Seputar animal communicaator | Illustration by Hipwee via www.hipwee.com
Kucingmu yang biasanya suka ngeong-ngeong, tiba-tiba berubah jadi pendiam. Awalnya suka dielus dan dimanja, tapi sekarang malah nyakar jika kamu mulai mendekat. Kamu mulai cemas kalau ada sesuatu. Sayangnya kucingmu nggak bisa diajak bicara jadi kamu nggak bisa tahu perasaannya.
“Apa kucingku sakit, ya?” pikirmu dengan penuh tanda tanya.
Konon hewan juga sama dengan manusia, punya hati dan pikiran. Nah, sayangnya bahasa manusia dan hewan kan berbeda.
Kendati demikian, kamu nggak perlu berkecil hati. Berkomunikasi dan memahami hewan piaraan itu bukanlah hal yang mustahil. Melalui jasa animal communicator, kamu bisa tahu arti di balik perubahan perilaku hewan kesayangan. Animal communicator mulai banyak diperbincangkan dan diburu akhir-akhir ini, terutama oleh para pemilik hewan. Tapi, banyak orang masih belum tahu dan paham jasa animal communicator yang terbilang unik ini.
ADVERTISEMENTS
Beda dengan dog whisperer, animal trainer, atau pawang hewan, animal communicator dilatih untuk memahami dan bicara dengan hewan dengan pendekatan emosional
Saat pertama kali mendengar istilah animal commmunicator, kebanyakan orang masih bingung dan sering mengaitkannya dengan dog whisperer atau animal training. Di Indonesia sendiri, orang lebih familier dengan pawang hewan ketimbang animal communicator. Apa yang membedakan pawang hewan, dog whisperer dan animal communicator?
Pekerjaan utama pawang hewan adalah sejenis mengatur perilaku binatang supaya tidak membahayakan manusia. Makanya, rata-rata pawang mampu menjinakkan hewan buas seperti buaya, ular, dan singa.Pelatihan hewan atau animal training kerap disamakan dengan pawang hewan. Meskipun mirip, tapi keduanya tidak sama. Sederhananya, animal training adalah manipulasi perilaku hewan. Seorang pelatih hewan (animal trainer) menggunakan teknik dan pendekatan tertentu untuk memahami perilaku hewan; mencari tahu mengapa perilaku hewan yang cenderung dominan, seram, atau pemalu. Tetapi tak sampai di situ saja, animal trainer akan mencoba mengarahkan hewan untuk berperilaku seperti yang diinginkan, misalnya melatih hewan agar tidak menggigit sembarangan, buang air di tempatnya, dan melakukan gerakan duduk, berdiri, atau berguling-guling.
Sementara itu, dog whisperer lebih spesifik lagi. Pekerjaan ini menggunakan seni berkomunikasi dengan anjing secara alami. Alih-alih mengajarkan anjing untuk memahami bahasa manusia, manusia justru diajarkan untuk memahami bahasa anjing. Dengan memahami psikologi anjing, manusia dan anjing piaraannya bisa membangun hubungan yang sehat. Seorang dog whisperer dunia, Cesar Millan, mengatakan kalau teknik modifikasi perilaku adalah kunci utama agar perilaku anjing tetap aman. Disiplin dan kasih sayang juga jadi poin penting saat berinteraksi dengan anjing.
Lalu, apa dimaksud dengan animal communicator?
Sebagian orang menyebut animal communicator dengan pet communicator. Kunci profesi ini adalah intuisi, telepati, empati, dan kedekatan emosional dalam memahami hewan peliharaan. Biasanya animal communicator juga memadukan metodenya dengan ilmu perilaku hewan agar lebih memahami apa yang dirasakan dan dipikirkan hewan di balik perubahan perilakunya. Jadi animal trainer, pawang hewan, atau dog whisperer fokus pada upaya melatih hewan agar tidak berperilaku yang membahayakan. Sedangkan animal communicator berusaha berkomunikasi dengan hewan supaya hewan mampu lepas dari stres yang dialaminya. Sehingga sang pemilik bisa mengubah perilaku dan kebiasaannya supaya hewan peliharaan jadi lebih nyaman.
ADVERTISEMENTS
Animal communicator lebih dulu populer di Amerika Serikat dan kini mulai laris manis di Indonesia
Sebelumnya, banyak orang di Indonesia belum tahu soal animal communiator. Jasa ini ramai diperbincangkan di dunia maya baru-baru ini. Meskipun animal communicator mulai naik daun di Tanah Air, sebenarnya jasa ini bukan hal baru. Di luar negeri, animal communicator sudah akrab di telinga orang. Fenomena animal communicator disinyalir muncul di Amerika Serikat, lalu menjalar ke berbagai negara lain terutama Benua Eropa dan Asia. Menukil wocomoWILDLIFE, Laila Del Monte adalah salah satu animal communicator kenamaan di dunia. Menurut Laila, hewan memiliki hati nurani seperti manusia yang menyebabkan mereka merasakan beragam emosi.
