Penyelenggaraan Paralimpiade Tokyo 2020 akan memasuki hari terakhir setelah resmi dibuka pada 24 Agustus 2021 silam. Hingga hari ini, kontingen Indonesia telah membuat bangga banyak pihak, terhitung untuk sementara Indonesia berhasil mengumpulkan 1 medali emas, 3 medali perak, dan 3 medali perunggu. Bulu tangkis menjadi cabang olahraga yang menjanjikan dengan total perolehan 5 medali bagi Indonesia.
Menariknya, setelah lebih dari 40 tahun puasa, Indonesia akhirnya meraih medali emas di ajang Paralimpiade Tokyo. Kemenangan ini disumbangkan oleh bulu tangkis ganda putri Leani Ratri Oktila dan Khalimatus Sadiyah. Di final, unggulan pertama tersebut mengandaskan perlawanan unggulan kedua asal Tiongkok, Chen He Fang/Ma Hui Hui dengan menang straight game 21-18 dan 21-12.
ADVERTISEMENTS
Kali terakhir medali emas pada Paralimpiade 1980, kemenangan Leani dan Khalimatus ini disambut bahagia oleh Presiden Joko Widodo
Leani dan Khalimatus sekaligus mengakhiri penantian 41 tahun Indonesia meraih medali emas di pentas Paralimpiade. Selain itu, pasangan ganda putri ini juga mengukir sejarah sebagai wakil Indonesia pertama yang meraih medali emas di cabor badminton Paralimpiade. Adapun bulu tangkis merupakan olahraga yang baru pertama kali dipertandingan di Tokyo.
Dalam keterangan resminya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan perasaan bangga sekaligus ucapan terima kasih kepada dua srikandi Tanah Air tersebut. Sebelumnya Presiden Jokowi juga mengucapkan selamat kepada dua pahlawan Indonesia yang tampil di nomor tunggal putra SU5, Dheva Anrimusthi dan Suryo Nugroho.
“Medali emas Indonesia di ajang Paralimpiade Tokyo akhirnya datang juga. Perjuangan srikandi Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah yang tampil di nomor ganda putri SL3-SU5, membuahkan hasil maksimal setelah menang asal wakil China. Dari Tanah Air, saya menyampaikan selamat kepada Leani Ratri Oktila dan Khalimatus Sadiyah,” papar Presiden melalui akun media sosialnya, Sabtu (4/9).
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Masil berpeluang menambah medali usai sumbangkan emas dan perak untuk Indonesia, Leani Oktila menjadi salah satu andalan di cabor bulu tangkis Paralimpiade
Kegigihan Leani untuk meraih prestasi tertinggi dibuktikan dengan kerja keras pada setiap latihan. Ia diketahui kerap datang lebih awal saat latihan, bahkan menambah porsi latihannya. Prestasi demi prestasi diraih di ajang internasional, termasuk enam medali ASEAN Para Games, tiga Asian Para Games, dan tiga Kejuaraan Dunia BWF.
Atlet berusia 30 tahun ini pada Paralimpiade Tokyo tercatat turun di tiga nomor, yakni tunggal putri kelas SL4, ganda putri dan ganda campuran kelas SL3-SU5. Hasilnya, ia berhasil merebut medali emas ganda putri dan medali perak tunggal putri SL4. Hari ini, Leani juga masih berpeluang menambah medali Paralimpiade Tokyo lewat ganda campuran bersama Hary Susanto. Nantinya, ia akan menghadapi wakil Prancis, Lucas Mazur dan Faustine Noel pada laga final.
Dilansir dari Antara, Leani Ratri mengalami kecelakaan pada 2011 saat usianya 21 tahun. Kecelakaan tersebut membuat ia patah kaki dan tangan kirinya. Ia pun divonis mengalami gangguan permanen, tetapi dengan tekad yang kuat ia mulai menekuni para badminton, cabor bulu tangkis untuk atlet difabel. Dari sinilah perjuangannya untuk mengharumkan nama negara bisa terwujud.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Patut bangga, kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo kali ini berhasil melampaui target yang diberikan negara
Sebelum Paralimpiade Tokyo dimulai, NPC Indonesia memiliki 4 target yang dicanangkan. Pertama, Indonesia bisa mengirim 15 atlet ke Tokyo, target tersebut justru terlampaui dengan 23 atlet yang berhasil menembus pesta olahraga empat tahunan itu. Kedua, Indonesia ikut serta dalam enam cabang olahraga, tetapi kembali terlampaui dengan berpartisipasi di tujuh cabor, yakni para atletik, para powerlifting, para menembak, para renang, para tenis meja, para badminton dan para balap sepeda.
Ketiga dan keempat adalah meraih lima medali, yakni satu emas, satu perak dan tiga perunggu hingga bisa berakhir di posisi 60 besar. Semua komponen tersebut nyatanya sudah terealisasi dan bahkan dipastikan melebihi target pada hari terkahir, Minggu. Perjuangan pahlawan olahraga bangsa ini tentunya disambut apresiasi oleh masyarakat. Pemerintah bahkan sudah menyediakan bonus pada peraih medali Paralimpiade yang jumlahnya setara dengan atlet Olimpiade Tokyo 2020 silam. Terima kasih atas perjuangan atlet untuk mengharumkan nama bangsa, semoga kerja keras mereka selalu bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang. Selamat dan semangat!