Nama MeMiles belakangan ini cukup sering disebut di berbagai media pemberitaan tanah air. Terlebih setelah penyanyi Ello diperiksa polisi terkait investasinya di MeMiles. Ello memenuhi panggilan pihak berwajib sebagai saksi. MeMiles sendiri merupakan nama perusahaan investasi bodong yang menghimpun dana dari ribuan nasabahnya hingga ratusan miliar rupiah. Sekarang kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. Tapi bosnya yang bernama Kamal Tarachand alias Sanjay kini sudah diamankan.
Lucunya, walau sudah keluar duit ratusan juta rupiah dan belum dapat reward, nasabah atau anggota MeMiles justru banyak yang nggak merasa rugi. Mereka pun malah melayangkan protes ke polisi agar aplikasi MeMiles tidak diblokir. Menurutnya, Indonesia harusnya bangga punya aplikasi bikinan anak bangsa. Waduh, memangnya gimana sih skema bisnis MeMiles ini? Kok malah pada membela gitu?
ADVERTISEMENTS
Bos MeMiles, Sanjay, diamankan polisi karena dugaan penipuan. Aplikasinya juga turut dibekukan atas alasan ilegal dan nggak rasional
Bos MeMiles diciduk polisi atas dugaan penipuan dana nasabah yang kalau ditotal jumlahnya sangat fantastis, Rp750 miliar! Para nasabah itu diiming-imingi hadiah mobil, motor, emas, TV, lemari es, hingga AC. Awalnya polisi curiga lantaran perusahaan ini nggak berizin tapi tetap maksa beroperasi, dengan klaim jumlah anggotanya sudah 264 ribu orang. Pertengahan tahun lalu, pihak pengelolanya sudah dipanggil polisi untuk dimintai keterangan. Panggilan itu ternyata nggak dipenuhi. Lalu Satgas Waspada Investasi menetapkan MeMiles ilegal karena menghimpun dana dari masyarakat dan melakukan kegiatan usaha tanpa izin.
Sebelum mendirikan MeMiles, Sanjay juga pernah tersandung kasus penipuan serupa lewat bisnis tisu miliknya. Kala itu tahun 2015, Sanjay menerima uang setoran sebesar 1 juta dari tiap-tiap orang yang mau beriklan di produk tisunya. Setoran itu katanya akan dikembalikan dalam waktu 41 hari ditambah keuntungan dari penjualan tisu yang mencapai 200 ribu rupiah per harinya. Waktu itu dari hasil sidang, Sanjay dihukum 3 bulan penjara.
ADVERTISEMENTS
Di situs resminya pengelola mengaku kalau MeMiles ini adalah perusahaan digital advertising alih-alih perusahaan investasi. Tapi dalam praktiknya justru kegiatannya lebih banyak mengarah ke investasi
Perusahaan MeMiles mengklaim dirinya sebagai perusahaan aplikasi digital advertising, bukan perusahaan investasi seperti yang selama ini dikira orang. Karena tidak bergerak di bidang investasi, Head Manager MeMiles, Suhanda, mengatakan kalau OJK nggak berhak melarang perusahaannya beroperasi.
Suhanda juga mengaku kalau MeMiles sudah terdaftar sebagai perusahaan periklanan di Dirjen AHU Kementerian Hukum dan HAM, bukan perusahaan investasi seperti kebanyakan kata orang. Namun pada praktiknya, kegiatan di MeMiles cenderung berbau investasi. Nasabah disuruh top up sebagian uangnya (jumlahnya bervariasi), dengan daya tarik mendapatkan hadiah fantastis. Berikut daftarnya (dikutip dari Detik):
Kendaraan Roda Dua (akan diberikan 51 – 55 hari kerja)
1. Yamaha MT25 dengan top up Rp. 2.400.000
2. Yamaha X-MAX dengan top up Rp. 2.400.000
3. Ninja 250 FI dengan top up Rp. 2.400.000
4. Harley-Davidson dengan top up Rp. 11.000.000Kendaraan Roda Empat (akan diberikan 20 – 40 hari kerja)
1. Avanza dengan top up Rp. 5.000.000
2. Pajero dengan top up Rp. 8.400.000
3. Fortuner dengan top up Rp, 8.400.000
4. Lamborghini dengan top up Rp. 100.000.000Emas (akan diberikan 81 – 85 hari kerja)
1. GOLD 100 Gram dengan top up Rp. 840.000
2. GOLD 300 Gram dengan top up Rp. 1.680.000
3. GOLD 1 KG dengan top up Rp. 6.000.000
4. GOLD 2 KG dengan top up Rp. 9.600.000
ADVERTISEMENTS
Selain bosnya diamankan, aplikasi MeMiles saat ini juga kabarnya telah diblokir. Aplikasi tersebut sudah tidak dapat diakses sejak pertengahan Desember 2019. Tapi sejumlah anggota justru protes keras
Sejumlah anggota MeMiles di Surabaya menggelar konferensi pers untuk menuntut agar aplikasi MeMiles tidak lagi diblokir. Mereka sadar dengan proses hukum yang berlangsung, namun tetap bersikukuh agar aplikasinya dikembalikan. Ini karena menurutnya, aplikasi MeMiles menguntungkan bagi bisnis mereka. Salah satu anggota bernama Evan merasa aplikasi MeMiles memudahkan ia dalam memasarkan produknya dan memperluas jaringan. Anggota lain bernama Aziz mengatakan lewat slot iklan yang diberikan, ia bisa menjual mobil dengan cepat.
Ada juga Putri, meski telah top up ratusan juta dan belum mendapat reward seperti yang dijanjikan, dirinya merasa nggak dirugikan sebab ia meyakini bakal mendapat keuntungan lebih besar dari vendor produk kecantikan yang ia pasarkan. Intinya para anggota ini percaya banget deh dengan skema bisnis yang digunakan pemilik MeMiles. Padahal kalau dipikir-pikir, hebat banget cuma top up seratus juta bisa dapat mobil yang harga jualnya aja miliaran! Duh, kalau mau investasi mbok ya jangan gitu-gitu amat…