Selain Laila, Diana Del Monte dikenal sebagai animal communicator di Los Angeles. Diana telah menekuni pekerjaannya itu secara profesional selama 19 tahun. Spesialisasinya adalah berkomunikasi dengan hewan piaraan yang mengalami masalah perilaku, sakit, hilang, atau tengah berada di penghujung ajalnya. Diana menjadi ‘jembatan’ antara hewan dan pemiliknya. Sehingga pemilik tahu apa yang sedang dirasakan hewan kesayangannya dan mencari jalan keluar.
Tak hanya di Amerika Serikat, fenomena animal communicator juga merebak di Indonesia. Beberapa tahun belakangan, jasa ini diburu pemilik hewan yang pengin mencari tahu penyebab perubahan perilaku hewan piaraannya. Muncul nama dr. Anggie sebagai animal communicator yang sering jadi langganan pemilik hewan. Selain menjadi dokter selama 25 tahun, dr. Anggie mendeklarasikan dirinya sebagai animal communicator sejak tahun 2018. Sekarang, ia mulai sering muncul di layar kaca. Lewat akun Instagram, ia kerap membagikan testimoni para pemilik hewan yang telah menggunakan jasanya.
Mulanya, dr. Anggie bermasalah dengan hewan piaraannya di rumah. Semenjak itu, ia ingin memahami hewan dan mempelajari caranya. Ia mengaku cuma butuh waktu sekitar 3 hari. Menurutnya, memahami hewan dapat dilakukan dengan komunikasi alam bawah sadar. Caranya hampir mirip dengan dua orang yang saling bicara. Sejauh ini, dr. Anggie sering menerima klien dengan hewan piaraan kucing atau anjing. Namun, sebenarnya ia bisa berkomunikasi dengan ular, kura-kura, dan kelinci. Kebanyakan klien mengeluhkan soal kebiasaan buang air, kebiasaan tidur, kebiasaan makan, sampai perilaku agresif hewan peliharaan. Dengan merogoh kocek sekitar 150 ribu rupiah, klien akan menemukan jawaban mengapa perilaku hewan piaraannya berubah.
Fakta seputar animal communicator | Illustration by Hipwee
ADVERTISEMENTS
Meski masih diperdebatkan dan tak jarang diragukan, animal communicator jadi pilihan baru untuk lebih memahami hewan piaraan
Jasa animal communicator masih menuai pertanyaan besar dan diliputi perdebatan. Bagi sebagian orang, jasa ini tampak meragukan dan sulit dipercaya. Namun, tidak sedikit orang yang mulai melirik jasa ini dan menggunakannya. Mereka yang menggunakan jasa animal communicator biasanya punya satu niat dan tujuan yang sama yaitu memahami apa maksud si hewan peliharaan. Lewat jasa animal communicator, mereka menemukan jawaban-jawaban tak terduga soal apa yang dirasakan dan dipikirkan hewan. Ternyata, apa yang terjadi pada hewan peliharaan sangat jauh dari bayangan mereka.
Seperti cuitan Anindya Restuviani di akun Twitter-nya beberapa waktu lalu. Selama ini, ia mengira kalau anjingnya yang bernama Udel gemetar setiap kali mandi karena ia takut air. Setelah diajak berkomunikasi dengan animal communicator, Udel ternyata tidak takut air, melainkan takut dengan kepala shower. Alhasil, Anindya pun memandikan Udel dengan gayung sejak saat itu agar Udel lebih tenang.
Dochi, seekor kucing yang pernah diajak ‘bicara’ secara non-verbal oleh dr. Anggie. Semula Dochi memiliki karakter yang cuek dan jarang merespons kalau dipanggil. Sesuai testimoni sang pemilik, kucingnya itu merasa nama Dochi jelek, seperti nama cewek. Padahal Dochi adalah kucing jantan. Pada dr. Anggie, Dochi menyampaikan kalau nama itu mirip dengan sedotan atau dot botol minuman. Siapa sangka, Dochi lebih senang dipanggil Ben atau Aa Ben.
Mendengar penjelasan dr. Anggie soal kemauan kucingnya, pemilik Dochi ia kaget dan nyaris tidak percaya. Namun, ia tetap menjajal saran dr. Anggie dan di luar ekspektasi, saran tersebut berhasil. Kini, kucingnya lebih responsif saat dipanggil Aa Ben.
Cerita itu memang terdengar aneh dan susah dicerna secara logika. Dari testimoni mereka yang sudah menggunakan jasa animal communicator, makna di balik perilaku hewan bisa jadi sangat tak terpikirkan manusia dan cukup mencengangkan. Walaupun kadang masih sulit diterima akal, jasa ini bisa jadi pilihan. Apalagi buat kamu yang pengin lebih tahu dan paham soal hewan peliharaanmu. Jangan-jangan nih, selama ini hewan peliharaanmu nggak suka dengan makanannya, takut dengan benda-benda tertentu, atau benci sama kelakuan dengan orang-orang sekitarnya.