Untuk kesekian kalinya, Bill Gates kembali menduduki peringkat teratas dalam peringkat orang terkaya dunia. Total kekayaannya saat ini mencapai US$ 86,1 miliar. Beberapa tahun ke depan, Bill Gates diperkirakan bakal jadi orang pertama di dunia yang kekayaannya menembus US$ 100 miliar. Seperti yang kita tahu bersama Bill Gates adalah CEO dari Microsoft, perusahaan teknologi raksasa Amerika Serikat yang produknya dipakai sebagian besar penduduk bumi ini.
Pastinya hampir semua orang bermimpi bisa sesukses sosok satu ini. Semua pakar dan pemerhati ekonomi juga pasti pernah membahas kisah keberhasilan luar biasa Bill Gates. Berbagai buku, jurnal, maupun artikel tentangnya selalu laris di pasaran, diburu berbagai orang yang mencari inspirasi dan motivasi sukses. Nah kalau Bill Gates sendiri baca buku apa sih? Tiga tahun lalu, orang terkaya di dunia ini mengusahakan sebuah buku lama yang diterbitkan pada tahun 1969 untuk dicetak ulang. Bill Gates menyebutkan bahwa buku karya John Brooks berjudul Business Adventures adalah buku yang mengubah hidupnya. Ia juga berujar bahwa buku ini merupakan buku yang paling membantu perjalanan kariernya. Maka dari itu ia ingin agar buku ini tersedia luas untuk generasi muda.
Kalau orang terkaya di dunia sudah bilang begitu, pastilah buku itu wajib dibaca. Beberapa waktu lalu Bussiness Insider membuat ulasan khusus tentang buku ini. Memang sehebat apa sih buku ini? Hipwee News & Feature bakal buat rangkuman singkatnya untuk kalian semua.
ADVERTISEMENTS
1. Seorang inovator harus senantiasa berinovasi, sehingga tidak terjebak dalam buntunya situasi
Salah bagian favorit Bill Gates dari buku ini adalah sejarah Xerox, perusahaan fotokopi pertama di dunia yang didirikan tahun 1906. Pada masanya Xerox menjadi perusahaan fotokopi tersukses di dunia dengan keuntungan yang triliunan, sebelum akhirnya mulai redup di tahun 1970-an. Banyaknya saingan yang muncul, membuat Xerox tidak mampu bertahan sebagai inovator. Inilah yang digarisbawahi Bill Gates, bahwa seorang inovator harus selalu menciptakan hal-hal baru sehingga tidak akan goyah ketika satu persatu pesaing bermunculan. Seorang pelopor, harus tetap mengembangkan segala sesuatu agar selalu bisa menjadi yang terdepan. Belajar dari kesalahan Xerox, Bill Gates menemukan formula yang paling pas untuk mengelola perusahaan raksasanya.
ADVERTISEMENTS
2. Tentukan tujuan jangka panjang, dan jangan malas untuk melakukan serangkaian penelitian
Meskipun ada keputusan manajemen yang menurut Gates adalah kesalahan fatal, bagaimana CEO Xerox Joseph C. Wilson mengatasi masalah juga patut diperhatikan. Di tahun 1950-an, Wilson memutuskan untuk bekerja sama dengan ilmuwan Chester Carlson yang sedang mengembangkan mesin cetak elektronik. Pada tahun 1958, Wilson mengubah nama perusahaannya menjadi Haloid Xerox. Padahal saat itu mesin cetak dan fotokopi atau xerografi masih dalam tahap pengembangan. Apa yang penting dari sini? Bahwa seorang pengusaha harus punya visi jangka panjang. Harus telaten melakukan serangkaian penelitian, untuk melihat peluang di masa depan.
