Perhelatan MotoGP di sirkuit Mandalika memang banyak mencuri perhatian publik, tapi kayaknya, perhatian itu sekarang harus terbagi, nih! Rara Istiati Wulandari, sosok yang berhasil “memodifikasi” hujan di sirkuit jadi viral dan bahkan dipuji oleh media luar. Percaya nggak percaya, selepas ritual Mbak Rara kemarin hujan berhenti.
Profesi Pawang Hujan sendiri dipercaya sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Nah buat yang penasaran, cus baca ulasannya di bawah, ya.
ADVERTISEMENTS
Profesi Pawang Hujan Masih Dipercaya di Asia
Pawang hujan, atau yang disebut ‘Rain Shaman‘ oleh media luar, adalah dukun adat di Indonesia yang sering dipanggil untuk upacara-upacara besar agar acara bisa terlaksana dengan lancar tanpa gangguan hujan. Acara-acara yang sering menggunakan jasa Pawang Hujan biasanya seperti pernikahan, konser musik, atau ajang olahraga.
Cara kerja Pawang Hujan ini biasanya adalah dengan “memindahkan” hujan dari lokasi acara ke lokasi lain. Untuk ritualnnya sendiri sebetulnya cukup beragam. Beda daerah memiliki “ritual” yang berbeda pula.
ADVERTISEMENTS
Pawang Hujan Masih Dipercaya di Asia
Ternyata, ritual penangkalan hujan juga masih dipraktikkan di negara lain, bahkan negara maju sekalipun. Di negara tetangga, misalnya. Ritual menghalau hujan di Thailand dilakukan dengan menancapkan sebatang serai ke tanah dan meminta seorang gadis perawan berdoa agar hujan berhenti. Mengutip Kompas dari Bangkok Post, ritual ini terbukti ampuh dan masih dipercaya oleh kalangan modern.
Jepang, negara yang dikenal karena kemajuan teknologinya, juga masih mempercayai pawang hujan. Saat hujan turun, orang-orang Jepang akan menggantungkan boneka putih di jendela dengan benang. Boneka ini dinamakan Teru Teru Bozu, di mana Teru dalam bahasa Jepang berarti “cerah” dan Bozu berarti “biksu”. Mereka percaya boneka ini bisa menangkal hujan di hari istimewa.
ADVERTISEMENTS
Respons Beragam dari Masyarakat
Aksi pawang hujan langsung go international setelah ditayangkan dan diunggah ke akun Twitter resmi @MotoGP. Akun MotoGP bahkan mengucapkan terima kasih kepada Mbak Rara karena sudah menghentikan hujan yang begitu deras. Sayangnya, nggak sedikit masyarakat yang merasa malu dan melontarkan cacian. Beberapa dari mereka percaya bahwa tanpa pawang hujan, cuaca juga akan cerah bila sudah waktunya.
Di sisi lain, masih ada masyarakat yang membela Mbak Rara. Mereka menganggap ritual ini sebagai bagian dari tradisi dan kebudayaan Indonesia yang beragam, yang patut diperkenalkan kepada orang luar. Lagipula, hal ini nggak bisa dilihat ketika berada di negara lain sehingga pastinya berkesan untuk para atlet.