Wabah Covid-19 yang masih melanda dunia ini bikin semua orang mendadak jadi gila kebersihan. Kebiasaan cuci tangan yang awalnya dilakukan sebelum atau setelah makan aja, sekarang mungkin jadi diterapkan lebih sering lagi. Begitu juga dengan kebiasaan memakai masker. Dulu sih kayaknya cuma dipakai pas naik motor aja, sekarang setiap keluar rumah jadi dipakai terus meskipun cuma ke toko depan gang buat beli beras.
Tapi, ada satu kebiasaan yang rasanya masih sulit sekali buat diubah. Yup, memegang wajah! Sejak awal virus corona melanda, WHO udah wanti-wanti kita buat menahan diri nggak memegang area wajah saat kondisi tangan masih kotor. Soalnya kalau tetap dilakukan, bakal memperbesar kemungkinan kita terinfeksi virus. Virus yang menempel pada tangan akan dengan mudahnya masuk ke tubuh kita lewat hidung atau mulut. Walau sama pentingnya kayak rajin cuci tangan, tapi entah kenapa rasanya menahan buat nggak pegang wajah ini jauh lebih sulit! Sering banget kecolongan, karena udah jadi semacam kebiasaan. Tentang yang satu ini ternyata ada penjelasannya lo, Guys!
ADVERTISEMENTS
Sebenarnya kebiasaan memegang wajah ini sangat amat lazim dilakukan. Tapi, jadi sesuatu yang harus dihindari semenjak wabah corona melanda
Manusia jadi satu dari segelintir makhluk hidup yang punya kebiasaan memegang area wajah. Uniknya, kita sering banget melakukan ini tanpa sadar. Berdasarkan studi yang pernah dilakukan, kita sangat rentan memegang dagu, dan sekitar mulut, hidung, atau mata. Tahun 2015, pernah ada sebuah penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa kedokteran di University of New South Wales, Australia. Dari penelitian itu ditemukan fakta bahwa mereka menyentuh wajah rata-rata sebanyak 23 kali dalam satu jam. Padahal mahasiswa kedokteran lebih riskan tertular virus yang mungkin menempel di lingkungan studinya.
ADVERTISEMENTS
Kalau kata ahli, menyentuh wajah ini bisa jadi semacam mekanisme untuk menenangkan diri yang udah otomatis dilakukan gitu ketika kita sedang panik, gelisah, takut, dan lain-lain
Menyentuh wajah sendiri mungkin memang nggak ada hubungannya sama proses komunikasi manusia. Tapi kebiasaan ini sering dilakukan tanpa kesadaran. Dan ternyata semua itu berperan penting dalam proses kognitif dan emosional lo! Uniknya lagi, kebiasaan ini terjadi pada semua orang. Kalau menurut Dacher Keltner, seorang psikolog di University of California, Berkeley, menyentuh wajah bisa jadi semacam mekanisme menenangkan diri. Ini merujuk pada beberapa penelitian yang menyatakan kalau kontak skin-to-skin dapat membantu melepaskan hormon oksitosin atau hormon yang bisa meningkatkan rasa tenang dan mengurangi stres.
Beberapa pendapat lain ada juga yang mengatakan kalau menyentuh wajah termasuk cara kita mengontrol emosi dan mengendalikan rentang perhatian kita.
ADVERTISEMENTS
Ahli kesehatan nggak menampik bahwa lebih sulit mengingatkan orang buat nggak menyentuh wajah daripada buat rajin cuci tangan
Meskipun udah jadi kebiasaan, menyentuh wajah termasuk tindakan yang terjadi di bawah sadar. Mengingatkan orang buat nggak melakukan sesuatu yang terjadi di bawah alam sadar ini jauh lebih susah ketimbang mengingatkan buat berhenti melakukan hal yang jelas-jelas dilakukan dengan sadar. Kayak menyentuh wajah vs rajin cuci tangan, kita pun bakal merasa lebih mudah menerapkan rajin cuci tangan dibanding nggak menyentuh wajah. Soalnya ya itu tadi, kadang memang nggak sadar udah melakukannya.
Para pakar menyarankan buat kita memakai masker. Memang sih, nggak bisa 100 persen menghalau virus biar nggak masuk ke tubuh kita, tapi setidaknya bisa jadi cara untuk meminimalisir kita menyentuh wajah, terutama area mulut dan hidung. Plus, pakai masker juga sebagai reminder kalau kita nggak boleh sering-sering pegang area wajah. Terus kalau maskernya yang nggak sengaja tersentuh gimana? Menyentuh masker bagian depan tidak dianjurkan dan jika tersentuh harus segera dicuci pakai sabun. Sedangkan untuk area mata gimana? Memakai kacamata bisa jadi solusi kok. Kalau pakai kacamata kan jadi ada reminder biar nggak kebiasaan mengucek mata, atau menduduki tangan ketika kita merasa akan sering menyentuh wajah dalam beberapa menit ke depan.