ADVERTISEMENTS
3. Kata siapa bisnis nggak bisa sejalan dengan tujuan sosial? Bisnis tak hanya melulu soal meraup keuntungan
Selama ini Bill Gates tidak hanya dikenal sebagai seorang pengusaha sukses, melainkan seorang filantrofis yang sangat peduli atas berbagai isu sosial. Melalui The Bill & Melinda Gates Foundation, dana yang bersumber dari kekayaan pribadinya disalurkan untuk berbagai masalah di dunia. Mulai dari beasiswa, membiayai aksi pemberantasan polio di berbagai negara, mengatasi Ebola di Afrika Selatan, serta memberantas malaria yang selama ini diabaikan. Ternyata kepedulian sosial ini dipelajari Bill Gates dari pimpinan Xerox yang dibahas dalam Business Adventures. Wilson meyakini bahwa salah satu tugasnya sebagai pengusaha adalah mendonasikan dana bagi aksi sosial, pendidikan, dan mendukung pergerakan masyarakat.
ADVERTISEMENTS
4. Ego memang sulit disingkirkan, tapi membiarkan ego yang mengambil keputusan bisa berarti bencana
Tak hanya Xerox, Bill Gates juga belajar dari Ford Edsel yaitu salah satu CEO Ford Motor Company di tahun 1919-1943 yang dinilainya sangat buruk. Sebagai produsen mobil, saat itu Ford berencana mengeluarkan mobil untuk kalangan menengah Amerika. Desainer dan marketing perusahaan sudah melakukan serangkaian penelitian pasar untuk menciptakan produk sesuai target. Tapi setelah semua penelitian, nyatanya kalangan eksekutif Ford bersikeras mengeluarkan produk yang mereka mau. Perusahaan menerbitkan seri Edsel di tahun 1957, dengan 18 variasi yang nyatanya tidak punya target pasar spesifik. Dari sini, Bill Gates belajar bahwa ego adalah salah satu musuh besar pengusaha. Meskipun ego bisa mengantar kepada kesuksesan, tapi kalau dibebaskan begitu saja justru bisa menjadi bencana.
ADVERTISEMENTS
5. Komunikasi yang jelas adalah kunci. Jangan sampai jabatan menciptakan distraksi
Dalam Business Adventures, Brook juga menyoroti sejumlah skandal di perusahaan listrik. Salah satunya adalah General electric. Di perusahaan itu, pegawainya sibuk bekerja sendiri untuk meraih keuntungan dari kegiatan ilegal. Salahnya apa? Komunikasi yang buruk. Menurut Brook, kultur di perusahaan itu membuat seseorang hampir tak pernah ngobrol dengan orang lainnya. Perintah dari atasan ke bawah sulit dimengerti dan terkadang salah dipahami, sehingga memungkinkan distraksi yang berujung pada tindakan ilegal. Maka dari itu komunikasi dari atas ke bawah harus jelas dan dua arah agar tidak terjadi kesalahpahaman.
ADVERTISEMENTS
6. Jangan lari dari kegagalan. Terima itu, belajarlah, dan move up!
Apalah artinya usaha tanpa kegagalan. Dari kasus Xerox, Ford, hingga General Electric, Gates belajar bahwa sebuah kesalahan dan kegagalan tidaklah selalu sia-sia. Sebuah kegagalan bisa menjadi ilmu yang luar biasa, asalkan kita mau mengakuinya. Sebuah pengakuan atas kesalahan dan kegagalan ternyata perannya lebih vital dari yang dipikirkan. Sebab berawal dari pengakuan, seseorang bisa belajar, dan melangkah dari sana untuk menjadi lebih baik setiap tingkatnya.
Ngomong-ngomong, Bill Gates mendapatkan buku ini dari Warren Buffet lho. Saat Gates menanyakan apa buku favorit pimpinan perusahaan raksasa Bekhshire Hathaway itu, Warren langsung mengirimkan satu copy buku Business Adventures. Well, ternyata dua dari orang terkaya di dunia punya buku favorit yang sama. Baca deh buku seluruhnya, ilmu yang bisa kamu dapatkan pasti lebih lengkap!