Akhir-akhir ini semakin banyak misteri luar angkasa yang tersingkap. Setelah keberhasilan ilmuwan mengambil foto pertama black hole, sebuah studi yang tidak kalah menariknya baru saja dipublikasikan. Dilansir dari CNN, sebuah studi tentang ketahanan tubuh manusia jika melakukan perjalanan luar angkasa baru saja dirilis dalam jurnal Science. Kesimpulannya, tubuh manusia dapat bertahan selama setahun dalam kondisi sehat di luar angkasa.
Hasil itu diperoleh setelah mempelajari perubahan tubuh dari astronot Scott Kelly yang pertama kali melakukan misi satu tahun NASA dan menghabiskan 340 hari di International Space Station (ISS).
Studi ini penting untuk mengukur potensi penjelajahan antariksa ke depannya. Jika kita ingin menjelajah ke tempat yang lebih jauh, astronot bakal melakukan perjalanan yang lebih lama dan ada kekhawatiran tubuh manusia tidak akan bisa bertahan. Dan berdasarkan pengalamannya, Kelly berpendapat kalau perjalanan ke Mars itu ‘doable‘ alias realistis untuk dilakukan…
ADVERTISEMENTS
Studi ini tergolong unik karena dirancang khusus untuk Scott Kelly. Karena punya kembaran di bumi, tim peneliti bisa mengamati secara langsung perubahan DNA Scott
Studi ini memang hanya dapat dilakukan oleh Scott Kelly dan kembarannya Mark Kelly. Keduanya adalah astronot. Ketika  Scott terpilih untuk misi satu tahun NASA sepanjang tahun 2015-2016, kembarannya yang tinggal di bumi menjadi sampel pembanding untuk mengukur perubahan tubuh, sel, darah, dan DNA Scott. Karena mereka kembar, DNA-nya ‘kan mirip banget…
Makanya, kesempatan untuk meneliti perubahan itu memang tergolong unik banget.
ADVERTISEMENTS
Lalu apa saja yang berubah dari tubuh Scott Kelly? Ternyata cukup banyak, dari retina mata yang menebal, kepadatan tulang dan sistem imun menurun, dan penuaan dini
Apa yang akan terjadi pada tubuhmu jika terlalu lama berada di luar angkasa dalam kondisi mikro gravitasi dan harus melakukan perjalanan dengan kecepatan 17.500 miles/hour atau sekitar 28 ribu km/jam?
Itulah yang berusaha dijawab oleh penelitian di atas. Penelitian yang dilakukan oleh 84 ilmuwan dari 12 universitas ternama di Amerika Serikat ini, menunjukkan kalau tubuh manusia mampu bertahan selama setahun di luar angkasa, meski mengalami banyak perubahan.
Perubahan yang telah diantisipasi adalah menurunnya kepadatan tulang atau melemahnya sendi-sendi. Karena tubuh astronot hampir selalu dalam kondisi melayang, bukan berdiri tegak karena gravitasi seperti di bumi, tulang dan sendi jadi melemah. Kondisi yang sama ternyata juga menyebabkan melemahnya sistem kardiovaskuler.
Nah yang sedikit mencengangkan adalah perubahan struktur kromosom yang disebut ‘telomeres‘ dalam tubuh Scott Kelly.  Setelah setahun di luar angkasa, ujung kromosom ‘telomeres‘ Scott menjadi lebih pendek. Normalnya pemendekan kromosom ini berkaitan dengan penuaan dini, yang berarti peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler dan beberapa jenis kanker. Perubahan ini yang mungkin harus lebih diwaspadai.
ADVERTISEMENTS
Setelah lebih dari 50 tahun sejak manusia mulai misi luar angkasa, kini kita sudah mengetahui lebih banyak lagi tentang ancaman dan tantangan hidup di ‘luar sana’
Masih menurut penelitian itu, ternyata ancaman terbesar bagi astronot adalah isolasi, radiasi, jauhnya jarak dari bumi, lingkungan hostile dan tertutup, serta gravitasi yang fluktuatif. Jika mereka dapat mengantisipasi ancaman-ancaman tersebut atau membuat perawatan dan obat khusus sesuai dengan kebutuhan, maka perjalanan menuju tempat yang lebih jauh lagi bukanlah hal yang sama sekali mustahil. Scott Kelly sendiri bilang, perjalanan ke Mars itu bisa dilakukan…