Privilege alias hak istimewa beberapa waktu terakhir ini jadi topik panas yang bergulir dan digunjingkan oleh publik. Tengok saja di berbagai media sosial seperti Twitter, Facebook, dan semacamnya, kamu bisa dengan mudah menemukan beberapa kasus viral terkait hal tersebut hanya dengan cara menuliskan kata kunci ‘previlege’ di kolom pencarian. Selalu ada aja perdebatan pro dan kontra di setiap kasus tersebut. Belum lagi pendapat dari berbagai pihak yang saling ngotot dan nggak mau kalah.
Bagi sebagian orang, privilege memberikan pengaruh yang benar-benar nyata dalam berbagai aspek kehidupan. Segalanya jadi terlihat lebih gampang dan tanpa halangan. Bagi sebagian orang lagi yang mempunyai privilege, mereka berusaha menyangkal bahwa dirinya mendapatkan hasil-hasil tersebut tetap melalui perjuangan yang keras. Tapi ya memang begitu sih faktanya, orang-orang yang punya privilege itu berasa jalan hidupnya jadi mulus banget.
ADVERTISEMENTS
Ada yang dari kecil hidupnya udah enak, kita bahkan yang berjuang mati-matian kerja ini dan itu aja kadang masih nggak cukup. Karena apa? Ya karena memang mereka udah kaya sejak kandungan
Bohong rasanya jika kita mengatakan bahwa privilege itu sama sekali tak mempengaruhi hidup seseorang. Ibarat ada pepatah bilang, “Orang kaya makin kaya, orang miskin makin miskin”, terkadang kalimat tersebut kalau dipikir-pikir memang benar adanya. Karena nanti dibilang nyinyir kalau ngomongin orang beneran, kita ambil contoh aja misalnya karakter Richie Rich. Di umur segitu dia udah bisa menikmati berbagai fasilitas kehidupan dari berbagai aspek yang nggak tanggung-tanggung. Tidur enak, makan enak, akses pendidikan yang memadai, pokoknya semua serba nyaman. Nah, silakan lihat di sekitar kita, atau lihat aja dari berita-berita anak orang kaya, tentu pribadi seperti Richie Rich di dunia nyata ini jumlahnya banyak juga. Meski nggak sekaya doi, tapi segala hal yang diinginkan bisa tercukupi tanpa mikir ini itu~
Kemudian bandingkan aja dengan diri kita sendiri, kerja tiap hari, dari pagi sampai sore. Sering nggak sih kamu ngeluh, “Kenapa ya kok hidup gini-gini aja?”. Tapi semakin ke sini kita semakin sadar, mau sekeras apapun kita bekerja dan berusaha, terkadang ya masih aja tetep kalah sama mereka yang memang udah serba berkecukupan sejak lahir.
ADVERTISEMENTS
Atau coba deh bandingin akses pendidikan orang kaya dan dan orang miskin, gampangan mana mereka jalan pendidikannya? Ya jelas yang kaya. Ini nggak perlu didebatkan lagi
Kalau dirasa kejauhan, kita ambil contoh lagi yang dekat-dekat aja. Pasti banyak di sekitarmu fenomena-fenomena seputar dunia pendidikan yang rasa-rasanya nggak masuk akal banget. Bahkan mungkin kamu juga pernah merasakannya sendiri. Ada banyak banget orang-orang di luar sana yang dengan mudahnya masuk ke lembaga-lembaga pendidikan mentereng dan berkelas karena memang status sosialnya yang tinggi. Padahal, kalau dipikir-pikir juga masih banyak orang-orang yang beneran lebih pintar secara akademis dibandingkan dengan mereka.
Tapi kita bisa melihat bagaimana timpangnya akses pendidikan di Indonesia yang ada. Udah nggak dimungkiri lagi tuh, asal kamu punya banyak duit, mau sekolah di manapun nggak jadi masalah. Tapi meskipun kamu pinter, kalau nggak punya duit ya sama aja. Miris banget rasanya, tapi memang kenyataannya kayak gitu. Kalau didebatkan lebih lanjut, persoalan ini nggak bakal ada habisnya. Mereka yang punya privilege bakal bilang bahwa semua yang didapatkan juga berasal dari perjuangan kerasnya, mereka yang tak memiliki privilege bakal menyangkal mati-matian pernyataan tersebut.
ADVERTISEMENTS
Privilege itu nyata dan efeknya nggak main-main, udah deh jangan denial. Hidup nggak perlu banyak drama~
Dari sekian banyak perdebatan yang ramai di media sosial hari demi hari, masih aja banyak orang yang berpendapat jika privilege itu nggak terlalu berpengaruh bagi kehidupan seseorang. Halah, jadi manusia kok denial banget, padahal kalau mau cari contoh lainnya juga ada banyak kok. Intinya, kita nggak bisa menampikkan bahwa privilege itu benar-benar jadi suatu hal yang mempengaruhi kehidupan dalam berbagai aspek. Entah itu perkara asmara, kehidupan sosial, ekonomi, hingga pendidikan.
Ibaratkan privilege seperti perlombaan lari maraton. Buat orang kebanyakan, mereka memulai lomba larinya di garis start yang sama, namun bagi orang-orang yang punya privilege, mereka punya hak istimewa untuk mulai duluan dari garis start yang lebih maju dari orang-orang lainnya.
Kita pun juga nggak perlu bingung dan iri kalau lihat jalan hidup orang lain kok ternyata lebih mulus. Ya mau gimana lagi, namanya aja juga hidup, pasti ada-ada cobaannya. Apapun itu yang sedang kamu perjuangkan saat ini, jangan pernah berhenti dan menyerah cuma karena lihat orang lain yang lebih enak duluan. Maklum, barangkali dia punya banyak privilege yang mungkin nggak ada di kita.
Yang harus kita pahami, buat yang memiliki sedikit atau bahkan nggak punya privilege bukan berarti kita nggak bisa sukses. Meski perjalanannya lebih berat, kita tetap bisa mencapai kesuksesan. Buat yang punya privilege, yang kamu lakukan dengan privilege-mu itu menentukan hidupmu. Kalau kamu menggunakan privilege untuk hal-hal baik dan membantu sesama, tentu semua orang akan berterima kasih dan menganggapmu orang yang baik. Tapi kalau kamu menggunakan privilege-mu untuk memperkaya diri sendiri atau malah denial dan nggak ngakuin kalau kamu punya privilege, ya artinya kamu jahat, sih. Udah, itu aja.