Selamat ulang tahun untuk Google! Ya, hari ini (27/9) adalah ulang tahun Google yang ke-20. Siapa sih orang di dunia ini yang tidak tahu Google. Bahkan mungkin sebagian besar orang di dunia ini, memakainya tiap hari. Sampai-sampai istilah “Google” dijadikan kata kerja lho. Aktivitas mencari data di internet lebih sering disebut “googling” karena kebanyakan menggunakan Google. Bukan hanya mesin pencarian, Google juga mengembangkan berbagai produk lain kayak Android dan mengakuisisi platform lain seperti Youtube. Makanya, tidak salah jika mengatakan kalau Google memang berhasil merajai pasar internet dunia di usianya yang ke-20 tahun ini.
Tapi, mantan CEO Google sendiri yaitu Eric Schmidt, malah meramalkan dominasi Google ini tidak akan berlangsung selamanya. Ia mengatakan bahwa internet di dunia akan terbagi menjadi dua pada tahun 2028 mendatang. Salah satunya akan dikuasai oleh Google dan satunya mungkin akan dikuasai produk dari China. Kira-kira, siapa sih yang bisa menyaingi salah satu raksasa internet ini? Indonesia akan ikut yang mana ya? Baca lebih lanjut ulasan Hipwee News & Feature yuk~
ADVERTISEMENTS
Eric Schmidt, mantan CEO Google meramalkan bahwa satu dekade kedepan, internet akan bercabang jadi dua yaitu Amerika dan China
Kalau saat ini internet masih dikuasai perusahaan Amerika yaitu Google, namun sebentar lagi, akan ada raksasa baru di dunia internet yaitu China. Hal ini sudah diprediksi oleh Eric Schmidt, mantan CEO Google yang memimpin Google sejak tahun 2001 sampai 2017 lalu. Dan menurut ramalan Eric, hal itu akan terjadi dalam kurun waktu satu dekade kedepan. China memang negara yang besar dengan penduduk yang banyak. Kalau mereka bisa membuat layanan dan aplikasi internet sendiri, bisa diperkirakan kalau penggunanya akan banyak sih.
ADVERTISEMENTS
China selama ini memang terkenal ketat soal aturan internetnya. Mereka ogah menggunakan layanan atau aplikasi dari negara lain, mending membuat sendiri
Negara China nggak menggunakan layanan internet yang lazim digunakan oleh orang-orang lho. Mereka punya layanan dan aplikasi sendiri yang dibuat melalui kerja sama dengan pemerintahnya. Hal ini karena memang pemerintah China ketat mengawasi penggunaan internet di negaranya. Misalnya, mereka nggak mengenal Google sebagai situs pencarian. Sebagai alternatif, mereka menggunakan Baidu. Selain itu, dikutip dari BBC, mereka juga menggunakan Weibo sebagai pengganti Twitter, WeChat pengganti WhatsApp, dan Youku sebagai pengganti Youtube.
ADVERTISEMENTS
Tujuannya, agar pemerintah China bisa dengan mudah mengontrol penggunaan internet penduduknya. Konten yang nggak sesuai pun diblokir
Pemerintah China memang terkenal punya aturan khusus soal penggunaan internetnya. Layanan dan aplikasi internet dibuat oleh mereka sendiri tujuannya adalah agar penggunaan internet bisa lebih terawasi. Konten yang nggak sesuai di blokir sehingga memungkinkan penduduknya nggak mendapat informasi yang tidak disukai pemerintah. Penggunaan internet jadi nggak bebas.
ADVERTISEMENTS
Seiring dengan perkembangan perekonomian China yang semakin pesat, produk-produk China semakin berpengaruh dan tersebar lebih luas. Termasuk search engine-nya
Menurut Eric, Di China, ternyata produk internetnya menempati persentase terbesar untuk Produk Domestik Bruto (PDB) atau nilai pasar yang bisa digunakan untuk menghitung pendapatan nasional. Hal ini sama besarnya seperti di Amerika. Apalagi, China kan penduduknya sangat besar. Menurut World Bank, penduduk China mencapai 1,38 juta jiwa lho. Nggak heran deh kalau industri internet di China berkembang pesat dan bisa menyamai internet Amerika.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Namun dengan semakin besarnya pasar internet dan perkembangan zaman, internet sebenarnya mungkin nggak hanya bercabang jadi dua aja lho~
Bisa aja sih internet nggak hanya terbagi jadi dua, tapi menjadi lebih banyak menyesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan pasar. Misalnya aja nih, nggak hanya China yang membuat mesin pencariannya sendiri. Di Rusia, mereka menggunakan Yandex, bukan Google sebagai mesin pencarian. Aplikasi Telegram juga asalnya dari Rusia lho. Jika makin banyak negara besar yang menyadari potensi industri internet, pasti lebih banyak lagi yang berlomba-lomba mengembangkannya.
Kalau sepuluh tahun lagi hal ini benar-benar terjadi, Indonesia sebaiknya ikut yang mana ya?