mandalawangi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango pun memiliki hamparan bunga Edelweiss yang luas
Edelweiss memang spesial. Kita sebagai orang Indonesia seharusnya sangat bersyukur karena bunga ini bisa tumbuh di sini. Miris sih jika melihat rendahnya kesadaran kita untuk melindungi bunga langka ini. Apalagi mereka yang mengaku mencintai gunung dan pendaki sejati, tetapi masih saja suka mengambil ‘suvenir’ dan memamerkannya di media sosial. ‘Kan sedih jika bunga yang dijuluki sebagai bunga abadi ini justru kenyataannya terancam punah. Bukan hanyak karena faktor alam, tapi juga ulah manusia yang suka gagal paham.
Mari, kita jaga kelestarian bunga Edelweiss dengan tetap membiarkannya tumbuh dan tertiup angin, sehingga orang lain juga punya kesempatan untuk menikmati keindahannya.